Seventeenth

4K 514 2
                                    

Pesta berakhir dengan lancar. Seluruh bangsawan mengucapkan terima kasih dan selamat kepada Janvier atas kesuksesan festival dilaksanakan serta gelar putra mahkota yang sudah di sematnya.

Terima kasih di ajukan ke Janvier karena Federic sudah tidak ada lagi di tempat. Kalau kata Draco, pria tua itu sudah kembali di ruangannya untuk bekerja. 

Hari sudah semakin larut. Hanya ada dirinya dan Pascal saat ini. Janvier dan Alain sedang mengantarkan keluarga kekaisaran untuk kembali ke kamar mereka yang ada di istana kerajaan. Draco sendiri berada di ruangan Federic untuk membantu pekerjaan pria tua itu. Sedangkan Akebi mengantar kepergian para bangsawan keluar dari istana.  

Untuk Adaire, sepertinya perempuan itu membantu pelayan lainnya.

Tubuhnya terasa begitu lelah karena aktivitas yang dilakukan. Ia bahkan sudah terkantuk-kantuk dengan menggenggam erat tangan Pascal. Noel mengikuti dari samping. Kadang Christ mengajak berbicara dengan Noel agar tidak tertidur begitu saja di jalan.

"Ingin kakak gendong?"

Christ menggeleng. "Noel masih bisa beljalan sendili."

Keheningan melanda keduanya. Berjalan menyusuri lorong untuk pergi ke kamar-

"Kakak? Ini bukan alah kamal Noel."

"Memang bukan."

"Eh?"

Tak lama mereka memasuki kamar yang asing bagi Christ. Satu tempat tidur mewah, meja dan kursi kerja di seberang kasur, lemari baju, dan peralatan lainnya.

"Tolong ganti pakaiannya."

"Baik." Pelayan pria berumur tanpa suara muncul di sebelah Christ membuatnya terkejut. Chirst di bawa ke walk in closet untuk digantikan piyama yang memiliki ukuran pas dengan tubuh Noel. 

Kok bisa punya? Adalah pertanyaan yang timbul di benak Christ.

Sesudahnya, Christ di bawa keluar dan di dudukkan di atas kasur. Dengan itu, pelayan itu pergi begitu saja tanpa sempat Christ mengucapkan terima kasih.

"Ternyata pas."

Pascal duduk pada kursi kerja. Tangan kanan menopang kepala di atas meja. Pakaiannya sudah berganti ke piyama. Dengan dua kancing dari atas terbuka menampilkan otot dada yang begitu menggiurkan.

Di atas meja pemuda itu ada tumpukan kertas setinggi dua buku kamus bahasa inggris yang sepertinya baru akan dikerjakan nantinya.

"Kakak tidak tidul?" Tanya Christ setelah melihat itu. Pascal menggeleng. Hanya menunjuk kertas-kertas sebagai jawabannya.

"Tidurlah terlebih dahulu. Sudah mengantuk bukan?" Pascal memulai pekerjaannya. Sudah fokus dengan kertas yang satu persatu di gores menggunakan pena mahal.

Christ menuruti perkataan Pascal. Merebahkan tubuhnya di atas kasur yang lebih empuk dari pada kasur miliknya. 

Waktu semakin berlalu. Christ tidak bisa membuat dirinya tertidur mesti tahu bahwa tubuhnya merasa lelah. Helaan napas terdengar. Christ melihat ke arah Pascal yang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

"Kenapa tidak tidur? Ada yang lagi kamu pikirkan?" Tanya Noel ikut berbaring di kasur Pascal. 

'Tidak. Hanya tidak bisa tidur saja.'

"Itu aneh. Biasanya kamu akan langsung tertidur kalau ketemu kasur. Seperti kerbau."

'Noel. Jangan ikutan.'

"Aku bercanda." Noel terkekeh di sebelahnya.

Karena merasa tidak akan tertidur lagi, akhirnya Christ memutuskan untuk menuruni ranjang. Tentu dengan bantuan seprai agar tidak meluncur jatuh.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang