2

642 69 0
                                    

Bayangan kematian ibu panti selalu menjadi mimpi buruknya. Tidak ada hari dimana Christ dapat menutup mata tanpa bisa menghilangkan gambaran banyaknya darah mengalir dan dua mayat yang terkapar tidak berdaya.

Hal ini sangat menganggunya.

Semuanya membuat Christ merasa kacau. Ia terhalang dalam melakukan pekerjaan sampai mendapatkan peringatan.

Christ tidak ingat sudah berapa kali Ia merenung di kamar mandi, berusaha mengalihkan perhatiannya agar tidak selalu mengingat kejadian itu.

Milo selalu berada di sisinya setelah hari itu. Ia sudah selesai melewati masa studinya, membuat pria itu bisa tetap tinggal bersamanya kapanpun yang diinginkan.

Pria itu mengajak Christ untuk tinggal bersamanya. Panti asuhan sudah di ambil alih oleh adik ibu panti membuat Christ mau tidak mau mengikuti keinginan Milo.

Keduanya hanya bertemu saat malam hari, karena Milo harus bekerja begitu pula dengan dirinya.

Milo selalu memeluknya ketika tidur. Mimpi buruk selalu membuat Christ terbangun di tengah malam, menjadikan Milo harus berjaga untuk menemaninya meski sudah diberitahu.

Terkadang pria itu juga akan melarang Christ untuk melakukan pekerjaan rumah. Takut Christ akan ceroboh dan melukai dirinya sendiri.

Sampai pada suatu malam, Milo memberikannya sesuatu hal yang sedikitnya merubah Christ.

"Kamu tertarik untuk membacanya?"

Milo menyerahkan ponsel, menampilkan layar putih dengan begitu banyak tulisan hitam.

Christ mengambilnya dengan ragu. Membaca tulisan yang tertera disana satu persatu dan mencoba memahami isi dari itu semua.

"Aku mencoba menulisnya sesuai dengan minpiku. Yah, sedikit aneh mungkin. Tapi ku harap kamu menyukainya." Lanjut Milo. Menggaruk dagunya yang tidak gatal sembari melirk ke arah Christ yang sudah masuk kedalam dunianya.

Setengah jam berlalu. Milo menunggu respon Christ yang terlihat tidak meyakinkan. Sahabat masa kecilnya itu tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Wajahnya serius dan kening di kerutkan mencoba memahami isi dari yang Ia baca.

"Christ..? Bagaimana menurutmu‐"

"Hiks.."

"Lah?"

"INI BAGUS BANGET!"

Christ melemparkan tubuhnya tepat kertas tubuh Milo. Pria itu tidak sempat merespon, terjembab jatuh dari sofa bersama Christ yang berada di atasnya.

Mata Christ yang berlinang air mata memiliki binar kepuasan disana. Bibirnya melengkung keatas menunjukkan rasa senangnya.

"Ini beneran kamu yang tulis?" Tanya Christ antusias. "Kamu harus mempublish nya! Ini benar-benar bagus!"

Milo tidak menyangka kalau reaksi yang Ia dapatkan dari Christ akan seperti ini.

"Tapi itu bukan cerita normal..? Maksudku, karakter utamanya laki-laki dan di nikahkan oleh laki-laki lain loh..?" Tanya Milo memastikan.

"Peduli setan! Aku justru suka cerita seperti ini, pasti akan ada juga yang suka!" Jawab Christ.

Yang terjadi selanjutnya, Christ selalu meyakinkan Milo untuk mepublish cerita buatannya. Ada beberapa waktu dimana Milo menolak, beralasan bahwa Ia membuat cerita hanya untuk diberikan pada Christ. Pada akhirnya pria itu luluh dalam menyanggupi permintaan Christ.

Berkat itu pula Christ berusaha bangkit dari bayangan-bayangan yang selalu menganggunya setiap malam. Digantikan oleh dirinya yang selalu bercerita pada Milo tentang teori-teori liar yang di buatnya untuk cerita Milo.

Cerita itu di beri judul 'The Only One', yang berhasil menjadi e-book dengan penjualan tertinggi selama dua beberapa tahun terakhir.

Christ yang maju dari masa lalunya mencoba melamar kerja di perusahaan dimana Milo bekerja. Semuanya lancar dan Ia bisa memiliki waktu lebih banyak bersama Milo dibandingkan sebelumnya.

Berkat kesuksesannnya, banyak sponsor yang membantu memperkenalkan 'The Only One' hingga meluncurkan banyak jenis merch didalamnya. Christ bahagia untuk Milo, dan Milo bahagia melihat kebahagiaan Christ.

Semuanya berjalan baik, sampai kematian Christ datang menghampiri didepan mata Milo.

.

.

.

To be continued

[BL] NoelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang