52. Keingintahuan

47 9 0
                                    

"Terima kasih untuk hari ini." Inho tersenyum yang cukup menyayat hatiku.

Dia tidak seperti Inho yang biasanya. Aku cukup mengenalnya sebagi pria hidung belang tapi sepertinya dia sangat mencintai seseorang yang tidak bisa dia cintai. Aku turut sedih mendengarnya. Percintaanku juga tidak sebagus dirinya. Aku kehilangan cinta pertamaku dan aku kehilangan kekasihku. Cukup buruk rupanya. Aku tersenyum pada Inho dan berjalan pergi. Kami mengantarnya sampai kembali ke rumah. Dia tidak berbicara banyak selain melamun.

Aku harap dia menemukan wanita yang baik kecuali aku. Aku tidak ingin berurusan dengan percintaan orang kaya. Terlalu melelahkan!

"Apa Oppa baik-baik saja?" Tanya Jea.

"Iya, kuharap begitu. Apa Manse sudah menyelidikinya?"

"Dia sudah mendapatkannya. Memangnya untuk apa kita tahu?"

"Mungkin saja kita berurusan dengannya. Dimana Matthew?"

"Disini!" Dia melambaikan tangannya dari balik mobil.

Apa dia bisa menyetir? Aku sangat khawatir saat melihat mobil mereka yang berjalan lambat. Aku harus menjaga Inho di dalam mobilnya. Siapa tahu kami diikuti oleh orang-orang dari Tuan Evan. Aku harus menjaga Inho dari berbagai bahaya yang mengancam nyawanya termasuk nyamuk sekalipun.

"Biarkan aku yang menyetir!"

"Duduklah saja! Aku bisa jika hanya menyetir dengan satu tangan. Kau pasti lelah di dalam sana."

Bukan lelah secara fisik tapi lelah secara mental. Terlalu banyak hal yang terjadi dan membuatku kelelahan. Mungkin tidak apa-apa untuk hari ini. Aku hanya khawatir mobil ini menabrak sesuatu, aku baru membelinya hari ini. Ini mobil hari yang kubeli dengan hasil jerih payahku. Manse memberikan kertas padaku, aku memberitahunya untuk mencari dua orang yang mencurigakan.

Pertama, adalah pria berambut merah. Ternyata dia seseorang dari Perusahaan Minor, dia salah satu anggota Tim Khusus. Apa dia berhubungan dengan Senior Myeongbin? Pasti watak mereka hampir sama. Siapa namanya? Red? Dia mirip dengan warna rambutnya. Aku tidak perlu lagi bertemu dengan orang ini. Aku bukan lagi dari Perusahaan Minor.

Kedua, Song Jaeseok. Entah kenapa aku seperti mengenal orang ini. Tapi dimana? Siapa dia?

"Noona, aku menemukan hal baru dari Song Jaeseok. Dia salah satu cucu petinggi Perusahaan Minor. Tidak ada tanda yang akurat jabatan apa yang dimiliki keluarganya. Tapi dia bukan cucu seseorang yang memiliki jabatan kecil."

Apa cucu petinggi Perusahaan Minor?

Lalu, untuk apa dia membuat banyak barang aneh? Dia bisa menjadi sangat kaya raya dengan Perusahaan Fabelnya jika diurus dengan benar. Dia juga bisa menjadi cucu yang hanya duduk saja uang mengalir untuknya. Dia hidup seperti sendok emas. Aku sangat iri. Hah... Berapa uang di rekeningnya?

"Sepertinya hubungan mereka buruk. Aku tidak menyangka dia berkaitan dengan Perusahaan Minor."

"Benar, untuk apa dia membuat monster? Dia pasti tergila-gila dengan ilmu pengetahuan seperti temanku. Temanku sampai membuat eksperimen gila di rumahnya. Saat aku melihatnya, dia membuat tikus yang memiliki dua tubuh yang menyatu. Itu seperti monster tikus. Dia sangat pintar tapi aneh. Aku takut padanya, bagaimana jika dia mencoba menjadikanku bahan penelitiannya? Itu akan mengerikan!" Jea memeluk dirinya sendiri.

"Itu hanya pikiranmu. Jika dia melakukannya bukankah dia psikopat gila?"

Psikopat gila?

"Oppa! Tidak! Jangan lakukan padaku!" Aku berteriak kencang.

"Tidak apa-apa, ini hanya akan membuatmu bertambah kuat." Jaeseok menyuntikan sesuatu padaku.

"Arghttt... Tidak! Arghttt... Oppa!"

Tubuhku seperti terbakar, semuanya seperti mengalami hal aneh. Tulang-tulangku seperti retak, seluruh tubuhku seperti remuk. Apa yang dia lakukan padaku? Belum cukup dia mengurungku berbulan-bulan tanpa diberi makan. Sekarang dia memberiku cairan aneh. Aku tahu dia sangat genius di usianya yang baru 10 tahun. Tapi dia sangat gila mengorbankan adiknya sendiri sebagai eksperimennya. Aku adiknya! Kenapa dia menculikku dan membawaku ke tempat serba putih ini. Apa dia tidak menyayangiku? Apa dia membenciku?

"Oppa!"

"Sttt... Diamlah Hyeju! Kau akan sangat kuat melebihi anak seusiamu. Kau sangat kecil untuk anak berumur 7 tahun. Aku akan membuatmu bisa mengalahkan banyak orang. Kau bisa menjadi pahlawan!"

Pahlawan? Tidak mau! Aku tidak ingin menjadi pahlawan! Ini sangat menyakitkan!

"Hiskkk... Jangan! Ini sakit!"

"Kau akan sangat kuat, Hyeju! Sangat kuat!"

Dia menatapku dengan senyuman mengerikan. Benar kata orang-orang di tempat ini, dia psikopat gila! Dia bukan manusia! Dia monster!

Kepalaku merasakan pening sangat hebat. Semuanya seakan berputar-putar di tempat. Apa yang baru saja aku ingat? Apa itu? Tubuhku ambruk dengan napasku yang sesak. Dadaku sangat panas sampai rasanya aku tidak bisa lagi bernapas. Perlahan semuanya menjadi sangat gelap.

☠️☠️☠️

"Hiskk... Hiskk..."

Siapa yang menangis? Aku membuka mataku perlahan, sepertinya aku mengenal tempat ini? Apa aku kembali ke rumah? Tubuhku mencoba bangkit dan melihat sekeliling. Jea menangis dengan banyaknya orang di tempat ini. Kenapa None dan Ketua Kang berada disini? Kenapa Matthew dan Manse menunduk dengan tubuh yang bergetar. Albert yang begitu sempurna saja juga mengusap wajahnya. Apa yang mereka lakukan di kamarku?

"Kalian kenapa disini?" Tanyaku pada mereka semua.

"Hah? Unnie? Unnie! Hiskkk... Hiskkk..." Jea memelukku dengan sangat kencang.

"Kenapa kalian berada di kamarku?"

"Kau wanita gila!" None menjitak dahiku dengan sangat keras. Tapi kenapa dia menangis juga?

Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?

"Soora, seminggu ini kau tidak sadarkan diri. Kau seperti orang mati, kau tidak bernapas, tapi jantungmu berfungsi dengan baik. Kami tidak tahu apa yang terjadi padamu. Kami tidak bisa membawamu ke rumah sakit. Anggotamu melarangku membawamu. Beberapa jam yang lalu, kau sudah mati." Ketua Kang menatapku dengan serius.

Apa dia tidak bercanda? Seminggu? Dan aku sudah mati? Aku merasakan jantungku yang berfungsi dengan baik. Apa karena ingatan kecilku kembali? Aku mengusap tubuh Jea yang terus menangis. Aku hampir saja meninggalkannya lagi.

"Maafkan aku, Jea."

"Tidak! Jangan meminta maaf!"

"Pasti kalian sangat terkejut. Tubuhku bereaksi kepada seseorang yang kukenal ketika kecil. Aku mengingat keluargaku, Jea."

"Hmm? Keluargamu?" Jea mendongak melihatku dengan wajah penuh air mata dan ingus.

Dia terlihat sangat lucu seperti anak kecil.

"Iya, aku memiliki seorang kakak laki-laki. Song Jaeseok! Dia kakakku!"

☠️☠️☠️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang