Pakaian Christ sudah berganti ke pakaian yang lebih bagus dan rapi. Drew didepan dengan sabar membantu membenahi pakaian, merapihkan rambut, dan memakaikan sepatu. Ketika selesai, Drew tersenyum lebar lalu menepuk-nepuk beberapa sisi pakaiannya.
Wajah Christ juga sudah tidak lagi terlihat sembab akibat menangis. Berkat keterampilan tersembunyi yang dimiliki Drew, Christ bisa terlihat lebih fresh dibandingkan sebelumnya.
"Sudah selesai pangeran. Anda terlihat tampan."
"Hehehe, Dew hebat!"
Sudah beberapa kak terlewat setelah 'sarapan' bersama Federic terjadi. Perasaan Christ setidaknya sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya setelah berdiam diri bersama Drew ditaman milik Iris yang memang membuat dirinya lebih tenang.
Sekarang Ia berada di kamarnya, sedang bersiap-siap untuk melakukan perjalanan menuju kekaisaran. Memenuhi undangan makan malam yang diberikan Yang Mulia Putra Mahkota Kekaisaran minggu lalu.
Christ berkedip beberapa kali saat pintu terbuka lebar. Terdapat Janvier berdiri tegap di antara pintu dengan Alain tidak jauh dari kakaknya itu. Keduanya juga sudah mengenakan pakaian formal, bersiap untuk ikut menghadiri undangan makan malam.
"Siap?"
Christ mengangguk. Berjalan cepat menuju Janvier lalu memeluk pinggang kakaknya itu.
"Noel siap! Dew juga sudah siap!"
Christ memekik pelan saat Alain dari belakang mengambil tubuh Christ untuk dibawa kedalam gendongan. Christ mengerutkan kening tidak suka dan mendorong dada keras Alain.
Sedangkan tersangka pengangkatan hanya tersenyum culas, menjahili Christ seperti sebagaimana Alain selalu menjahilinya.
"Tidak! Noel tidak ingin belsama kak Al!" Berontak Christ. Menggerak-gerakkan kaki untuk membuat Alain menuruninya.
Bukannya turun, pegangan pada Alain semakin mengerat. Christ mengerang kesal.
"Ho? Tidak bisa. Janny yang memerintahkan ku untuk membawamu."
Alain dengan cepat membawa Christ meninggalkan Janvier dan Drew berjalan perlahan dibelakang.
"Tidak! Kakak! Dew!" Panggil Christ, mengulurkan tangan meraih-raih meminta ditolong.
Kedua bottom itu tidak melakukan apapun untuk membawa kembali Christ, membuatnya semakin histeris ketika keduanya semakin jauh dari jarak pandang.
"Huhuhu.. tidak, Noel sedang di culik!"
"Jangan sembarang, pangeran." Suaranya terdengar main-main.
"Kan benal! Kak Al jelek! Bau!"
"Kalau aku jelek dan bau, kakakmu tidak akan tergila-gila denganku."
"Pasti kakak pelet!"
"Pelet— apa?"
Tanpa sadar keduanya sudah sampai didalam sebuah ruangan putih dengan beberapa perabotan yang disusun berantakan. Tidak hanya itu, ada Federic yang duduk di salah satu kursi dengan sebuah buku di tangan. Membaca buku itu dengan serius sampai menyadari keberadaan Christ didalam lengan Alain.
"Yang Mulia Federic, saya sudah membawa pangeran kepada Anda."
Christ tidak lagi memberontak karena terheran-heran. Diturunkan begitu saja di dekat Federic membuat Christ semakin bingung.
"Kenapa ada ayah?" Tanya Christ spontan. Melihat keadaan Federic yang mengenakan pakaian formal seperti lainnya dengan beberapa badge tertempel pada pakaian area dada kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Noel
FantasyHidup sebagai Fudanshi veteran sudah menjadi kenikmatan bagi Christ. Di tambah seluruh asupan yang ia miliki berasal dari sahabatnya, Milo. Bagaimana jika salah satu asupan Milo menjadi boomerang baginya? Akankah Christ bisa menghadapinya atau bahka...