Prolog (2)

9.1K 774 14
                                    

Sepertinya hidupnya memang hanya sampai di sini.

Tubuhnya terasa ringan, seolah rasa sakit di akibatkan truk tadi hanyalah mimpi semata. Meski begitu, kegelapan yang Ia lihat setelah menutup mata tergantikan dengan tempat berwarna putih tanpa ujung.

Ia berdiri, tanpa luka, tanpa rasa sakit. Kakinya juga melangkah dengan sendirinya tanpa bisa Christ perintah.

"Surga kah? Nggak mungkin, aku kan fundashi hardcore." Gumam pria itu sembari melihat sekitarnya.

"Memang bukan surga."

"Hua!"

Christ berteriak begitu kencang saat mendapatkan keberadaan seseorang di belakangnya. Dengan tiba-tiba bersuara membuat Christ terkejut bukan main.

Sosok seorang pria, dengan rambut berwarna putih seperti perak dan mata merah darah. Pakaian ikut berwarna putih sehingga Christ merasa pria di hadapannya ini sangat bersinar. Pria itu berada hadapannya dengan kaki yang... tidak menapak tanah?

Seketika wajah Christ memucat.

"HANTU!" Christ langsung berlari menyadari. Kali ini kakinya dapat ia kendalikan, jadi Christ menggunakan seluruh tenaganya untuk berlari.

Sudah jauh Christ berlari, tidak ada tanda-tanda bahwa Christ akan berada di ujung ruangan ataupun jalan keluar. Jadi ia menoleh untuk melihat apakah hantu sebelumnya mengejarnya atau tidak.

"Cari siapa?"

Wajah pucat itu berada tepat di depan wajah Christ. Menampilkan ekspresi bingung yang menurut Christ terlihat lucu-

"AAAAAA! PERGI SANA!"

Christ berteriak dan akan kembali kabur jika pria itu tidak menarik tangannya, menahan Christ untuk berada di tempat.

"Tunggu dulu! Saya bukan hantu!" Ujar pria itu. Melayang ke hadapan Christ agar pria itu dapat melihatnya.

Christ tidak mempercayainya. Menutup mata rapat-rapat agar tidak melihat pria yang ia sebut hantu itu.

"Terus kalau bukan hantu apa? Jelas-jelas kamu melayang gitu! Pasti kamu keponakannya pocong kan? Ngaku!" Ucap Christ cepat. Tentu saja, di dunianya kan tidak ada yang dapat melayang. Meskipun ada, pasti itu bukan manusia.

Hantu itu, menghela napas. Ia menapakkan kakinya di atas tanah dan menarik-narik tangan Christ agar dapat menarik perhatiannya.

"Lihat, kaki saya sudah menapak. Kamu tidak perlu takut lagi." Ujar hantu itu sembari menunjuk pada kedua kakinya yang tanpa alas.

Christ perlahan membuka matanya. Benar saja ketika ia menunduk, kaki hantu itu tidak lagi melayang seperti sebelumnya.

"Ternyata di dunia kamu tidak ada sihir ya? Tidak menyenangkan." Hantu itu menggenggam kedua tangan Christ dan mengayunkannya dengan semangat. Christ sendiri masih terbengong mencerna apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Jadi ini benar bukan surga?" Ucap Christ kemudian setelah menetralkan ekspresinya. Kali ini ia bisa melihat dengan jelas wajah pucat itu. Seperti yang Christ pikirkan sebelumnya, wajah itu terlihat sangat lucu. Jika ia tidak melihat kondisi, mungkin Christ akan mencubit pipi penuh lemak itu dengan sekuat tenaga.

Itu adalah impiannya untuk memilih pipi tembam!

"Bukan. Ini tempat dimana jiwa-jiwa seperti kamu berada."

"Bukannya sama saja?"

"Hmm.. beda? Soalnya kamu bertemu dengan saya, bukan malaikat. Jadi ini bukan surga." Jelas hantu itu.

Christ mengangguk mengerti sebelum menyadari sesuatu. "Terus kamu ini siapa? Kenapa kamu di sini? Aku yakin aku pasti sudah mati karena kecelakaan tadi."

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang