First (Act 2)

688 70 0
                                    

Untuk yang sedang berpuasa, diharap bijak dalam membaca karena chapter ini mengandung slight smut!






Kerajaan Lains.

Sebuah kerajaan damai, memiliki banyak tanah asri dan masyarakat yang hidup berkecukupan. Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja tiran, Federic Aen Agthias yang mengambil gelar tersebut diusianya yang menginjak 20 tahun untuk menggantikan ayahnya.

Ia dinikahkan oleh perempuan berparas cantik, Iris Ignitius, putri bungsu dari keluarga duke Ignitius  yang memiliki peran besar di kekaisaran Helliconia. Tentu saja semuanya terjadi karena adanya permainan politik antar kerajaan dan kekaisaran. Pada saat itu kekaisaran Helliconia ingin menjalin kerja sama dengan kerajaan Lains, diterima oleh kerajaan dan mengharuskan Federic dan Iris mengorbankan diri mereka.

Federic bukanlah pribadi yang baik. Gelar tiran sudah melekat sejak Ia membunuh ibunya sendiri atas perintah raja terdahulu. Emosi yang seharusnya dimiliki, tidak lagi muncul pada diri Federic. Kehidupannya hampa, tidak ada yang bisa membuat Federic bergairah bahkan setelah mendapatkan gelar raja sekalipun. Ketika raja terdahulu mati karena penyakit, Federic tidak menunjukkan sedikitpun emosi. Sekedar untuk melihat pengantaran sang ayah saja Federic tidak sudi.

Saat dinikahkan dengan Iris, Federic tidak terlalu berharap apapun pada hubungan keduanya. Federic berencana untuk mengabaikan wanita itu. Tidak ada gunanya juga membangun sebuah hubungan nyata disaat Federic sendiri tidak tahu arti dari hal tersebut.

Tetapi semua yang sudah rencanakan menjadi kandas saat Iris justru melakukan hal yang membuat sedikitnya hati Federic bergerak. Iris memberikan Federic kebaikan yang tidak pernah ia dapatkan. Perempuan itu selalu tersenyum disaat Federic jelas-jelas mengabaikannya. 

Federic yang pada awalnya mengabaikan, menjadi begitu penasaran apa yang sedang dipikirkan oleh perempuan itu. Tidak ada yang suka dengan kepribadian Federic yang seperti ini, tetapi Iris mampu menerima meski itu mungkin menyakiti hati perempuan itu. 

Sampai suatu hari Iris benar-benar membuat Fedric sadar dengan perasaannya sendiri.

Semuanya dimulai saat Federic kembali dari perbatasan dengan luka yang cukup banyak. Beruntung bukan luka berat, sehingga Federic tidak kesulitan kembali ke istana kerajaan.

Tidak ada tabib kerajaan yang sedang berjaga saat itu karena kelahiran putra mahkota kekaisaran tinggal menghitung hari. Durant- Kaisar Hellconia- bersikeras untuk mengerahkan beberapa tabib terbaik untuk mengantarkan kelahiran anak pertamanya. Hal itu membuat Federic ingin menenggelamkan seseorang yang secara teknis adalah kakak iparnya itu ke danau karena masih bisa berlaku seenak jidat disaat banyak sekali orang yang terluka parah sepertinya akibat perang di perbatasan.

Para pelayan juga tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa, dan kebetulan saat Federic kembali tidak ada yang menyambutnya. Mengingat bulan sudah sangat tinggi di atas sana, Federic tidak terlalu memikirkannya.

Karena lelahnya tubuh, Federic tanpa berfikir panjang menuju ruangan yang telah Ia tempati bertahun-tahun bersama Iris. Tetapi pemandangan yang tidak Ia sangka muncul tepat ketika Federic membuka pintu.

"Eh?"

"?"

Disana ada Iris, sedang dalam keadaan setengah telanjang karena upaya mengganti busana. Kulit putih pucatnya terlihat cantik dibawah sinar bulan yang lewat melalui jendela. Surai peraknya pun membantu kecantikan wajah pucatnya yang kini merona malu. Dengan cepat Iris berlari mendekati tempat tidur guna menutupi tubuhnya menggunakkan selimut tipis disana. 

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang