"Christ, dengar!"
Keberadaan Noel yang tiba-tiba menyadarkan Christ dari aktivitas 'melamunnya' di pagi hari. Adaire sudah pergi beberapa menit lalu setelah membantu Christ untuk mandi dan sarapan. Sekarang ia sendiri menikmati waktu tenang yang jarang sekali Christ dapatkan setelah berpindah jiwa.
Noel melayang di depannya. Ekspresi wajah antusias seolah akan menceritakan sesuatu hal yang begitu menarik. Persis seperti salah satu anak di panti asuhan tempat Christ tinggal yang setiap saat akan spill tea* kepada Christ.
"Saya sudah bertanya pada 'dewa' tentang hal kemarin!"
Noel melayang kesana kemari sebelum akhirnya berhenti di depan Christ dan mendudukkan diri di atas tempat tidur.
Christ mengangkat alisnya penasaran. "Benalkah?"
Noel mengangguk cepat. Christ rasa kepala hantu itu akan copot jika ia masih berada di tubuhnya.
"'Dewa' mengatakan kalau kita akan menyatu."
Hm?
Terdengar mencurigakan.
Menyatu yang dipikirkan oleh Christ berbeda dari apa yang Noel katakan sehingga ekspresi aneh muncul di wajahnya.
Noel cepat mengetahui hal itu menampar pipi Christ.
"Tidak! Bukan seperti yang kamu pikirkan. Kita menyatu!"
Christ dengan mata syok menatap Noel. Tidak menyangka kalau hantu itu baru saja menamparnya. "Apanya yang menyatu?!"
"I-itu, jiwa kita."
Keheningan terjadi diantara keduanya. Christ tercenung sedangkan Noel terlihat gugup.
"Jiwa?"
"Kamu pernah bukan diberi tahu oleh 'dewa' tentang apa yang sedang terjadi dengan kamu sekarang?"
Christ mencoba mengingat-ingat apa yang dikatakan oleh Noel. Tentang jiwa Christ yang berpindah ke tubuh Noel karena memiliki jiwa yang sama.
Christ membelalakkan mata terkejut. "Tunggu—"
Anak itu terdiam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya, "Bukannya tidak bisa?"
"Semuanya bisa dilakukan Christ. Praktiknya saja yang dilarang."
Christ dan Noel saling memandang. Benar-benar penuh kesunyian setelah Noel berbicara.
Pikiran Christ penuh dengan pertanyaan, tetapi ada satu pertanyaan besar yang membuat Christ benar-benar bingung. Noel ikut mengetahui isi pikiran Christ menjawab satu persatu tanpa Christ pinta.
"Saya tidak tahu siapa yang menyatukan jiwa kita berdua." Noel menjawab jujur. Menggaruk lehernya tidak gatal lalu dengan gugup menatap Christ.
"Sebenarnya 'dewa' mengatakan kalau sepertinya kamulah yang mengetahui siapa 'orang' itu."
"Aku?" Semakin dalamlah kerutan kening Christ.
"Aku saja tidak tahu siapa-siapa semenjak dipindahkan! Gila kali 'dewa' nuduh-nuduh orang sembalangan." Misuh Christ. Membuang wajah menolak untuk menatap Noel.
"Y-ya, kan 'sepertinya'. Tidak pasti juga. Maaf.."
Keduanya kembali terdiam. Noel sendiri kembali melayang-layang setelah memberitahu apa yang sedang terjadi pada Christ.
"Setelah jiwa kita bersatu, apa yang terjadi selanjutnya?"
"Tidak tahu. 'Dewa' juga tidak mengetahui karena tidak pernah ada kasus persatuan jiwa sebelumnya." Jawab Noel jujur. "Tetapi sekarang saya bisa mendengar seluruh apa yang kamu pikirkan. Jadi saya mohon jangan berpikir hal-hal terlarang tentang saudara saya atau siapapun itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Noel
FantasyHidup sebagai Fudanshi veteran sudah menjadi kenikmatan bagi Christ. Di tambah seluruh asupan yang ia miliki berasal dari sahabatnya, Milo. Bagaimana jika salah satu asupan Milo menjadi boomerang baginya? Akankah Christ bisa menghadapinya atau bahka...