Thirty Fifth

1.5K 152 3
                                    

"Ada apa dengan wajahmu?"

Di sebuah area seperti hutan, yang menjadi tempat bagi Christ untuk berlatih sihir selama tiga hari ini, Christ menghampiri Ian yang bersandar pada salah pohon disana.

Christ mengerutkan kening mendengar pertanyaan dari Ian. Mengangkat tangan untuk menunjuk diri sendiri, Christ kembali bertanya. "Noel?"

Ian memutar bola mata. Menegakkan tubuh ketika Christ sudah didekat hanya beberapa langkah.

"Wajahmu seperti sehabis dipukul massa."

"Hah?"

Christ tidak mengerti. Ia tidak merasakan apapun di bagian wajah selain rasa berat.

Dengan hanya satu jentikkan, sebuah cermin muncul di tangan Ian. Remaja itu menyerahkan cermin dan diterima baik oleh Christ.

"Wah-"

Sebenarnya Ian hanya melebih-lebihkan. Wajahnya merah di bagian pipi serta mata sembab. Rambut putih keperakkan mencuat kemana-mana membuat Christ terlihat berantakan sekarang.

Christ bisa seperti ini karena saat pagi tadi, Christ mengantarkan kepergian Adaire serta Draco. Tentu Pascal juga. Christ menangis kencang dan memeluk Adaire tidak ingin pengasuhnya pergi. Ia sampai harus di tarik oleh Janvier yang ikut mengantarkan.

Christ tidak berhenti menangis hingga dua jam lamanya. Dan inilah hasilnya. Wajah berantakan Christ sekarang yang dikatakan seperti sehabis dipukul massa oleh Ian.

Christ mengembungkan pipi kesal. Rasanya akan menangis kembali mengingat kejadian tadi pagi.

"Apa yang ingin kamu pelajari hari ini?"

Ian mengalihkan perhatian Christ. Pemuda itu sudah kembali ke tempatnya, kini tangannya memegang ranting kering yang memiliki satu daun di sisi ujung.

"Um, menggelakkan barang sudah, menguasai elemen sudah, cala melakukan telepoltasi sudah. Apa ya yang harus Noel pelajali lagi?"

Sesuai dengan buku, Noel diceritakan tidak terlalu dapat menguasai banyak begitu jenis sihir meski memiliki kapasitas mana yang luar biasa. Hal tersebut dikarenakan tipe mana Noel yang hanya dapat menerima dan menyalurkan, tidak mengaplikasikan.

Sebagai misal, jika ada seseorang yang berada di dekat Noel, secara sadar atau tidak sadar Noel dapat menerima dan dapat dikatakan mengambil mana seseorang yang berada di dekatnya itu.

Noel juga bisa menyalurkan mana miliknya kepada orang lain. Misal seseorang di dekatnya sedang mengalami kekuarangan mana, Noel bisa menyalurkan mana-nya pada orang itu sehingga memiliki mana kembali.

Mungkin terdengar membingungkan, maka dari itu Christ menyingkatnya dan mengatakan Noel seperti bensin.

Dapat di isi, dapat mengisi.

Terdengar ambigu.

Dan selama ini Christ belajar sihir yang memang bukan di bidang seharusnya. Christ berpikir setidaknya Ia bisa menggunakan sihir untuk melindungi dirinya. Barulah Christ bisa untuk membantu orang lain nantinya.

"Tlansfel?"

Terlihat Ian merubah posisi tubuhnya. Celetukkan menyadarkan pemuda itu dari keterdiamannya menatap Christ.

"Kau ingin belajar tipe sihir itu?"

Christ mengangguk tanpa sadar. Kini ia alihkan perhatian sepenuhnya pada Ian yang terlihat seperti menimang-nimang.

"Kurasa tidak ada salahnya." Lalu Ian mengangguk. Menjentikkan tangan sekali lagi untuk memunculkan sebuah bola kristal.

Ukurannya tidak lebih dari genggaman Ian, beda dengan genggaman Christ yang terlihat lebih kecil di bandingkan milik Ian. Jadi ketika Ian menyerahkan bola kristal itu pada Christ, Christ harus menggenggamnya menggunakan dua tangan.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang