32. Keputusan

50 10 0
                                    

"Hati-hati!"

"Aku akan menghubungimu nanti!"

Yuki tersenyum dan mencium pipiku singkat. Apa dia tidak bisa tidak menciumku? Yuki berjalan pergi sampai aku tidak bisa melihatnya lagi. Akhirnya aku memiliki kekasih tampan dan itu adalah Yuki. Aku melompat-lompat kegirangan masuk ke dalam rumah. Aku sangat menyukainya!

"Apa yang kau lakukan bersama Yuki? Kau kembali sehat setelah dia datang." Zack menatapku dengan pandangan curiga.

"Apalagi yang dilakukan sepasang kekasih?"

"Kekasih? Kau dan Yuki?"

"Iya, hahaha... Aku lebih dulu memilki kekasih darimu! Wlekk..."

"Tidak! Aku belum sama sekali dekat dengan Jinan. Bagaimana kau bisa dengan Yuki? Apa kau mengancamnya?" Tanya Zack membuatku sedikit marah.

Untuk hari ini aku akan memaafkannya. Hari ini aku sangat bahagia sampai aku bisa membalikan dunia ini. Apa ini jika seseorang memiliki kekasih? Arghttt... Aku harus menelpon Yuki dan mendengarkan suara manisnya lagi. Aku menahan senyuman yang akan mengembang.

"Tentu saja karena kami saling mencintai."

"Bohong! Kau pasti akan memukulnya jika tidak menerimamu!"

Mana mungkin aku akan memukul wajah tampan Yuki. Aku sangat menjaga dan menyayanginya sedemikian rupa.

"Tidak! Jika aku mengancamnya, kami tidak mungkin berkencan."

"Apa?"

"Pria tidak pernah berkencan tidak akan tahu. Aku akan memberimu saran, temui Jinan dan ajak dia pergi ke taman hiburan bersama. Jika dia menolakmu, anggap saja itu adalah misi untukmu mendapatkan hati Jinan."

"Awas saja jika saranmu membuatku semakin jauh dari Jinan!"

"Lakukan saja!"

Pria ini sangat bodoh! Tentu saja dia akan ditolak mentah-mentah. Aku saja harus tarik ulur dengan Yuki. Ternyata Yuki juga menyimpan rasa kekaguman padaku. Aku sangat mudah mengambil hatinya. Lakukan saja, Zack! Kau pasti tidak akan berkencan dengan Jinan.

"Soora! Kemarilah!" Ketua Vrans memanggilku.

Apa ada misi lain?"

"Besok datanglah ke perusahaan. Mereka meminta kesaksianmu, aku akan menemanimu."

"Baiklah!"

Apa ini menyangkut masalah kemarin? Aku tidak keberatan jika harus menjadi saksi kejadian tidak menyenangkan itu. Ketua Vrans berbalik dan pergi. Tapi, ada apa dengan pakaiannya? Apa dia baru saja memukul seseorang? Kenapa ada noda darah disana? Aneh.

☠️☠️☠️

"Unnie! Temani aku malam ini!" Jea membuka pintu kamarku.

"Ada apa?"

Malam-malam seperti ini? Aku baru saja akan mengunci pintu, kenapa anak ini menjadi sangat manja? Jea menggeleng dan masuk ke dalam kamarku. Apa dia baru saja mimpi buruk? Biasanya dia akan seperti ini jika bermimpi kejadian tidak menyenangkan.

"Kau bermimpi buruk lagi?"

"Tidak."

"Lalu?" Aku menyelimutinya tubuhku dan Jea.

Anak kecil ini pasti takut tidur sendirian. Aku mengusap rambut panjang Jea, aku seperti seorang ibu yang akan menidurkan anaknya. Jea meringkuk dan berlindung ke tubuhku.

"Unnie tidak akan meninggalkanku kan?" Tanya Jea.

"Tidak."

"Aku hanya punya kau disisiku. Aku tidak memiliki keluarga lain."

"Aku selalu ada bersamamu. Jangan takut!"

Jea memeluk tubuhku erat, apa dia bermimpi bahwa aku akan pergi meninggalkannya? Aku tidak mungkin pergi tanpa membawa Jea. Aku yang memintanya bergabung kepada Ketua Vrans dan Zack. Mereka sempat menolak ide gilaku, tapi aku berani menjamin bahwa Jea akan sangat berguna untuk tim dan itu terbukti. Dia bisa melawan musuh dengan mudah tanpa terluka.

Dia mirip denganku.

"Jika mereka pergi, aku ingin Unnie tidak sedih. Aku akan menjadi anak baik dan membantumu. Jadi, tolong jangan tinggalkan aku."

Mereka? Mereka siapa? Siapa yang akan pergi?

"Apa yang aku bicarakan Jea?"

"Kumohon, jangan tinggalkan aku!"

"Iya, baiklah." Aku mengusap punggung Jea yang bergetar.

Apa maksudnya? Aku tidak mengerti apa yang Jea bicarakan. Memangnya siapa yang akan pergi?

☠️☠️☠️

"Daahhh... Nanti kami akan jemput kalian!" Aku melambaikan tangan pada Jea dan Rami.

Senangnya bisa bersenang-senang bersama banyak orang. Rami mengandeng tangan Jea erat, tahun depan Jea akan bersekolah di tempat Rami. Aku sangat menantikan mereka besar dan bisa menemaniku minum. Rami berbalik dan melambaikan tangannya. Aku harus pergi ke perusahaan dan menjelaskan segala hal.

"Soora! Apa kau sudah tahu berita terkini?" Tanya Zack di belakang.

"Berita apa?"

"Senior Myeongbin ditemukan dalam keadaan mengerikan. Dia memiliki  wajah seperti disayat oleh binatang, beberapa tulangnya juga patah, dan paling menyeramkan adalah matanya. Sekarang dia dalam keadaan kritis."

Apa? Berita apa itu? Aku tidak mendengarnya sama sekali.

"Kemungkinan dia diserang monster saat perjalanan pulang ke rumah. Kau harus melihatnya!"

Aku melompat ke belakang dan berlari ke arah Zack. Aku tidak tahu jika terjadi sesuatu pada Senior Myeongbin. Zack menunjukkan tubuh seseorang yang begitu menyeramkan. Seluruh tubuhnya penuh dengan darah, bukan itu saja. Bola matanya, bola matanya keluar. Apa dia akan selamat? Aku bahkan belum menghajarnya lagi. Kalau dia seperti ini aku tidak bisa memukulnya. Tapi monster apa yang menyerangnya?

"Bagaimana perusahaan?"

"Mereka masih menyelidikinya. Banyak dugaan bahwa kau yang menyerangnya, tapi mereka tidak bisa melakukannya setelah melihat luka cakaran di tubuh Senior Myeongbin. Lihat, ini sangat dalam seperti luka yang didapatkan Vrans."

Benar. Ini luka yang sama persis dengan milik Ketua Vrans.

"Apa kau tahu ketua?" Tanyaku.

"Kami akan menyelidikinya, semua orang akan pergi ke tempat Senior Myeongbin ditemukan."

Pasti ini sangat menjadi pukulan bagi perusahaan. Senior Myeongbin salah satu anggota dari Tim Khusus. Tidak mungkin mereka akan diam saja jika salah satu dari anggota yang diunggulkan terluka dan sedang bertaruh nyawa. Aku akan menunggunya sampai sembuh.

Saat itu, aku yang akan menghabisinya.

☠️☠️☠️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang