Second

6.4K 666 2
                                    

"Terasa sakit, pangeran?"

"Tidak lagi.. Telima kasih, Dew."

Saat ini mereka berada di kamar milik 'Noel'. Setelah tadi Drew membawanya ke kamarnya, pria tinggi itu langsung meletakkannya di atas kasur. Dengan kotak obat yang tiba-tiba muncul, dengan gesit pria itu membersihkan tangannya dan membalutnya menggunakan kain kasa.

Sedangkan Draco, mengekori mereka ke sini, hanya diam memandang Drew dan Noel secara bergantian.

Pintu terbuka, menampilkan perempuan muda berdiri di antara kusen pintu. Dengan pakaian yang sering Christ lihat ketika berada di maid cafe, Christ bisa menebak itu adalah salah satu pelayan pribadi Noel.

Adaire, perempuan yang terlahir dari kalangan bawah. Memiliki surai hitam panjang dengan mata berwarna sama. Deskripsi di e-book menjelaskan Adaire memiliki luka melintang panjang dari pipi kiri tepat bawah mata menuju pipi bawah dekat dagu sehingga membuatnya menjadi pelayan buruk rupa.

Tetapi itu tidak seburuk yang Christ bayangkan. Ia pikir wajahnya sehancur itu makanya dikatakan buruk rupa. Justru wajah Adaire terlihat begitu cantik meski bekas luka bersarang di wajahnya.

Ketika Adaire melihat Noel di atas kasur, pelayan itu sontak berlari dan memeluk erat Christ yang masih mencerna situasi.

"Pangeran! Syukurlah anda baik-baik saja!" Kemudian Adaire melepaskan pelukan dan menangkup wajah Noel dengan kedua tangannya. Wajahnya terlihat khawatir membuat Christ meletakkan tangan di pipi perempuan itu. Mengusapnya seolah sedang menenangkan perempuan itu.

"Noel baik, jadi jangan nangis. Ile nanti jadi jelek."

"Huuuu, pangeran! Saya memang jelek!" Adaire kembali memeluknya. Kali ini tidak seerat sebelumnya. Christ dapat mendengar Adaire bergumam maaf kepadanya.

Adaire ikut menjadi salah satu orang yang memiliki perhatian dengannya. Memasuki kerajaan ketika berusia 13 tahun, membuatnya pelayan termuda yang bekerja di kerajaan. Ia langsung diminta untuk mengurus Noel oleh kepala pelayan ketika melihat keadaan wajah Adaire.

Adaire menjadi salah satu pelayan pribadinya yang begitu perhatian. Tidak seperti pelayan lainnya, Adaire dengan sabar mengurus Noel. Tidak bermain tangan ataupun melontarkan kata-kata kasar. Maka dari itu ketika Noel memutuskan untuk pergi ke kekaisaran, Adaire bersimpuh di hadapan raja agar ia dapat ikut dengan Noel. Sayangnya tidak dapat terwujud karena kematian mendadak perempuan muda itu.

Pelukan terlepas. Wajah Adaire terlihat berantakan karena air mata di kedua pipi. Noel mengusapnya dengan lengan pakaiannya.

Kruyuk

Kenapa di saat seperti ini sih?!

"Anda pasti lapar kan pangeran? Saya sudah membawa makanan untuk anda."

Christ tidak menjawab, terlalu malu untuk berbicara. Bisa-bisanya perutnya berbunyi di saat-saat haru tadi. Di sudut mata, ia bisa melihat Draco berbalik. Pundaknya sedikit bergetar. Sepertinya pria itu menahan tawanya. Drew berdiri tidak jauh darinya tersenyum maklum.

Semakin malu lah dia!

✨✨✨

Hari ketujuh.

Christ terbangun dengan keadaan segar. Luka di tangan dan seluruh pegal di tubuhnya sudah menghilang. Selama seminggu Adaire akan menyanyikan lagu pengantar tidur saat malam hari membuat Christ merasa tenang. Drew dan Draco sering mengunjungi kamar Noel hanya untuk memeriksa keadaannya.

Selama tujuh hari pula ia berada di kamar karena Adaire akan membawakan makanan ke dalam kamar.

Ia sudah mengelilingi seluruh sudut kamar. Tidak ada yang menarik. Boneka lusuh, buku-buku tidak terawat, meja, kursi, lemari pakaian, dan kasur empuk.

Ketika melihat keluar jendela, Noel hanya mendapatkan taman tidak terawat. Rumput-rumput tumbuh lebat, bunga-bunga yang sudah layu. Sepertinya memang sengaja tidak di rawat mengingat posisi kamar Noel berada di ujung belakang istana utama.

"Selamat pagi pangeran! Apa anda ingin langsung sarapan?"

Adaire, dengan penampilan seperti biasa berdiri di samping kasur. Tangannya sibuk merapihkan kasur setelah meletakkan nampan berisi sarapan di atas meja single dekat lemari.

"Boleh. Apa ada susu?"

"Tentu saja pangeran."

Noel langsung menuju meja. Menaiki kursi untuk memakan sarapannya.

Christ tidak kesulitan untuk menjadi Noel hanya dalam kurun waktu 7 hari. Ia juga sudah mempelajari hal-hal yang biasa Noel lakukan.

Noel sering makan sendiri, karena terakhir ia bergabung di meja makan, kedua kakaknya seperti biasa terang-terangan menatapnya rendah. Begitu pula dengan sang ayah yang tidak sedikitpun memperdulikannya.

Noel suka untuk memeluk boneka lusuh yang ternyata pemberian ibunya ketika masih berusia 5 tahun saat ingin tidur.

Noel sangat menyukai susu hangat. Ia akan cenderung meminta susu hangat setiap 2 jam sekali. Sayangnya Adaire hanya memberinya ketika sarapan, makan siang, dan makan malam.

Noel pengguna tangan kiri. Christ mengetahui ini ketika melihat peletakkan alat makan di atas meja. Sendok dan pisau di kiri sedangkan garpu-garpu di sebelah kanan. Tidak hanya itu, posisi gelas juga berada di kiri.

Jika di lihat lebih teliti, beberapa barang milik Noel cenderung berada di posisi sebelah kiri. Mungkin Adaire menyusunnya agar Noel dapat dengan mudah mengambil sesuatu.

"Apa sarapannya sesuai selera anda pangeran?"

Panjang umur. Perempuan itu sudah berdiri di samping mejanya. Dengan handuk dan pakaian milik Noel tersampir di lengan kanannya.

Christ menjawab dengan mengangguk, menghabiskan makan dengan hikmat.

Setelah selesai, Christ meletakkan alat makan dan meminum susu dengan cepat. Menuruni kursi untuk menghampiri Adaire yang berdiri tidak jauh darinya.

"Ile.. bolehkan hali ini kita kelual kamal? Noel bosan kalau di sini saja." Ujar Christ begitu berdiri tepat di samping Adaire. Menarik-narik pelan pakaian Adaire untuk menarik perhatian perempuan itu.

Adaire tersenyum, merendahkan tubuhnya untuk menatap Christ dengan setara. "Apa anda tidak apa? Terakhir anda keluar, Yang Mulia Raja mengunci anda di gudang penyimpanan."

Ah-Aku lupa soal itu.

Alasan Noel terkurung adalah karena sang ayah tidak sengaja melihat Noel berkeliaran di ruang utama. Noel saat itu sedang mencari kucing yang masuk melewati jendela. Sampai keruang utama, terlihat sang ayah yang dalam keadaan emosi.

Mungkin karena itu Noel langsung di tarik dan di lempar ke dalam gudang. Benar-benar tidak masuk akal.

"Tidak apa Ile, ayah sepeltinya sudah tidak malah lagi.'

"Tapi pangeran-"

"Boleh ya Ile~ Noel bosan.."

Ini dia, jurus ampuh dari Christ. Mengingat wajah manis Noel, Christ selalu menggunakan wajah itu untuk meluluhkan Adaire. Drew dan Draco juga termasuk.

Adaire melihat itu menutup mulutnya. Mata berbinar tuannya sangat tidak mungkin ia tolak. Dengan lemah Adaire mengangguk.

Christ berteriak senang. Berlari menuju kamar mandi tanpa menunggu Adaire di belakang yang sedang menenangkan detak jantungnya.

.

.

.

To be continued

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang