Twentieth

3.7K 464 0
                                    

Warning! Sensitive Content

.

Christ duduk terdiam di atas kasur. Memandang jendela yang setengah terbuka dalam diam tanpa memiliki minat untuk melakukan apapun. Otaknya terlalu penuh dengan kejadian beberapa hari yang lalu. 

Sudah beberapa jam setelah hari dimana Christ mengajak kedua saudara kekaisaran berkeliling istana. Christ mengantarkan keduanya ke kamar mereka. Memberikan kecupan di pipi kedua saudara itu dan berlari meninggalkan keduanya begitu saja. Sampai-sampai Christ dapat mendengarkan suara kekehan dari Louise yang entah mengapa terdengar begitu indah di telinganya.

Christ merasa jika masih berada di dekat Louise, jantungnya akan meledak di tempat. 

Senyum yang diberikan pemuda itu kepadanya, sukses membuat Christ merona. Wajah tampan bak dewa Yunani terlihat begitu tampan dengan senyum terbit di bibir seksinya. Seperti bulan sabit.

Hingga Christ harus menundukkan wajahnya ketika mengantarkan keduanya kembali.

Sebelumnya, Christ pernah mengalami hal yang sama. Rasa yang sama persis saat Christ berdekatan dengan sahabat masa kecilnya.

"Hah..."

Suara helaan napas terdengar keras. Tetapi itu bukan berasal dari Christ yang sedang uring-uringan, melainkan Noel yang sibuk melayang menyusuri 'mantan' kamarnya sendiri. 

"Kenapa kamu yang menghela napas? Kan aku yang lagi pusing ini." Cibir Christ. Menatap sinis Noel yang hanya membalas tatapannya dengan polos.

"Maaf. Saya sedang memikirkan sesuatu." Balas Noel. Menurunkan tubuhnya agar dapat duduk berdampingan dnegan Christ. Menemani Christ dalam keheningan lama.

"Kamu lagi memikirkan apa? Sampai menghela napas sekeras itu." Tanya Christ kemudian. Merasa prihatin melihat karakter kesayangannya begitu murung. 

"'Dewa' menghindari saya."

....

"Ha? Gimana?"Christ berkedip tidak percaya. Menoleh sepenuhnya ke arah Noel yang tertunduk kali ini. 

"'Dewa' yang selalu kamu sebut itu?" Noel mengangguk pelan. Memainkan ujung pakaian baju Christ dengan bibir mengerucut.

"Memangnya ada apa? Kok bisa sampai ngehindari kamu gitu?"

"Saya tidak sengaja membuatnya marah.."

〰️〰️〰️

Kejadian di bawa beberapa jam yang lalu. Tepat setelah Christ kembali dari istana utama, Noel mendapat panggilan dari dewa yang memintanya untuk kembali ke space.

Space ini merupakan tempat dimana Christ dan Noel pertama kali bertemu. Tempat dimana jiwa-jiwa yang kehilangan nyawanya tidak sesuai dengan apa yang sudah di berikan.

Dalam artian, kematian dari Christ itu sendiri tidak di rencanakan. 

Seharusnya ia tidak mati bukan karena kecelakaan, melainkan hal lainnnya. Itu membuat jiwa Christ datang ke space ini.

Sama dengan Noel. Setelah kematian yang ia tidak tahu sebabnya, Noel menemukan dirinya di ruangan putih tanpa ujung menyapanya. Noel benar-benar tidak mengingat apapun yang sudah terjadi selama hidupnya. Berbeda dengan Christ yang masih dapat mengingat penyebab kematiannya.

Saat itu Noel sendiri. Tidak ada siapapun menghampirinya dan mengajaknya berbicara seperti apa yang ia lakukan pada Christ.

Berjalan tanpa henti menyusuri ruangan putih sampai menemukan noda hitam di tempat ia berpijak, mengarahkannya untuk tetap berjalan lurus.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang