48. Runtuhan

63 12 0
                                        

Matthew membawa tubuhku sesaat ledakan besar terjadi pada gua. Semua bebatuan terjatuh dari atas. Aku tidak bisa menyelamatkan orang-orang yang terluka. Mereka mendapatkan kematian mereka pada akhirnya. Asap mengepul membuatku tidak tahu tempatku sekarang. Yang jelas kami terjebak pada gua ini.

"Matthew?"

"Apa kau baik-baik saja?" Suara Matthew sangat dekat padaku.

Dia bersamaku, aku masih bisa tenang bersama seseorang. Aku meraba tempat, apa ini Matthew?

"Soora apa yang kau lakukan?"

"Aku mencarimu!"

"Kau memegang dadaku!"

Dada Matthew? Dia sangat berotot, aku bisa merasakan dada bidangnya. Kenapa aku seperti wanita mesum yang terus memegangnya? Dia pasti berpikir aku wanita gila. Apa None memberikan senter padaku? Aku meraba tas dan mencari sesuatu untuk menerangi kami. Kuharap aku menemukannya. Disini sangat gelap, tidak ada cahaya yang masuk. Kenapa harus terjadi ledakan? Apa seseorang ingin mengubur tempat ini? Itu bisa dijelaskan bahwa tempat ini sangat dirahasiakan.

Sialan. Aku tidak menemukan apapun selain korek api. Untuk apa None memberiku ini?

Cahaya keluar dari dalam korek api. Aku menatap Matthew yang berada tepat di depanku. Ternyata sejak tadi kami dalam posisi seperti ini. Apa kami bisa keluar? Tempat ini sangat sempit untuk kami berdua.

"Sepertinya kita akan mati di tempat ini."

"Kita akan menemukan jalan." Matthew mencoba mendorong sesuatu di belakangnya.

"None! Apa kau mendengarku?"

"Zzzzz...."

Bagus sekali. Kami akan terjebak di tempat ini. Aku membantu Matthew dengan mendorong sesuatu. Mungkin celah atau apapun yang bisa bergeser. Bagian atas sangat riskan, bagian samping seperti batu besar sulit untuk berpindah. Tidak mungkin aku meledakkan diri. Ada Matthew bersamaku. Dia hanya akan mati.

"Soora kau menyingkirlah."

"Bagaimana caraku menyingkir?" Tanyaku padanya.

Matthew memegang kedua pundakku dan membuatku berada di bawahnya. Apa yang akan dia lakukan? Posisi ini sangat tidak nyaman.

"Bertahanlah sebentar saja." Matthew mendorong batu sekuat tenaga.

Apa berhasil?

Brakk...

Bebatuan terdorong oleh Matthew, aku bisa melihat dengan jelas ada cahaya yang muncul. Matthew mendorongnya lagi sampai celahnya semakin besar untuk kami. Aku mendengar suara air yang mengalir. Apa kami menemukan gua bawah tanah?

"Keluarlah!"

Aku merangkak keluar lebih dulu. Ini memang sebuah aliran air bawah tanah. Bagaimana sekarang? Aku melirik Matthew yang keluar.

"Bagaimana sekarang? Ada dua jalan!"

Kanan atau kiri?

Matthew menengok ke kanan dan ke kiri. Aku tidak pandai menemukan jalan keluar. Mungkin dia peka pada keadaan alam sekitar. Dia seorang monster yang bisa menentukannya. Matthew berjalan ke kiri dan aku mengikutinya. Aku sampai lupa pada tubuhku yang penuh dengan peluru. Sepanjang jalan aku mengeluarkan semua peluru dari dalam tubuhku. Dari tangan, perut, dada, kaki, punggung, semua bagian sampai tidak ada yang tersisa kecuali darah yang telah mengering.

"Matthew kau tahu jalannya?"

"Tidak tahu. Tapi kita pasti menemukan jalan keluar."

Dia sangat yakin sekali.

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang