41. Mulai Dari Awal

44 9 0
                                    

"Unnie! Matamu sangat hitam!"

Aku tidak tertidur semalam hanya untuk mengurus para hantu. Mereka sangat cerewet dan tidak mau mengerti. Aku harus membujuk mereka satu persatu dan membuka konsultasi hantu jika mereka merasa tersakiti. Bukan tersakiti, maksudnya adalah ketiak mereka mengalami masalah dalam hidup. Bukan hidup, tapi hidup gentayangan mereka.

"Unnie! Kau tunggu disini saja! Aku melihat Rami, biarkan aku yang mengurusnya!"

Rami? Aku harus bersembunyi! Dia tidak boleh tahu aku berada di tempat ini. Terutama kenapa aku bisa hidup lagi. Dia pasti bertanya-tanya kenapa aku tidak mati. Aku menutup diriku di dalam mobil. Aku serahkan semuanya pada Jea. Dia adalah anak yang baik dan mandiri. Aku percaya padanya. Dia bisa mengurusnya dengan baik.

"Tolong angkat semua barang di kamar biru dan merah muda. Juga semua makanan di kotak penyimpan besar." Jea menginterupsi agen yang akan membawa barang kami.

"Kau akan kemana?" Tanya Rami.

"Kau tidak perlu tahu! Untuk apa kau tahu?"

"Aku datang untuk menjemputmu. Tinggallah bersamaku! Kau pasti kesulitan jika tinggal di tempat ini sendirian."

"Aku tidak butuh tinggal dengan orang sepertimu bahkan ketua atau Zacky. Aku bisa mengurus hidupku, kalian tidak perlu khawatir. Seseorang mengadopsiku sebagai adiknya."

Bagus, Jea! Aku mendukungmu!

"Siapa yang kau maksud?"

"Dia seseorang yang mengenal Ketua Kang. Dia baik dan perhatian padaku. Dia juga siap melindungiku dari bahaya. Kau urus saja hidupmu, kita bukan tim lagi!" Jea mengatakannya dengan sangat keras.

Aku bisa mendengar percakapan mereka berdua. Aku suka saat Jea memujiku, aku cukup baik dimata anak itu. Aku tidak akan mengecewakannya!

"Hah... Lalu untuk apa kau membawa barang-barangmu dan wanita itu?"

"Tidak mungkin aku membiarkan barangku tercampur dengan barang kalian. Aku akan mengurus milik Soora Unnie. Aku yang bertanggung jawab!"

"Kau? Apa kau juga mengurus pemakannya? Anak kecil sepertimu? Tidak mungkin."

"Mungkin saja. Kau tahu, Unnie! Meski kau pikir Soora Unnie adalah orang jahat yang telah membunuh keluargamu tapi dia orang pertama yang mengulurkan tangannya untukku. Dia yang membawaku ke tempat gelap ke dunia yang lebih terang. Dia mengajariku banyak hal. Sebenarnya aku sangat membencimu, aku sangat membenci kalian semua. Tapi, aku teringat saat kita bersama. Anggap saja semuanya tidak terjadi. Kita semua akan menjadi orang asing, kau, aku, ketua, Zack... Kita tidak perlu saling menyapa saat berpapasan atau saat bertemu. Aku sangat senang jika kalian tidak menemuiku lagi."

Jea?

Aku mengusap pipiku yang basah dengan air mata. Bagaimana mungkin anak seusianya berkata dengan sangat menyentuh hatiku? Aku sedih mendengarnya. Pertama kalinya anak itu begitu serius, tidak ada nada bercanda atau wajah polosnya. Dia seperti orang baru yang baru saja lahir. Aku harus membelikan makanan kesukaan nanti.

Satu harapanku untuk Rami, semoga dia bisa memaafkanku. Itu saja.

☠️☠️☠️

"Hah... Kita tinggal membereskan rumah ini. Sepertinya kita perlu menyewa seseorang untuk mengurus kita."

Aku tidak bisa membersihkan seluruh tempat ini. Aku juga tidak bisa selalu memasak makanan. Apa aku harus menggaji seseorang untuk membantu mengurus tempat ini? Aku juga perlu membuka lowongan pekerjaan untuk bidang IT dan satu orang lagi untuk membantuku bertarung. Mereka semua harus tahu kondisiku, aku tidak boleh menutupinya lagi. Itu hanya akan menjadi bumerang untukku kedepannya. Mungkin disekitar tempat ini ada yang membutuhkan pekerjaan. Aku bisa merekrut mereka.

"Tapi apa uangmu cukup? Tabunganku cukup banyak, kita bisa menggunakannya."

"Tidak, Jea! Uangmu adalah untuk masa depanmu. Uang itu untuk biaya sekolah dan biaya kuliah. Aku tidak bisa membuatnya untuk membiayai hidup kita. Uangku lebih dari cukup untuk menggaji seseorang. Lagipula hanya satu orang saja. Kita akan membuka pekerjaan untuk anggota baru. Ayo, kita buat bersama dan menyebarkan besok pagi disekitar tempat ini."

Apa kriteria yang cocok untuk kami berdua?

"Aku ingin dia tidak takut pada monster!" Ujar Jea yang segera kucatat.

"Lalu?"

"Dia harus kuat dan pantang menyerah. Dia tidak boleh lari meninggalkan temannya atau pergi tanpa menolong temannya. Aku ingin dia setidaknya bisa bertarung atau mempertahankan diri. Dia juga harus baik dan tidak cerewet. Usianya bukan masalah, laki-laki atau perempuan tidak masalah, siapa saja bisa mendaftar. Tapi paling utama adalah..."

Kriteria Jea sangat banyak untuk menjadi anggota tim kami. Bagaimana jika tidak ada yang mendaftar? Apa kami akan bisa menyelesaikan misi jika hanya berdua?

"Apa Jea?"

"Dia tidak takut pada Unnie! Aku ingin mereka menatap Unnie sebagai manusia biasa."

Mungkin ada manusia yang Jea bicarakan. Jika mereka terhimpit kesulitan pasti mereka akan menerima segala apa yang di luar pikiran logis mereka. Aku harus menambahkan uang yang bisa kami dapatkan jika berhasil mengerjakan misi. Mereka pasti tergiur dengan uang. Hahaha... Bagaimana jika aku menambahkan lagi batas usianya? Aku ingin mereka dalam kondisi prima dan tidak mudah mati. Dengan begitu jika aku memilih hal lain aku bisa meninggalkan Jea dengan orang-orang yang baik.

"Baiklah! Kita harus membuat brosurnya secantik mungkin."

"Aku ingin menggambar!" Jea berlari mengambil alat tulisnya.

Apa dia akan menggambar kupu-kupu atau bunga? Ini bukan pekerjaan bersantai ria. Kami membunuh orang, mungkin aku harus menggambar darah atau tengkorak. Apa nama tim untuk kami?

Tengkorak? Darah? Bunga? Kupu-kupu?

Hmm?

Blood Flower?

Jangan terlalu sulit mengejanya, aku tidak pandai dalam hal ini.

"Apa? Tim Merah?"

"Lebih mudah diingat!" Aku harus membuat banyak brosur. Aku tidak punya waktu untuk memikirkan nama lain yang sulit.

Daripada nama yang tidak bisa disebutkan para lansia, lebih baik menggunakan nama yang mudah diingat.

Tim Merah!

☠️☠️☠️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang