Perjalanan menuju tempat yang dimaksud oleh anak tanpa nama itu lumayan jauh. Beberapa kali mereka kembali berpapasan dengan kedua penculik mereka meski sudah mengambil jalan yang berbeda. Dan beberapa kali pula mereka harus bermain kejar-kejaran dan bersembunyi menghindari keduanya.
Hari kembali gelap. Christ sudah tidak kuat untuk kembali berjalan. Beruntung mereka sudah sampai. Tidak ada lagi dua orang jelek yang mengejar mereka.
Pakaian keduanya tidak utuh seperti sebelumnya. Penuh dengan robekan dan tanah. Akibat dua penculik mereka menggunakan sihir untuk menangkap. Paling parah mereka bersamaan terjatuh ke dalam jurang (meski tidak dalam).
Christ duduk di batu dekat lokasi. Membiarkan anak itu berdiri di tengah-tengah dengan kepala menunduk. Mulutnya bergerak menggumamkan sesuatu yang tidak Christ mengerti dan membuka tangan.
Seketika cahaya berwarna merah menerangi sekitar. Semakin lama melebar dan akhirnya membentuk lingkaran seukuran pintu masuk.
"Hey!"
Sial!
Terlihat dua penculik tak jauh dari tempat mereka. Christ langsung berlari mendekati seseorang yang menemaninya selama ini. Sayang, kedua penculik itu lebih cepat. Menggunakan sihir untuk menggerakkan akar pohon dan melilit kaki Christ.
Dengan kasar menarik membuat Christ terbentur sebelum tergantung di atas. Christ berusaha untuk tidak panik. Ketinggian yang lumayan akan membuat Christ mati jika terjatuh, karena kepalanya akan terbentur terlebih dahulu. Jadi ia tidak akan melakukan hal ceroboh membuatnya terjatuh.
"Jangan coba-coba untuk berlari lagi." Ucap laki-laki itu kepadanya. Berjalan mendekat dan menambah akar tumbuh di sekitar tubuh Christ. Akar-akar yang lumayan tajam, jika Christ terkena sepertinya ia akan langsung terluka.
"Kalian itu seperti tikus. Pada akhirnya mudah untuk dijebak." Seorang perempuan muncul. Memberikan tatapan meremehkan. Tersenyum ketika Christ meringis kesakitan.
"Kalian bahkan tidak sadar kalau kami sengaja mengarahkan kalian ke tempat ini."
Christ membelalak.
Jadi itu alasan mengapa mereka selalu bertemu meski sudah mengambil jalan yang berlawanan arah?
Secara tidak sadar mereka akan memilih jalan yang berlawanan agar tidak tertangkap. Dan itu menjadi kunci untuk dapat membawa mereka ketempat yang diinginkan.
Kenapa aku bisa nggak sadar?!
Christ mengepakkan tangannya erat. Tidak. Wajar untuknya tidak sadar. Tetapi seharusnya anak itu menyadarinya.
Dan perkiraan Christ meleset. Anak itu terlihat menunduk. Christ tidak dapat melihat ekspresinya dari ketinggian ini. Seolah benar-benar tidak tahu dengan rencana kedua penculik ini.
"Kami sudah mengetahui keberadaan kalian saat merasakan sisa sihir di pohon itu. Dan kami memutuskan untuk menjebak kalian. Tidak ku sangka ternyata memang ini juga menjadi tujuan kalian."
Laki-laki itu tersenyum menyeramkan. Tangan ia tutup membuat ikatan akar semakin mengeratkan. Christ meringis. Pergelangan kakinya terasa sangat sakit.
Anak itu tidak mengatakan apapun. Terus diam ketika dua penculik secara meremehkan. Mengejek kebodohannya dan anak itu.
Plak!
Sebuah sepatu mendarat di atas kepala laki-laki itu. Tawanya yang menggelegar langsung berhenti di ikuti perempuan disebelahnya. Menatap tajam ke arah Christ yang mencoba menatap polos.
"Ma-maafkan Noel! Sepatunya terlepas! Noel tidak bisa memperbaikinya karena terbalik!"
Christ berusaha menahan tawanya. Tidak tahan dengan ekspresi kesal yang diberikan laki-laki itu. Ide melepaskan sepatu tiba-tiba saja muncul. Kebetulan memang sedang longgar di kakinya, jadi sekalian saja ia lepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Noel
FantasyHidup sebagai Fudanshi veteran sudah menjadi kenikmatan bagi Christ. Di tambah seluruh asupan yang ia miliki berasal dari sahabatnya, Milo. Bagaimana jika salah satu asupan Milo menjadi boomerang baginya? Akankah Christ bisa menghadapinya atau bahka...