Tenth (Act 2)

348 42 9
                                    

Ide yang diberikan Janvier benar-benar tidak terpikirkan oleh Noel.

Jujur saja, Noel lebih tidak menyangka mereka akan menggunakan ide dari sang kakak untuk mencari dukungan dan sekutu dari wilayah kekaisaran. Alasannya sangat sederhana. Seseorang yang akan mereka gunakan (yang Janvier katakan meminta bantuan) adalah seseorang yang mendapat gelar bangsawan karena bakat luar biasa yang dimiliki. Tanpa gelar itu, sosok itu hanyalah seorang pria yang terlahir di desa kumuh pinggir kekaisaran.

"Jadi kalian ingin para bangsawan membelot dari kekaisaran dan mendukung kerajaan Lains?" Tanya seorang pria dengan rambut ungu yang terlihat kusut. Kulit tan nya memiliki tambahan luka dari yang terakhir Noel ingat serta mata kuning yang mulai memancarkan cahaya setelah Janvier sadar.

Sosok itu, Alain, duduk sisi kosong tempat tidur Janvier sembari memeluk sang kekasih dari samping. Tangan kanannya tanpa henti membelai surai hitam milik Janvier  yang menyerahkan kekuatan tubuh di dada kekar Alain.

Kalau bukan dalam percakapan serius dan tidak di depan para orang dewasa, Noel akan menjedutkan keningnya gemas pada dinding. 

Ia tidak tahan melihat skinsip antar kakaknya dan Alain yang terlihat sangat wow itu.

"Tidak sampai membelot. Cukup mengubah pandangan mereka dan membuat kepercayaan mereka beralih ke kerajaan Lains." Jawab Pascal menjelaskan. Ia memberikan beberapa dokumen yang sudah di buatnya beberapa hari lalu. Dokumen yang berisi tentang sisi gelap kekaisaran, sebagai bukti agar siapapun yang membacanya mengetahui sisi lain dari kekaisaran yang selama ini terlihat beggitu suci dan baik.

Noel diam terduduk di pangkuan Pascal. Matanya tidak berhenti memindai seluruh gerak Alain. 

Walaupun kekasih Janvier, tidak dapat di pungkiri Noel memiliki rasa tidak percaya pada pria itu. Seorang pria yang bangkit dari kesengsaraannya berkat kekaisaran, mengabdi hingga menjadi ahli pedang terkuat pertama yang tidak memiliki mana dan sihir. Maka dari itu kekaisaran memberikan gelar baron pada Alain, yang memang hanya sekedar gelar tanpa memiliki kekuasaan lainnya.

Kalau di pikir-pikir itu terdengar jahat. Orang-orang bisa memandang rendah Alain karena tidak memiliki apapun selain kemampuannya.

Alain terdiam untuk beberapa detik. Ia menyerngit memikirkan kata-kata Pascal.

"Itu terdengar sulit." Gumamnya pelan. Seolah kenyataan lainnya menampar, Alain melanjutkan ucapannya. "Gelarku tidak setinggi itu untuk bisa merubah persepsi par bangsawan yang lebih tinggi."

Sesuai dengan apa yang Noel pikirkan.

Rencana menggunakan Alain adalah ide yang bagus. Disisi lain, hal tersebut akan sulit mengingat kedudukan pria itu saat ini.

"Tapi itu tidak masalah." 

Noel dapat melihat Janvier tersenyum dari posisinya. Ia mengangkat kepala untuk melihat sang kekasih yang sudah menundukkan kepala dan menyatuhkan bibir keduanya. Noel seketika mendapati pemandangannya menjadi hitam, yang ternyata disengaja oleh Pascal yang kini menutup pandangannya dengan tangan kanan milik Pascal yang sangatlah lebar.

"Aku akan melakukannya karena itu adalah permintaan dari Janny ku tersayang."

Noel ingin muntah.

Kalau bisa di sandingkan, Alain seperti buaya yang banyak berkeliaran di semestanya dulu. 

Bedanya, Alain versi bucin sampai rela mati di tangan pasangannya sendiri.

Sial. Ternyata cinta itu menggelikkan.

---

Seminggu berlalu setelah Alain kembali dan tidak ada terdengar masalah dari kekaisaran.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang