Alur maju mundur!!
"Ile! Mali tidul belsama!"
Terlihat sosok Noel berdiri di antara pintu yang terbuka lebar. Tangan kecil memeluk bantal serta guling, mata berbinar menatap satu-satunya pelayan yang sudah merawatnya sejak kecil.
Dibelakang Noel terdapat Draco serta Drew. Keduanya mengenakan piyama seperti Noel. Masing-masing membawa bantal serta selimut di tangan, menimbulkan pertanyaan besar bagi Adaire yang melihat semua itu.
"Maksud anda pangeran?" Tanya Adaire bingung. Tangannya terhenti dari aktivitas menyusun pakaian ke dalam tas, persiapan dirinya untuk pergi menuju perbatasan keesokan hari.
"Tidul Ile! Tidul belsama, kita belempat!"
Noel berjalan dengan susah payah menuju Adaire. Begitu sampai, Noel menjatuhkan diri ke dalam pangkuan Adaire yang memang kebetulan sedang dalam posisi bersimpuh.
Kemudian Noel mengangkat kepala menunjukkan wajahnya yang sudah terlihat lebih sehat dari hari ke hari.
Adaire mendongak untuk meminta penjelasan dari kedua pengawal belakang yang tanpa izin Adaire meletakkan bantal serta selimut keduanya di atas lantai di dekat kasur single bed milik perempuan itu.
"Karena kalian berdua besok akan pergi ke perbatasan, pangeran memberikan ide untuk kita dapat tidur bersama." Drew menjelaskan begitu selesai menata selimut serta bantal. Mendekati diri dan duduk di sebelah perempuan itu.
"Benar begitu pangeran?" Adaire melihat Noel mengangguk membenarkan. Sedikit Adaire dapat melihat kesedihan dari tuannya.
"Noel akan lindu dengan Ile.."
Adaire tersenyum. Kepergiannya menuju perbatasan akan menghabiskan waktu satu minggu penuh. Dan itu berarti Adaire tidak dapat menemani Noel seperti biasanya. Adaire merasa itu adalah hal wajar untuk tuannya merasa sedih.
"Saya juga akan rindu dengan pangeran." Adaire memeluk Noel erat. Aroma manis dari sabun serta sampo yang dikenakan memberikan kenyamanan sendiri bagi Adaire. Ia akan merindukan hari-hari dimana Ia disibukkan saat membangunkan Noel hingga menidurkan tuannya di malam hari.
"Jadi hanya Adaire, Pangeran?"
Pelukan terlepas, ketiganya- termasuk Drew, menatap ke arah Draco yang sudah terduduk manis. "Kalau seperti itu baiklah. Saya akan berhenti menjadi informan bagi pangeran."
"Informan?" Drew di dekatnya mengerutkan kening.
"Itu, pangeran-"
"AAAA! NOEL JUGA AKAN MELINDUKAN DACO!" Seketika Noel beranjak dari tempatnya dan menuju pangkuan Draco. Tangan kecilnya mencoba menutup mulut Draco sepenuhnya. Menyuruh pria itu lebih baik diam dibandingkan harus membocorkan rahasia keduanya.
Draco dengan jahil menarik tangan Noel, kembali akan membocorkan kepada keduanya yang dipotong oleh Noel sebelum terungkap semua.
Adaire tidak terlalu mendengar apa yang mereka katakan. Perempuan itu hanya berfokus pada Noel yang terlihat lebih berekspresi dibandingkan beberapa tahun lalu.
Setelah kejadian dimana Noel dihukum, dibiarkan begitu saja di dalam gudang hingga berhari-hari, Adaire merasakan bahwa Noel berubah.
Benar-benar berubah. Adaire sampai tidak dapat merasakan hal yang sama yang biasa dirasakannya ketika bersama tuannya.
Terkadang Adaire juga dibuat bingung karenanya. Tetapi Adaire memilih untuk menyimpan rasa penasarannya dibandingkan harus menghancurkan kebahagiaan Noel.
"Ile senyum-senyum sendili."
"Saya rasa Adaire sedang memikirkan Yang Mulia Putri."
"Ehh? Apa iya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Noel
FantasyHidup sebagai Fudanshi veteran sudah menjadi kenikmatan bagi Christ. Di tambah seluruh asupan yang ia miliki berasal dari sahabatnya, Milo. Bagaimana jika salah satu asupan Milo menjadi boomerang baginya? Akankah Christ bisa menghadapinya atau bahka...