Fortieth

1.2K 138 2
                                    

Sulit bagi Christ membuka mata ketika merasakan usapan dikepala. Rasanya begitu nyaman, ditambah empuknya tempat yang dijadikan tempat bagi Christ untuk merebahkan diri.

Christ penasaran dimana Ia berada. Karena tidak mungkin dinding dimana Christ jatuh tidak sadarkan diri sebelumnya akan se-empuk ini.

"Apa harus ku gendong saja?"

"Tidak perlu. Ia bisa bangun sendiri nantinya."

Derit tempat tidur terdengar bersamaan dengan turunnya sosok yang mengusap rambut Christ. Ada sedikit percakapan sebelum salah satunya memilih untuk meninggalkan ruangan.

Setelah berusaha keras akhirnya Christ membuka mata. Cahaya matahari terik menembus kaca memasuki penglihatan. Tidak hanya itu, Christ mendapatkan ruangan luas dengan banyak perabotan di setiap sisi ruangan.

Ini persis dengan kamar tamu istana kekaisaran yang diberikan pada Christ maupun Janvier sebelumnya untuk beristirahat.

Dan tentu saja, Christ menemukan Janvier sedang berdiri di dekat lemari kayu. Sedang melipat kemeja hitam yang dikenakannya lalu menyugar kebelakang bertujuan untuk membuat rambutnya rapi.

Christ tetap terdiam ditempat. Tidak memiliki niatan untuk turun dari tempat tidur ataupun memanggil sang kakak.

Pikirannya kembali melayang pada kejadian sebelumnya yang pastinya akan merubah seluruh alur kehidupan Christ nantinya.

Kenapa aku bisa nggak sadar?

Christ menutup mata, mengerutkan kening mencoba memikirkan sesuatu hal apa yang membuat Christ tidak sadar.

Jelas-jelas didalam buku tertera bahwa Jean memiliki surai hijau. Mata mengikuti warna rambut membuat Jean menjadi satu-satunya keturunan darah kaisar yang berbeda dibandingkan lainnya.

Bahkan kakaknya sendiri, Valiant, tidak memiliki rambut dan mata hijau seperti Jean yang memang mengambilnya seluruhnya dari sang ibu.

Kalau tidak salah ingat, ibu Jean merupakan seorang penyihir hebat dari kekaisaran lain. Datang mengunjungi Kekaisaran Helliconia setelah menerima undangan langsung dari ayah Jean yang saat itu merupakan putra mahkota.

Mungkin membingungkan. Mengingat saat ini yang menjadi Kaisar adalah Durant, ayah Louise. Bukan Galant, ayah Jean.

Itu dapat terjadi karena Galant tidak memiliki niatan untuk menjadi kaisar selanjutnya. Didukung dengan cinta pandangan pertama terhadap Elayne, penyihir hebat dari kekaisaran lain.

Kaisar pada saat itu menerima keputusan Galant. Akhirnya gelar putra mahkota jatuh pada Durant dan hal itu yang menjadikannya kaisar hingga saat ini. Galant turun tahta menjadi Duke.

Kehidupan Galant dan Elayne sangat jauh dari kehidupan kekaisaran yang glamor dan mewah. Mengambil kediaman di dekat perbatasan kekaisaran dan kerajaan, kota Lavina, karena wilayah itu adalah wilayah turun menurun Duke kekaisaran tahun ke tahun.

Terkadang Galant akan mengunjungi kekaisaran jika diundang seperti kematian kaisar terdahulu, pengangkatan Durant sebagai kaisar sampai pernikahan adiknya. Jika tidak, mereka akan tetap berada diperbatasan dan hidup sederhana dengan keluarga kecil mereka.

Karena kurangnya interaksi antar saudara, hubungan Durant dan Galant semakin menjauh dan memiliki hubungan yang tidak baik. Sejauh apa itu, Christ tidak tahu pasti.

Entah takdir berkata lain, kebahagiaan keluarga Galant tidak berakhir dengan baik. Jean menemukan sang ibu berbaring diatas kasur dengan keadaan yang mengenaskan. Pakaian terlepas dan darah dimana-mana. Wajah sang ibu terlihat begitu tersiksa, didukung oleh banyaknya bekas pelecehan pada tubuh.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang