55. Makan Malam

61 11 0
                                        

"Noona, k-kau sangat cantik!" Manse menutup mulutnya melihatku.

"Apa kau ingin pergi berkencan dengan seorang pria?" Selidik Jea.

"Apa itu dengan None Hyung? Kalian akan pergi bersama?"

Aku tersenyum pada mereka, aku cukup gugup malam ini. Kapan terakhir aku pergi dengan seorang pria? Wajahku tiba-tiba saja panas tanpa sebab. Ini hanya akan jadi makan malam biasa untuk kami. Aku tidak boleh gugup saat bersama None. Dia temanku!

"Soora? Apa kau sudah siap?"

None terlihat sangat berbeda malam ini. Dia memakai jas dan menata rambut panjangnya menjadi sangat rapi. Aku tidak tahu dia memiliki sisi seperti ini. Dia terlihat tampan. Aku sangat malu mengakuinya. Aku mudah sekali tergoda oleh wajah seseorang. Pantas saja Ketua Kang sering mengatakan bahwa aku sering menggoda seseorang.

"Wah, kalian sangat serasi. Aku mendukungmu, Unnie! Lakukan yang terbaik Oppa!" Jea menunjukkan dua jempolnya.

"Pantas saja beberapa hari ini Hyung terlihat gelisah. Apa kau menyiapkan acara spesial hari ini?"

"Bisakah kalian diam saja!" None menatap dua anak dengan marah.

Dia mudah digoda! Aku menarik tangan None pergi sebelum semuanya hancur sebelum kami pergi.

"Astaga, None. Ini mobilmu?" Tanyaku pada None.

Ini mobil yang sangat mahal. Aku hanya melihatnya di acara TV saja. Apa ini sungguhan nyata? Ternyata dia sangat kaya raya. Aku tidak menyangkanya, dia selalu memakai pakaian yang bukan dari perusahaan dan telihat sebagai seseorang kutu buku.

"Tentu saja, masuklah!" None membuka pintu untukku.

Pria ini berubah menjadi lebih manis daripada gula.

"Ini untukmu!" None memberiku bukan mawar besar.

Bukankah ini terlalu manis? Aku tersenyum dan menghirup bunga pemberiannya yang begitu harum. Dia menyiapkannya dengan sangat baik. Kenapa dia bisa melakukan banyak hal seperti ini?

"Terima kasih, None. Bunga ini sangat cantik."

"Menurutku bukan bunga itu yang cantik."

"Hmm?"

"Kau lebih cantik dari sebuah bunga. Malam ini entah kenapa aku melihatmu sangat menawan melebihi apapun." None menyembunyikan wajahnya dibalik lengannya.

Astaga!

Aku menahan senyuman dan menutup wajahku dengan bunga. Semakin lama None mengingatkanku pada Yuki. Apa mereka memiliki selera humor yang sama? Kalau begitu aku menyukainya.

"Kau ini! Cepat pergi! Kita mau disini terus?" Tanyaku.

"Entahlah, aku sekarang ingin melihat wajahmu saja."

Pria ini!

"None!!" Aku memukul baju None.

Aku malu! Aku sangat malu jika dia berterus terang begitu. Kenapa dengan pria ini? Aku tidak mengerti dengan sifatnya. Aku tidak paham.

"Hahaha... Aku hanya mencoba menjadi dirimu!" None menjitak dahiku.

Mencoba menjadi diriku? Memangnya aku seperti itu? Aku mencubit perutnya sekeras mungkin, aku tidak akan lagi terpengaruh olehnya. Tidak akan.

Apa ini? Aku mengeratkan peganganku pada None. Apa kami akan makan malam di tempat semahal ini? Apa dia serius? Aku meneguk ludahku susah payah. Apa aku bisa masuk bersama None? Aku lebih gugup sejak masuk ke tempat ini. Lebih banyak orang kaya berada di tempat ini. Aroma uang begitu tercium.

M I N O R ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang