44. Dia Siapa

51 10 0
                                    

"Aku akan mengantarmu hari ini." Aku melihat Manse yamg yang menjatuhkan tasnya.

Apa itu sangat membuatnya terkejut? Aku hanya ingin tahu bagaimana sekolah Manse. Mungkin aku bisa  membuat Jea bersekolah disana. Manse menunduk dan mengambil tasnya kembali. Jea sudah pergi sejak pagi hari sebelum aku bangun, entah kenapa anak itu pergi lebih dulu. Apa aku harus membeli mobil? Mobil yang sama dengan mobil tim dulu. Harganya akan jauh lebih murah, aku bisa mencicilnya dengan uang dari Inho. Jumlahnya lumayan walau hanya mencari kucing hilang.

"Saya bisa pergi sendiri!"

"Aku harus tahu sekolahmu! Jangan menolaknya Manse!"

"Terima kasih."

"Jangan terlalu formal padaku, panggil aku Noona! Aku tidak ingin ada jarak di antara kita."

Manse hanya mengangguk singkat, aku tidak ingin menambah seseorang yang bicara formal padaku. Cukup Albert saja. Dia adalah asisten rumah tangga yang sangat kompeten dan taat akan sopan santun dalam bekerja. Aku tidak akan melarangnya memanggil apapun yang dia inginkan. Aku sangat menyukai pekerjaannya.

"Apa kau tidak akrab dengan temanmu?" Tanyaku memberikannya helm.

"Tidak."

"Kalau begitu akrablah dengan Jea. Dia akan banyak membantumu, jika dia lulus aku akan menyekolahkannya di tempatmu."

"Jangan!" Teriak Manse.

Kenapa?

Aku menatapnya heran, apa ada masalah dengan sekolahnya? Apa fasilitasnya tidak memadai? Atau itu sekolah khusus laki-laki? Manse menunduk lagi, kenapa anak ini terus menunduk seperti ini?

"Apa ada masalah? Aku tidak ingin anggotaku mengalami masalah pada kehidupannya yang akan mengganggu pekerjaan. Katakan saja Manse. Jika ada yang mengganggumu katakan padaku aku akan mengurusnya. Jika sekolah itu buruk, kau hanya perlu mencari sekolah lain."

"Sa... Aku..."

Ada yang tidak beres dengan ini. Manse tidak mengatakan apapun kenapa dia menolak Jea untuk bersekolah bersamanya. Tapi saat aku sampai di sekolahnya, aku jadi paham kenapa dia melarangku. Sekolah ini sangat buruk. Apa kau pindahkan saja Manse?

"Hey! Wang Manse! Siapa yang bersamamu? Apa kau bersama seorang yang membelimu? Hahaha..."

"Dia pasti menjual dirinya."

"Dasar miskin."

Siapa anak-anak ini? Apa mulutnya tidak diberikan tata krama? Aku membuka helm dan melihat wajah mereka lebih jelas. Hanya anak-anak yang ingin aku pukul bertampang seperti ini.

"Hey! Apa kalian mengganggu adikku?"

Mereka menatapku dan saling pandang satu sama lain. Bahkan mereka lebih pendek dariku, beraninya mereka mengejek Manse. Kenapa tidak ada yang beres dari sekolah ini?

"Wah, dia cantik."

"Bagaimana Manse mendapatkannya?"

"Mungkin dia memiliki jaringan bagus. Aku juga ingin bersama Noona ini."

"Benar, aku bisa bersenang-senang bersamanya."

Apa-apaan otak mereka ini? Aku menutup wajahku kesal. Mereka masih anak di bawah umur. Mereka tidak bisa masuk rumah sakit, orangtua mereka akan marah dan meminta kompensasi dariku. Tidak! Tidak bisa! Lebih baik aku menyekolahkan Manse ke tempat lain yang lebih baik dari segi apapun. Setidaknya lingkungannya tidak seburuk ini.

"Manse! Aku pergi saja dari sekolah ini!"

☠️☠️☠️

"Saya walinya. Saya harap adik saya bisa diterima di sekolah ini dengan baik. Apa kami mendapat seragam hari ini?"

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang