59. Kehancuran

49 10 0
                                    

"Uhukkk..." Aku menatap tubuhku di balik puing-puing bangunan. Aku harus menemukan sesuatu untuk menutupi tubuhku. Aku berjalan dan merangkak pada bangunan yang telah rusak mencari sosok mayat yang mungkin pakaiannya masih utuh.

"Maafkan aku! Kalian sudah berurusan dengan orang yang salah."

Aku mengambil semua pakaian seorang laki-laki yang telah mati. Ini cukup untuk menutupi tubuhku. Jadi, apa aku membunuh kakakku sendiri? Kuharap ayah dan ibu akan bangga padaku karena telah membunuhnya. Dengan begini, kegilaan Jaeseok akan terkubur bersama dirinya.

Seberapa parah kerusakan tempat ini? Apa aku menghancurkan semua gedung? Aku merangkak dan melompat turun melewati berbagai bangunan. Bom milik Rami memang sangat luar biasa. Aku tidak menyangka bisa menghancurkan satu bangunan full.

Brukkk...

Pintu ini juga sangat rusak.

Hah... Aku bisa melihat bintang-bintang dengan sangat jelas. Apa aku sudah selesai menyelesaikannya?

"Unnie! Unnie! Tidak! Aku harus menyelamatkannya! Kalian gila! Kalian manusia gila! Bedebah sialan! Karena kalian semua dia mengorbankan dirinya untuk bertemu seseorang yang tidak ingin dia temui. Sialan! Sialan! Unnie! Unnie! Yuki Oppa! Cepat pergi temukan Unnie! Hiskk..."

Semua orang berada disini rupanya. Apa mereka ingin melihat kuburanku? Hah... Kenapa Rami juga ada disini? Ketua Vrans dan Zack juga berada disini. Ternyata mereka ingin menghadiri pemakamanku. Aku tersenyum dan berjalan ke arah mereka.

"Jea kau sangat berisik!"

Jea mendongak dan berlari padaku. Yuki tersenyum hangat disana. Aku sudah menyelesaikannya.

"Kau jahat! Hiskkk... Kenapa kau pergi karena untukku? Aku bisa melawan Vrans dan Zacky! Aku bisa membunuh mereka. Jangan lakukan lagi! Aku yang akan menjagamu, Unnie!"

"Kau bisa melakukannya setelah ini. Aku sudah menyelesaikan tugasku untuk menghancurkan Perusahaan Fabel. Aku akan beristirahat setelah ini." Aku menepuk kepala Jea.

"Maksudnya?"

"Kita tidak perlu lagi bekerja atau berurusan dengan Perusahaan Minor. Kita akan mendapatkan kehidupan normal kita, Jea. Kau, aku, Manse, Albert, Yuki. Mari hidup biasa saja seperti manusia normal lainnya." Aku menunduk dan mengusap wajah Jea.

Ini adalah misi terakhir kami untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Menjadi manusia normal tanpa berurusan dengan misi kembali. Jea menatapku dengan wajah berbinar. Dia akan tumbuh menjadi anak normal lainnya. Bermain sesuai seusianya. Itu yang kuinginkan dan Manse. Meski kami tidak akan lagi menerima misi, aku akan tetap menjaganya. Kami bisa melakukan pekerjaan lainnya yang lebih sederhana. Mungkin menangkap kucing hilang atau mengusir hantu. Pekerjaan itu lebih mudah dilakukan tanpa harus mempertaruhkan nyawa.

"Kau melakukannya dengan sangat baik!" Yuki memelukku.

"Bagaimana dengan perusahaan lainnya?"

"Aku dan Manse sudah mengumpulkan data lainnya. Kami mengikat mereka yang berurusan dengan Jaeseok dan membebaskan orang-orang yang tidak bersalah. Kami juga menemukan aliran dana untuk menyuap hakim dan beberapa orang di Perusahaan Minor."

"Kau sangat pintar, Yuki!"

"Untukmu, aku bisa melakukannya!"

Menyebalkan! Kapan kami bisa menikah? Aku ingin segera menjadi istrinya.

"Soora! Soora!" Ketua Kang berlari bersama None.

"Kau sangat gila!" Ketua Kang berteriak kencang.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya None.

Syukurlah mereka selamat, aku hampir saja ingin membebaskan mereka jika perusahaan masih mengurung mereka dan semua anggota Tim Satu. Dimana Pimpinan Lee dan Im Ayeong dan semua orang yang ingin menangkapku?

"Dimana Pimpinan Lee? Aku ingin membuat perhitungan padanya!" Aku mengepalkan tanganku.

"Tidak perlu mencarinya! Itu akan jadi urusanku termasuk kerusakan ini." Seorang laki-laki tua datang kepada kami.

Siapa dia? Kenapa semua orang menundukkan kepala mereka? Aku menatap kakek tua ini dari atas ke bawah. Apa dia petinggi Perusahaan Minor? Aku melirik Yuki yang memegang tanganku. Apa dia tahu sesuatu?

"Senang bertemu denganmu Hyeju."

"Anda siapa? Kenapa anda tahu nama asli saya?"

"Aku kakekmu!"

Kekekku? Oh...

"Apa anda kaya? Jika benar tolong urus semua masalah ini, cucu anda bernama Song Jaeseok melakukan banyak kesalahan. Saya tidak akan bertanggung jawab apapun. Saya juga korbannya dan juga korban dari Perusahaan Minor. Kirim uang pengganti ke rekening saya. Saya harus mendapatkan banyak ganti rugi, termasuk orang-orang saya!"

Aku tidak peduli siapa dia. Meski dia kakekku sekalipun, dia bukan keluargaku. Aku tidak perlu menangis dan memeluknya seperti seorang cucu yang baik. Ingatanku tidak sebagus itu untuknya. Dia selalu pergi meninggalkanku di rumah. Kami juga tidak sedekat itu.

"Tentu saja. Aku akan mengirimnya."

"Terima kasih. Tolong urus lainnya, semua berkas akan saya kirim ke perusahaan. Silahkan anda periksa. Kalau begitu, kami pamit pergi. Kami sangat lelah hari ini."

"Ya, aku akan mengurusnya!

Aku menarik tangan Jea dan Yuki. Mereka adalah keluarga yang berharga untukku. Karena bagiku, mereka yang tulus menyayangiku dan mencintaiku adalah keluarga bagiku. None dan Ketua Kang tampak berbincang dengan kakek. Itu bukan urusanku lagi. Aku tersenyum pada Manse dan Albert yang telah menunggu kami.

Aku ingin segera pulang ke rumah.

"Unnie! Kau tidak ingin bertemu mereka?"

Mereka?

"Tidak Jea, kita pulang saja. Apa menu makan malamnya? Kuharap itu makanan enak untuk kita."

"Aku suka daging!" Jea mengangkat tangannya.

"Aku suka kau!" Bisik Yuki.

Bisakah dia tidak merayuku?

"Silahkan nona!" Albert membuka pintu untuk kami.

"Noona! Apa aku bisa mengambil drone-drone itu? Harganya cukup mahal, sayang jika kita buang."

"Ambil saja!"

Jika Manse menginginkannya, dia bisa melakukannya. Kami masuk ke dalam mobil bersama dan meninggalkan tempat ini. Selamat tinggal untuk kalian semua! Aku menatap Yuki dan memeluknya. Ada masa depan yang menunggu kami. Masa yang lebih baik dari masa saat ini.

Aku sangat menantikannya.

☠️☠️☠️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang