shocking fact

154 32 5
                                    

nggak capek untuk ingetin kalian buat follow dulu sebelum lanjut baca ya,

yang udah follow makasih banget, jangan lupa votes dan komennya ya.

happy reading.

***


Pagi itu anna sudah ada di stasiun radio untuk membacakan ramalan cuaca dan menyiapkan naskah siaran sekaligus menyusun daftar playlist lagu yang akan dia putar untuk siarannya sore nanti, namun ada yang berbeda dengan gadis itu hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu anna sudah ada di stasiun radio untuk membacakan ramalan cuaca dan menyiapkan naskah siaran sekaligus menyusun daftar playlist lagu yang akan dia putar untuk siarannya sore nanti, namun ada yang berbeda dengan gadis itu hari ini. Yang Entah mengapa wajahnya sangat pucat dan sayu.

"hai ann.." sapa sandra

"hmm.." jawab anna datar seperti biasanya.

Sandra mendekati anna yang masih fokus pada layar monitor.

"ann, lo pucet banget? Sakit" tanya sandra sambil menyentuh lengan anna dengan punggung tangannya, saat menyadari wajah pucat anna.

"nggak.." jawab anna singkat dan menjauhkan lengannya.

"kalo sakit jangan maksain siaran ann, nggak masalah nanti gue bisa gantiin slott siaran lo" kata sandra.

Anna menghentikkan kegiatannya dan menoleh kearah sandra dengan tatapan datar.

"lo nggak ada kerjaan lain selain ngurusin orang?" tanya anna datar, membuat sandra mencebik sambil melepas slingbag dari bahunnya dan meletakkannya di meja sekat miliknya.

"iya-iya, orang diperhatiin temen juga.

Yaudah nanti kalo emang nggak sanggup siaran bilang aja, mumpung gue lagi nggak banyak tugas kampus" kata sandra yang kini sudah duduk pada meja kerjanya sendiri dan mulai sibuk mencari tema siaran seperti yang anna lakukan.

Anna tersenyum miring sekilas dengan mata yang tak lepas dari layar monitor, Bahkan saat dewo dan diego datang bersama seorang pemuda yang mereka perkenalkan sebagai pegawai paruh waktu di bagian pemeliharaan komponen alat siaran, gadis itu sama sekali tidak peduli dan tetap fokus pada kegiatannya sendiri.

"hh-hai, perkenalkan nama saya regan. Mohon bantuannya selama saya disini ya." Sapa regan seramah mungkin, ini adalah pertama kalinya bagi pemuda itu untuk terjun dalam dunia kerja.

Sejak kecil regan tidak pernah merasakan bagaimana rumitnya kehidupan dan bagaimana sulitnya mencari kerja untuk menghasilkan uang.

Dan kini hanya demi bisa bertemu dengan penyiar favoritnya, pemuda itu rela melakukan segala cara termasuk menjadi pegawai paruh waktu di stasiun radio itu.

Sesaat setelah regan memperkenalkan diri dan sebagian karyawan menyambutnya dengan baik, anna justru berdiri dan dengan cuek meninggalkan ruangan. Tanpa peduli dengan perkenalan dan basa-basi semua orang diruangan itu.

Other sides of meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang