Twenty First

3.6K 440 14
                                    

Terhitung, sudah empat bulan semenjak Christ pertama kali berada di dunia e-book ini. Tidak dapat Christ pungkiri, semua hal yang sudah ia lewati tidak seburuk dari apa yang ia bayangkan.

Christ sukses mengambil perhatian banyak pekerja di istana. Mereka tidak ada lagi yang memandangnya rendah seperti sebelumnya. Christ juga sudah memiliki hubungan yang baik dengan kedua kakaknya, Janvier dan Pascal. Terkadang kedua kakaknya itu akan sering mengajaknya untuk berada di istana utama ketika mereka tidak memiliki pekerjaan.

Ia sering bertukar surat dengan Eloise. Setelah hari dimana Christ mengajak anak itu berkeliling, Eloise mengatakan untuk sering bertukar surat dengannya. Alasan awalnya sih untuk memberi tahu keadaan bunga yang Eloise tanam. Tetapi semakin lama, pembahasan mereka semakin meluas. Dari kabar Louise yang ternyata penting bagi Christ, aktivitasnya di akademi, bahkan sampai Eloise menuliskan bahwa ia tertarik dengan Adaire.

Eloise menjadi teman surat pertamanya.

Carl secara pribadi menjadi pengajar pendidikan dan tata krama untuknya. Segala hal sudah Christ pelajari selama bersama pamannya itu. Mulai dari bahasa, sejarah, sampai seluruh pengetahuan yang memang seorang pangeran harus ketahui.

Adaire semakin protektif kepadanya. Sering kali Christ melihat Adaire sedang memarahi Draco atau Drew ketika membawa Christ pergi bermain, padahal bukan waktunya. Padahal Christ lah yang meminta kedua pengawalnya itu untuk mengabulkan keinginan Christ, seperti yang sudah di janjikan Drew sebelumnya.

Hubungan Drew dan Draco semakin terlihat. Sedikit mencurigakan sebenarnya karena Christ pernah melihat keduanya keluar dari suatu ruangan dengan keadaan pakaian Drew sedikit berantakan. Terdapat bercak merah di sana dari jarak pandangnya. Begitu pula dengan Draco yang rambutnya berantakan.

Christ dengan segala otak fudanshi nya, diam-diam mendukung hubungan keduanya jika memang ada sesuatu terjadi.

Seperti saat ini, Christ menemukan kembali Drew dalam keadaan berantakan keluar dari ruangan yang ternyata kamarnya. Dengan cepat merapihkan pakaian ketika Drew melihatnya berdiri menatap dalam diam. Belum sempat menjelaskan pada Christ, Draco keluar dengan keadaan sama. Tanpa menyadari keberadaan Christ, Draco meraih tekuk Drew dan mengecup pipi Drew.

"Oh, pangeran. Apa anda sudah menunggu sejak lama?" Akhirnya Draco menyadari kehadirannya. Melepaskan diri dari Drew dan menuju Christ. Seperti biasa meraih tubuh Christ ke dalam gendongan.

Christ melihat itu sudah tidak lagi terkejut. Hanya memeluk leher Draco dan menatap polos pria itu. "Apa Dew belteliak kencang lagi?"

"Tentu saja, dia selalu seperti itu."

"Draco! Jangan mencemari otak pangeran!"

Draco dan Christ sudah seperti partner in crime. Christ mendukung apa yang Draco lakukan pada Drew, dengan balasan akan selalu menceritakan apa yang dilakukannya. Awalnya Draco tidak ingin, mengetahui tuannya masih di umur yang seharusnya tidak semestinya mengetahui hal-hal biadab seperti itu.

Tetapi Christ dengan mudahnya mengelabuhi pria itu.

"Dew. Apa kita jadi pelgi?" Tanya Christ setelah Drew selesai menarik telinga Draco keras. Drew mengambil alih Christ dan berjalan meninggalkan Draco di belakang yang masih meringis sakit.

"Tentu pangeran. Yang Mulia Janvier dan lainnya sudah menunggu." Ucap Drew.

Drew membawanya ke istana utama. Bertemulah Christ dengan beberapa orang di sana. Ada Janvier, Alain, Akebi, Hyde, dan Nara.

Christ berbinar senang. Meminta Drew menurunkan dirinya dan di turuti oleh pria itu. Dengan cepat Christ berlari menuju Janvier dan memeluk kaki jenjang kakaknya.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang