Thirty First

1.9K 225 3
                                    

Tidak butuh waktu lama bagi keduanya sampai di taman utama kerajaan.

Setelah percakapan singkat tadi, Pascal memilih untuk menutup mulut tanpa menghentikan elusan di punggung Christ.

Christ  tidak masalah dengan itu. Ia menghargai permintaan maaf Pascal walaupun keduanya tahu bahwa itu adalah kejadian yang tidak disangka-sangka.

Jadi Christ menyandarkan tubuh sepenuhnya memberikan gesture nyaman berada di gendongan Pascal.

Ketika berada di kawasan luar, Christ tidak bisa untuk tidak kagum melihat apa yang sedang di lihatnya. Seluruhnya berwarna putih. Banyak pepohonan, tanah, serta bangunan-bangunan terselimuti salju yang tebal. 

Matahari pagi sangat cocok dengan musim ini, dimana putih dari salju memantul terang membias ke segala arah. Menciptakan pemandangan indah yang dapat menenangkan siapapun yang melihat.

Tiga penglihatan berbeda tiba-tiba muncul. Penglihatan dimana Noel bersama Iris dengan bahagia membuat boneka salju. Federic di belakang diam mengawasi, memberikan senyum lembut kepada dua sosok yang sedang bermain. Kemudian lainnya adalah Noel berdiam diri dikursi sembari menatap luar jendela. Melihat betapa indahnya salju-salju bersinar di bawah matahari menutupi taman pribadi milik Iris yang telah lama tidak dirawat. Melihat bayangan keluargnya bermain disana tanpa memikirkan apapun yang terjadi di sekitar.

Terakhir, Noel dewasa terbaring tidak bedaya di atas tempat tidur. Tubuh ringkih dan kulit pucat, Noel bertahan untuk tetap membuka matanya. Melirik ke arah jendela hanya untuk melihat beberapa kepingan salju turun diluar.

Apa-apaan?

Christ mengerutkan kening. Kepalanya menjadi pusing.

"Noel!"

Suara familiar memasuki pendengaran Christ. Ketika menoleh, Christ mendapatkan perempuan bersurai putih keperakkan dengan garis keabuan di area kiri. Potongan pendek seperti laki-laki membuat Christ hampir tidak mengenali perempuan itu pada awalnya. Ditambah kacamata yang bertengger di pangkal hidung hampir menutupi manik ungu gelap milik perempuan tersebut.

"Elis..?"

Eloise, gadis surai putih itu mengangguk. Eloise menghampiri Christ bersamaan dengan Pascal menurunkan tubuh Christ.  

Tidak, tidak hanya Eloise. Sepasang anak lebih muda dari Eloise mengikuti dari belakang. Yang perempuan melambai senang sedangkan yang laki-laki bersembunyi dibelakang Eloise, tetapi tidak berhenti mengintip untuk melihat Noel.

"I miss you so much, Noel. Aku menunggu balasanmu tentang surat terakhir yang kukirimkan tetapi tidak ada balasan! And when I heard that you had an incident, I'm really sad you know." Eloise berbicara panjang tanpa peringatan. Meraih tangan Christ memberikan genggaman erat tetapi tidak menyakitkan. Dari genggaman itu menunjukkan kalau Eloise bersungguh-sungguh atas ucapannya.  "Aku senang kamu sadar." 

Belum sempat Christ menjawab, perempuan lainnya berjalan  lalu merebut tangan Christ dari genggaman. Menimbulkan decakkan tidak puas dari Eloise disebelahnya.

"Me too!" Perempuan itu berseru. Cukup keras membuat Christ memundurkan tubuhnya selangkah. Pegangan terlepas membebaskan Christ untuk meraih celana Pascal.

"Ups. Apa kamu terkejut?"

Kamu nanya?

Tidak mungkin Christ membalas seperti itu sekarang. Di tambah dengan adanya Pascal dan Eloise.

"Pasti terkejut. Suara mu terdengar seperti letusan gunung berapi." Yang laki-laki menggantikan Christ menjawab. Masih bersembunyi di belakang Eloise seolah meminta perlindungan.

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang