Prolog (1)

16.2K 941 22
                                    

'The Only One'

E-book series bertemakan fantasi ini menjadi favorit utama bagi para pecinta BL.

Tidak hanya cover buku, alur cerita e-book tersebut terlihat menarik. Meski bisa di katakan seperti cerita para umumnya, e-book The Only One ini sukses memainkan perasaan para pecinta BL yang membacanya.

Diceritakan seorang protagonis pria bernama Noel Agathias, putra bungsu dari keluarga utama Kerajaan Lains, tumbuh tanpa kasih sayang keluarganya.

Sejak kecil, raja tidak pernah sedikitpun memperhatikannya. Di ikuti dengan kedua kakak laki-lakinya yang secara terang-terangan memandang Noel rendah bagaikan kumpulan sampah. Sang ibu sudah pergi mendahuluinya ketika Noel masih berusia tujuh tahun.

Lahir di malam natal tidak membuat Noel mendapatkan keajaiban dalam hidupnya. Sekuat apapun Noel berdoa, berusaha, tidak ada hasil yang ia dapatkan.

Sampai waktu dimana Noel mendengar bahwa kerajaan Lains akan runtuh. Raja sibuk untuk mencari cara agar kerajaan tetap kembali bangkit, tidak kalah dengan kekaisaran Helliconia yang mencoba untuk mengambil alih kerajaan.

Di situ Noel merasa dewa memberikannya kesempatan. Dengan berani Noel maju, menyerahkan dirinya kepada kekaisaran agar dapat membantu membangkitkan kerajaan Lains.

Kaisar melihat keberanian di mata Noel menyetujui.

Beberapa perjanjian kaisar dan raja lakukan, termasuk pernikahan Noel dengan putra mahkota kekaisaran. Sedikitpun Noel tidak menolak maupun ikut serta dalam pembuatan perjanjian. Ia menyerahkan seluruhnya kepada raja yang merupakan ayahnya itu.

Secara tidak langsung perjanjian dimaksudkan untuk menjadikan Noel sebagai tawanan kekaisaran. Noel akan sepenuhnya menjadi milik kekaisaran dan kerajaan tidak akan ada lagi sangkut pautnya dengan kehidupan Noel. Tetapi jika Noel melakukan hal gegabah, kerajaan akan menjadi imbasnya.

Dari sana Noel dapat melihat bagaimana wajah ayahnya saat menyetujui perjanjian itu. Sang ayah tidak menunjukkan sedikitpun ekspresisehingga Noel menganggap bahwa ada atau tidak adanya Noel di hidupnya tidaksedikitpun berpengaruh di kehidupannya.

Tak lama, pernikahan dilaksanakan. Putra mahkota sejak awal tidak memiliki ketertarikan pada Noel, berkata dengan kasar untuk tidak mendekatinya.

'Ini hanyalah pernikahan politik, jangan berharap apapun dari ini semua.'

Noel menurutinya. Sedikitpun ia tidak menyapa, berbicara, dan melakukan kontak fisik dengan putra mahkota. Tidur pun berada di kamar berbeda.

Tetapi hal tersebut membuat pandangan awal para pelayan yang sudah buruk kepadanya, semakin begitu buruk saat tahu putra mahkota secara terang-terangan mengacuhkannya.

Sampai seorang pelayan berani memerintahkan Noel untuk melakukan bersih-bersih. Noel sekali lagi menurut.

Ia tidak akan melakukan hal buruk yang akan membuat kerajaan semakin hancur nantinya.

Cerita di percepat tiga tahun kemudian. Diceritakan keadaan Noel semakin buruk, tidak ada satu pun seseorang berada di sisinya.

Disisi lain, seorang putra kedua Duke di kekaisaran yang sangat menyayangi putra mahkota melakukan penyerangan besar-besaran pada kekaisaran.

Bernama Jean Lucian Elouan, seorang pria dengan ambisi tinggi untuk menghancurkan kekaisaran. Dikatakan bahwa sejak awal kaisar dan duke yang merupakan saudara kandung memiliki hubungan yang tidak baik. Duke meninggal dengan memiliki dendam terhadap kaisar, dan kedua anaknya menjadi korban dari itu semua. Jean tumbuh dengan kebencian mendalam terhadap keluarga utama kekaisaran, kecuali putra mahkota.

Penyerangan tidak dilakukan secara langsung. Jean melakukan kambing hitam kepada Noel yang saat itu sedang dalam keadaan sakit.

Noel di tuduh sebagai mata-mata kerajaan Lains, meski semuanya tahu bahwa tidak sedikitpun Noel pernah keluar dari istana ataupun melakukan kontak dengan orang luar.

Tentu, tanpa adanya siapapun di sisi Noel, dengan mudah Noel di jatuhkan. Sedihnya, keluarga yang selama ini Noel perjuangkan hancur begitu saja saat melihat seluruh keluarganya mati di depan matanya sendiri.

Noel merasa hancur. Di tambah keadaan kekaisaran yang sedang dalam keadaan tidak baik setelah kematian seluruh keluarga kerajaan Lains.

Saat Noel merasa tidak ada lagi yang dapat ia lakukan, dewa memberinya kesempatan sekali-lagi dengan datangnya putra mahkota kehadapan-nya dan berlutut. Pria itu meminta Noel untuk bekerja sama dengannya.

Singkat cerita Noel menerimanya. Melakukan segala hal dan mengumpulkan bukti untuk dapat menjatuhkan Jean.

Untuk pertama kalinya, usaha Noel berbuah.

Jean dinyatakan bersalah dan seluruh keluarga Duke di singkirkan dari kekaisaran. Jean sendiri di eksekusi menggunakan guillotine.

Tidak hanya itu, yang membuat novel ini memainkan perasaan para pembacanya, protagonis hanya mendapatkan sedikit kebahagiaan sampai akhir hayatnya.

Pada seri buku terakhir, cerita di akhiri dengan kematian Noel akibat penyakit yang di deritanya. Meski cinta tumbuh di antara Noel dan Putra Mahkota, hal itu tidak membuat penyakit yang di alami semakin membaik. Sejak awal saat Putra Mahkota meminta untuk bekerja sama, keadaan Noel tidak lagi memungkinkan.

Setidaknya, Noel tidak mati dalam kesendirian.

Perjuangan Noel dan alasan tidak berdasar milik Jean sebagai villain di dalam cerita membuat banyak pembaca menuangkan teori-teori mereka.

Mulai dari teori klise sampai teori berat, semuanya terlihat begitu masuk akal sehingga menimbulkan perdebatan di dalam forum.

Salah satunya adalah Christ. Pria berusia 25 tahun, fudanshi garis keras. Christ menjadi salah satu pembaca yang ingin Noel dan Jean mendapatkan akhir bahagia. Kedua karakter itu menjadi karakter favorit bagi Christ. Ia bahkan rela membeli begitu banyak merch sampai memenuhi kamarnya. (Dengan ilustrasi yang di sama seperti di cover buku)

Ketika ia membaca series terakhir e-book The Only One, Christ hampir mengumpat di hadapan boss nya saat sedang melaksanakan rapat. Untung ia masih bisa mengendalikan dirinya.

"Bagaimana dengan ceritanya?"

"Sialan, kenapa Noel ikutan di buat mati sih?" Ucap Christ kesal, menatap pria di sebelahnya dengan tajam. Sedangkan yang di tatap hanya tersenyum.

Penulis The Only One, yang merupakan sahabat sejati Christ itu mengusap pundak sahabatnya pelan. Merasa tidak ingin berhenti tertawa melihat ekspresi yang di buat oleh Christ. Bisa ia ingat juga bagaimana Christ menahan umpatannya saat diam-diam membaca di tengah-tengah rapat.

"Ya mau bagaimana lagi. Dari awal kan Noel sudah sekarat."

"Tapi kan bisa di buat sembuh, kayak kasih obat ajaib atau gimana gitu. Nggak harus mati juga."

"Loh kok ngatur, kan aku maunya sad ending."

Christ mendelik. Memilih untuk memakan makan siangnya daripada melihat ekspresi menggoda sahabatnya itu.

Jam istirahat kerja biasanya Christ gunakan untuk makan siang, bersama dengan sahabatnya di restoran seberang kantor. Seperti saat ini ia sedang menikmati makan siang setelah tuntas membaca habis series terakhir The Only One.

"Ya sudah nanti aku buat series bonusnya. Biar terjawab semua teori-teori liar itu dan kamu nggak ngambek lagi." Ujar Milo, sahabat Christ itu.

Christ yang mendengarnya langsung mengangkat kepala, melihat wajah sahabatnya selama sepuluh tahun ini dengan semringah.

"Benar?"

"Huum, jangan cemberut lagi. Habiskan makannya, sebentar lagi jam istirahat mau selesai. Aku akan membayar dulu."

Christ menurut. Memakan makanan dengan cepat saat Milo berdiri dari sana dan berjalan menuju kasir.

Tidak lama setelah Milo meninggalkannya, keributan terdengar dari luar restoran. Christ mendongak kearah kaca untuk melihat bagaimana sebuah truk melaju kencang kearahnya.

Christ tidak bergerak, tidak tahu bagaimana bereaksi saking terkejut sampai rasa sakit menghantam tubuhnya.

"CHRIST!"

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang