36. Kebakaran

49 10 0
                                    

"Tolong!"

Brukkk...

Aku mendorong pintu secara paksa. Ada lebih banyak anak-anak di tempat ini. Tubuh mereka dipenuhi dengan suntikan aneh. Mereka mulai menangis ketakutan.

"Pergilah ke bawah. Disana ada jalan keluar, pergilah dan bawa kain basah jika ada. Apa kalian paham?"

"I-ya." Semua anak mengangguk.

"Apa kalian tahu tempat teman kalian?"

"Ada tempat rahasia. Disana ada teman kami."

Tempat rahasia? Dimana tempat itu?

"Dimana?"

"Di ujung tempat ini dengan pintu berwarna merah."

Pintu berwarna merah! Mereka mulai pergi satu persatu, aku berlari ke segala arah menemukan pintu berwarna merah. Jangan katakan bahwa tempat itu adalah tempat yang sama ketika seseorang mengujicobakan serum monster. Tempat seperti tempat penyekapanku dulu. Aku menatap pintu merah yang telah terbakar. Bangunan ini didominasi dengan bahan kayu yang mudah terbakar. Apa orang di dalam sana akan baik-baik saja? Aku menendang pintu dengan sangat keras. Ruangan ini penuh dengan asap yang tengah mengepul.

"Apa ada orang?"

"To...long..."

Aku memeriksa seluruh tempat ini dan menemukan seseorang yang tubuhnya telah terbakar. Bukan hanya itu saja, tubuhnya bukan tubuh manusia. Dia memiliki tubuh seperti monster air dengan cangkang dipunggungnya.

"To...long..."

Duar... Duar...

"Uhukk..."

Tubuhku terlempar sangat sangat jauh keluar. Aku merasakan seluruh tubuhku menghangat dan panas. Aku meledak lagi. Bagaimana dengan keadaan mereka semua? Aku berlari sekuat tenaga menuju tempat kebakaran yang semakin terbakar.

Aku tidak bisa menghubungi Zack atau siapapun itu. Apa mereka semua selamat?

Brukkk...

Apa itu?

"Kau cukup kuat ternyata!" Seseorang keluar dari balik api membawa tubuh seorang pria.

Dia melemparkannya begitu saja dan melihatku yang baru saja datang. Orang bertopeng lagi! Kekuatan apa yang dia miliki? Napasku memburu ketiak tahu siapa yang baru saja dia bawa.

"Yuki?"

Sialan!

"Siapa kau? Apa kau juga orang-orang bodoh yang masuk kemari? Hahaha... Bodoh! Kalian benar-benar bodoh!" Teriaknya membahana.

"Apa kau teman Aleza?" Tanyaku.

"Aleza? Hahaha... Orang lemah itu? Aku berbeda dengannya." Dia bergerak dengan cepat dan mencoba menyerangku.

Situasi ini tidak akan mudah, aku menarik tangannya dan membanting tubuhnya ke tanah. Beraninya dia melukai Yuki! Aku mencekiknya sekuat tenaga.

Blarrr...

Api? Api keluar dari dalam mulutnya? Kepalaku terbakar seperti sebuah lampion. Begitu panas!

"Hahaha..."

Aku tidak menyukai suara tawanya. Aku mengusap wajahku dan menarik semua kulit yang telah terbakar. Aku tidak ingin memperlihatkannya tapi aku harus melakukan hal ini. Wajahnya nampak terkejut atas apa yang aku lakukan. Jika hanya ini aku tidak akan mati.

"Apa kau belum pernah melihat tengkorak manusia?" Tanyaku dengan banyak rambut yang telah terbakar.

Aku menunduk dan membiarkan seluruh wajahku kembali seperti semula. Rambut pirangku kembali seperti baru, aku tidak membutuhkan lagi rambut hitam palsuku. Ini lebih baik untuk menghadapinya.

"Siapa kau?"

"Aku? Aku monster!" Aku berlari dan menyerangnya.

Ada perbedaan kekuatan diantara kami. Dia hanya mengandalkan kekuatan apinya tanpa tahu bahwa aku bisa mencekiknya. Tubuhnya terangkat ke udara.

"Siapa pimpinanmu?"

"Arkk..."

"Kau tidak akan menjawabnya. Aku tahu! Aku akan mendapatkan informasi di tempat la..."

Brukkk...

Tubuhku terpental tak kala sebuah mobil besar menghantam tubuhku. Darah keluar dari dalam tubuhku, mataku mulai memerah saat darah mengalir dari kepalaku. Menetes tiada henti, aku berdiri dan melihat orang bertopeng telah masuk ke dalam mobil.

Apa mereka tidak paham akan situasi sekarang? Aku masih ingin bersenang-senang dengan mereka.

"Soora!" Suara Yuki terdengar sangat lirih.

Dia bangkit dengan banyak luka ditubuhnya. Apa yang dia lakukan sampai seperti ini? Aku mendekati tubuh Yuki dengan tertatih-tatih. Kepalaku sangat pening berjalan kearahnya.

"Yu..."

Aku melihat mobil yang menabrak tubuh Yuki. Tubuh Yuki terlempar begitu saja ke tebing. Aku menatap semuanya dengan tidak percaya, apa yang baru saja terjadi?

"Itu hadiah untukmu, hahaha..." Mereka pergi dengan cepat meninggalkanku dengan keterkejutanku.

"Yuki!" Aku berlari ke tebing dan melihat ke bawah. Deburan ombak terdengar sangat ganas. Tidak ada Yuki, aku tidak melihat Yuki.

Tidak! Tidak!

"Yuki! Yuki!"

☠️☠️☠️

"Yuki!"

Aku terbangun dan melihat ruangan serba putih. Ingatan mengerikan apa itu? Aku menjambak rambutku dan berteriak memanggilnya. Yuki, dia! Arghttt... Apa yang terjadi? Tidak! Tidak! Tidak!

"Unnie!" Jea membuka pintu dan berlari padaku.

"Jea? Yuki? Kau tahu dimana dia?" Aku memegang bahu Jea.

Dimana Yuki? Apa dia baik-baik saja? Dia tidak pandai berenang, dia takut akan hantu. Dia tidak menyukai tempat gelap. Aku menangis sejadi-jadinya, apa yang harus aku lakukan? Ketua Kang? Dia pasti tahu! Aku mencabut seluruh alat ditubuhku dan berlari keluar. Aku akan menemukan Yuki, dia pasti berada di rumah sakit ini.

"Yuki! Yuki! Dimana kau?"

"Unnie! Unnie!" Jea memeluk erat tubuhku.

"Aku harus mencari Yuki! Lepaskan aku!"

Aku menarik tubuhku dan berlari kesana-kemari mencari sosok Yuki. Dimana pria itu? Ketua Kang! None! Mereka pasti tahu Yuki ku!

"Ketua Kang, Yuki dimana?"

"Soora?" Ketua Kang terkejut melihatku.

"Yuki... Yuki dimana?" Teriakku.

"Soora tenanglah. Maafkan, aku. Aku hanya bisa menemukan baju Yuki." Ketua Kang memberikanku kemeja putih seseorang.

Apa maksudnya? Kenapa hanya baju saja? Aku menatap None, dia hanya terdiam tanpa mau melihatku. Apa maksud mereka?

"Unnie!" Jea memeluk tubuhku.

"Hiskk..." Aku mengambil kemeja dari tangan Ketua Kang dan mencium aromanya.

Ini aroma Yuki. Aku terjatuh seketika, tidak mungkin. Tidak mungkin!

"Jea... Bagaimana ini? Hiskkk..."

Yuki! Yuki!

"Hiskkk... Arghttt..."

☠️☠️☠️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang