Fourteenth

4.2K 533 17
                                    

"Kakak milip kelbau."

"Berarti kamu adik kerbau."

"Bukan, Noel anak ayah. Kakak saja yang milip kelbau."

"Loh? Kakak kan juga anak ayah."

"Kenapa tidak milip? Sepelti kak Javi yang sangat milip dengan ayah."

"Kamu juga tidak mirip."

Perdebatan itu tidak berhenti setidaknya selama satu jam. Janvier mengurut keningnya merasa pusing dengan tingkah kekanakan adik-adiknya. Kalau Noel, Janvier masih memaklumi itu. Berbeda kalau Pascal, rasanya Janvier ingin menumbalkan adiknya sebagai gigolo untuk negara sebelah.

Sedangkan Adaire berdiri di samping Noel sembari memperbaiki penampilan tuannya harus menahan tawa melihat bagaimana Noel berekspresi.

"Sudah, hentikan. Kalau pak tua mendengarkan, kau akan kembali ke hutan Verr nantinya." Janvier berucap kepada Pascal. Di samping, Christ sudah memeletkan lidah mengejek Pascal.

Setelah mereka kembali ke istana, Adaire sudah menunggu di area utama tempat mereka turun. Tidak hanya perempuan dengan bekas luka itu, ada Drew dan Draco yang seperti biasa berdiri dengan salam menyambut mereka. Yang membedakan, pipi kanan kedua pria itu memiliki bekas telapak tangan berwarna merah.

Christ tidak bertanya lebih lanjut. Meminta maaf kepada Adaire karena telah melanggar janjinya untuk tetap berada di sisi kedua pengawalnya.

Karena matahari sudah terbenam, acara selanjutnya akan di mulai. Pesta dansa bagi para bangsawan dimana keluarga kekaisaran juga akan datang sebagai tamu.

Mereka menuju ruang milik Pascal, yang lebih dekat dari bagian utama istana dan menjadikan ruangan itu sebagai tempat beristirahat dan ruang ganti.

Pakaian yang sudah Christ kira sebagai satu-satunya pakaiannya hari ini, harus Christ ubah karena adanya pesta dansa. Ternyata Carl membuatkannya satu lagi baju khusus acara ini.

Masih sama seperti sebelumnya, hanya beberapa yang berwarna biru. Hanya saja kali ini Christ dikenakan selempang dari pundak kanan ke kiri pinggul. Celana pendek berwarna biru muda dengan atasan berwarna putih. Berbagai aksesoris berbentuk bunga terpajang di sekitar area dada kiri.

Begitu pula dengan kedua kakaknya yang memiliki pakaian berbeda dari sebelumnya. Setidaknya kali ini gaya rambut mereka juga ikut berbeda, seolah mengikuti pakaian yang di kenakan.

Sayang Federic tidak ada di tempat ini. Ayah dari Noel itu memilih untuk kembali ke ruang kerjanya dan akan keluar ketika pesta akan di mulai.

Selama persiapan itu pula perdebatan Christ dengan Pascal tidak berhenti membuat Janvier sedikit muak dengan kebisingan itu.

Suara pintu terdengar. Lalu pintu terbuka, menampilkan salah satu petugas acara menyapa beberapa orang di dalamnya.

"Pesta akan di mulai. Di harapkan bagi Yang Mulia Putra Mahkota Janvier, beserta pangeran Pascal dan pangeran Noel untuk menuju ke tempat utama. Yang Mulia Raja sudah menunggu." Dengan begitu petugas itu berlalu, digantikan dengan pemandangan Drew, Draco, dan orang asing tadi berdiri untuk mengantarkan ketiganya.

Pascal tanpa berkata-kata mengambil Christ di dalam gendongan. Janvier berjalan keluar ruangan melewati Adaire yang menunduk. Dan Pascal ikut meninggalkan ruangan.

"Kakak, Noel bisa jalan sendili."

Terkadang Christ merasa risih jika harus selalu di gendong. Meski nyaman, tubuh yang Chirst tempati ini anak berusia 10 tahun dan jiwanya berusia berusia 25 tahun. Rasanya.. tidak pantas saja.

Pascal tidak mendengarkan. Tetap berjalan membiarkan Chirst tanpa henti menusuk-nusuk pipi yang tertua menggunakan jari telunjuk.

Di belakang ketiga ksatria tadi mengikuti. Tentu saja melihat interaksi kedua saudara itu.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang