Twenty Ninth

2.7K 370 8
                                    

Perlu waktu satu hari bagi Christ untuk mengerti apa yang terjadi sebenarnya (karena ia kembali tidak sadarkan diri akibat ucapan Adaire yang benar-benar membuat Christ syok).

Ketika terbangun untuk kedua kalinya, Christ di hadapkan oleh beberapa keberadaan orang di hadapannya.

Pertama yang memang berada di dekatnya adalah Akebi dan Adaire. Berada pada sisi kanan ranjang memeriksa tubuh Christ. Secara mengejutkan ternyata profesi Akebi tidak hanya sebagai sekretaris Janvier. Ia juga menjadi tabib utama kerajaan. Dan Adaire yang tiba-tiba menjadi bawahan Akebi untuk pekerjaannya sebagai tabib.

Lalu ada Draco dan Drew yang Christ ingat pertama kali ketika ia terbangun sudah memunculkan diri sesaat setelah mendengar keributan yang dibuat oleh Adaire berada dekat pada pintu masuk ruangan.

Janvier, sudah terduduk nyaman pada sisi kosong ranjang lainnya tanpa henti menggenggam tangan Christ. Membuat pola lingkaran menggunakan ibu jari saat Akebi melayangkan beberapa pertanyaan untuknya.

Christ tidak melihat keberadaan Pascal maupun Alain. Ia tidak bertanya (lebih tepatnya tidak bisa) akibat kakunya lidah saat ini.

"Apakah Anda benar-benar tidak merasakan sakit atau hal aneh lainnya di sekitar tubuh Anda?"

Akebi menanyakan hal yang sama. Dengan perlahan menyentuh pelipis kiri Christ yang memiliki perban di sana dan memberikan rasa dingin pada sekitar area.

Christ sendiri mengangguk. Membalas genggaman yang diberikan Janvier padanya. Sedikit tidak mengerti kenapa Akebi justru merasa takjub dengan jawabannya.

Akebi bangkit dari posisi berlutut. Menyerahkan beberapa peralatan pemeriksaan kepada Adaire sebelum menatap Janvier. "Benar-benar aneh."

"Jelaskan apa maksud mu, Akebi."

Akebi mengangguk. "Keadaan pangeran saat ini sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya. Tidak ada aliran mana berantakan yang menyebabkan reaksi negatif dari tubuhnya. Luka-luka yang selama ini sulit di sembuhkan juga sudah menghilang. Seperti tidak pernah terluka."

"Dan ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Seberapa besar usaha tabib-tabib lain, tidak ada yang bisa menyembuhkan pangeran 'sebersih' ini. Yang dilakukan hanya mempertahankan keadaan pangeran."

Adaire telah kembali dengan segelas air di tangan. Membantu Christ untuk terduduk sebelum mendekatkan gelas pada bibir. Menegak perlahan air menghilangkan rasa kering di tenggorokan.

Merasa cukup, Adaire menjauhkan gelas. Mengusap area sekitar bibi Christ yang basah menggunakan sapu tangan.

"Aku akan memeriksanya secara berkala. Jika hasilnya tetap sama sampai besok, itu berarti pangeran sudah sembuh sepenuhnya." Akebi tersenyum di akhir kata. Memberikan salam hormat sebelum meninggalkan ruangan di ikuti oleh Adaire di belakang.

Drew dan Draco mengerti kondisi undur diri. Tepat setelah Adaire keluar, kedua pria ikut melangkah lalu menutup pintu rapat.

Hanya tinggal dirinya dan Janvier. Berdiam diri dalam keheningan cukup lama. Christ merasa kembali mengantuk. Mungkin akibat tidak sadar (yang katanya) selama satu tahun.

Ia bahkan tidak sempat memproses bagaimana bisa waktu berjalan cepat di space ternyata begitu lama di semesta. Rasanya baru sebentar ia di sana, bangun-bangun justru di hadapkan bahwa ia sudah tertidur selama satu tahun.

Apa lagi hal yang mengejutkan selain itu?

Mungkin ada. Christ hanya belum tahu itu.

"Apa benar tidak apa?" Ucap Janvier memecahkan keheningan.

Christ menatap kakaknya itu dengan cermat. Ia baru sadar kalau keadaan Janvier tidak terlalu baik. Warna hitam pada kantong mata, bibir sedikit pucat, dan rambut berantakan.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang