Seventh

5.3K 629 37
                                    

Setelah merenung semalaman, Christ mengizinkan Adaire untuk masuk kedalam kamar. Perempuan itu tidak mengatakan apapun, hanya melaksanakan tugasnya seperti biasa.

Christ tidak berpikir rencana yang dilakukan kemarin berhasil. Kesempatan saat di arena sudah tidak lagi berlaku yang dimana Christ berharap dapat membuat padangan kakaknya itu berubah. Maka dari itu Christ memikirkan rencana lainnya.

Tujuan utamanya setelah bangun pastinya adalah tetap hidup. Akhir hidup Noel tidak begitu menyenangkan meski konflik di e-book nya sudah selesai. Ada dua opsi yang dapat Noel ambil, mencegah penyakit datang atau mencari cara menyembuhkan penyakit di masa kedepan. Keduanya terdengar menyulitkan bagi Christ.

Lalu Christ berpikir untuk tetap tinggal di kerajaan. Sesuai cerita, banyak sekali konflik yang di hadapi oleh Noel setelah tinggal di kekasisaran. Tidak di anggap oleh Putra Mahkota Kekasaran, penyakitan, di tuduh oleh Jean. Sebisa mungkin ia akan menetap di kerajaan dibandingkan harus menghadapi itu semua.

Dan ketiga, agar ia dapat tetap tinggal di kerajaan, Christ harus mengambil perhatian seluruh keluarganya dan mengubah cara pandang semua orang yang ada di kerajaan. Ia tidak mungkin akan terus menerus menjadi pangeran yang tidak di anggap dan tidak memiliki kekuasaan sedikitpun di istananya sendiri. Seperti kejadian sir Mou beberapa hari lalu.

Kini Christ kembali menginjakkan kakinya di arena pelatihan. Tidak seramai dua hari lalu karena Christ datang pada siang hari. Tangannya menggengam erat boneka lusuh milik Noel sebagai benda keberuntungan. Sebelum berangkat Christ memberi doa pada boneka untuk keselamatannya.

Christ mengintip melalui celah tembok luar. Ia tidak mendapatkan Draco maupun Draco. Kedua pria yang menjanjikan Christ untuk menemui keduanya di sini jika memerlukan sesuatu.

"Yah.. Masa nggak ada? Capek-capek jalan ke sini juga." Gumam Christ. Sudah lelah ia berjalan jauh dari kamarnya tanpa bantuan Adaire. Kalau kembali akan percuma, Christ tidak mau kalau ia harus pingsan di tengah jalan nantinya.

Sampai ia melihat pemuda dengan seragam hitam yang merupakan seseorang dari kesatria kedua berjalan keluar dari arena pelatihan. Christ menjentikkan jari, menuju pria itu untuk bertanya keberadaan Drew dan Draco.

"Pelmisi kakak."

Christ melihat bagaimana perawakan pemuda itu. Rambut berwarna kuning cerah dan mata hitam. Kulit mencondong kehitam membuat pemuda itu terlihat seksi. Di tambah tinggi yang melebihi tinggi seluruh pria yang pernah Christ temui di tempat ini. Menurut radar fudanshi milik Christ, pemuda ini cocok untuk menjadi seorang seme.

Pemuda itu menghentikan langkahnya. Berhadapan langsung dengan Christ dan terdiam, menunggu anak di hadapannya berbicara. Pemuda itu tersenyum. "Ada yang bisa saya bantu?"

"A-ah, Apa kakak tahu dimana Dew dan Daco belada?" Chris mengusap mulut, merasa air liur mengalir ketika memikirkan bagaimana pemuda itu menjadi seorang seme. Christ harap ia tidak melihatnya tadi.

"Dew dan Daco? Ah, maksud anda Sir Drew dan Sir Draco?" Christ mengangguk semangat.

"Saya rasa keduanya sedang berada di ruangan Yang Mulia Federic beberapa waktu lalu. Mungkin sebentar lagi mereka akan selesai. Anda ingin menunggu di sini atau ingin ke sana? Saya bisa mengantarkan anda, pangeran."

Oh, pemuda yang sangat baik.

"Apa tidak masalah?"

"Tentu saja."

Sudah tampan, rendah hati. Pasti calon uke mu bahagia.

Pemuda itu sudah mengulurkan tangan untuk dapat Christ pegang. Kemudian di terima baik oleh Christ dan keduanya mulai berjalan menuju lokasi yang dimaksud.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang