#SESE#STORY.
"Jangan meminta hal yang tak dapat ku berikan, terutama cinta" -Anna-
"Bagaimana hanya dengan suaramu,aku bisa sejatuh ini mencintaimu?
Aku rasa cinta memang buta" -Regan-
"Takdir memang suka bercanda, aku yang berjuang setengah mati.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anna berakhir duduk bersisian dengan regan dimeja makan keluarga itu, Dihadapannya ada rio dan melisa yang juga tengah menikmati makanan mereka.
Anna makan dengan tenang tanpa banyak bicara, matanya sesekali melirik kearah melisa.
Dan regan dengan senyumannya yang tak memudar karena berhasil menjebak anna dalam rencana dadakannya pun makan dengan tenang, meski dengan mata yang sesekali melirik kearah anna.
"jadi kamu mahasiswa seni ya anna?" tanya melisa
"iya tante.." jawab anna
"kamu juga kerja sebagai penyiar di hugo.fm? sudah berapa lama?"
"hampir dua tahun ini tante"
Melisa mengangguk-anggukkan kepalanya "oh iya, orang tua kamu kerja apa?"
Anna menghentikkan gerak tangannya saat hendak menyuapkan makanan ke mulutnya, gadis itu menghela nafas pelan lalu meletakkan sendok ditangannya untuk minum.
Menyadari perubahan ekspresi wajah anna, membuat rio dan regan yang sedikit mengetahui cerita tentang keluarga anna kelabakan.
"mah, masak belum-belum udah nanyain kerjaan orang tua sih" sergah regan sambil tersenyum kaku,
"iya mah, anna aja nggak pernah nanyain kerjaan kita kan selama kenal regan. Iya kan re?" sahut rio yang dijawab regan dengan anggukan kepala.
Tidak disangka anna justru tersenyum dan menjawab pertanyaan melisa dengan santai " mama saya dulu seorang penyiar berita dan papa saya seorang pengusaha tante, tapi mereka sudah pergi saat saya masih kecil" jawab anna jujur, regan menoleh dan menatap anna dengan tatapan tidak menyangka.
"ah, maaf sayang, tante nggak tau.
Pantes kamu jadi penyiar, kenapa nggak ambil jurusan broadcasting atau PR, jurnalis juga sesuai kan?
Jadi kamu kerja untuk memenuhi kebutuhan kamu sehari-hari, begitu?" tanya melisa, yang seolah tidak mencoba memahami perasaan anna yang mungkin menahan diri untuk tidak bersedih saat menjawab pertanyaannya.
Anna kembali tersenyum dan hanya menjawab dengan mengangguk sambil menaikkan kedua alisnya lalu meneruskan kegiatan makannya dengan tenang.
Regan yang duduk disisi anna menatap wajah tertunduk anna dengan perasaan bersalah, pemuda itu merasa sudah membuat anna bersedih karena mendengar pertanyaan ibunya yang sudah regan pahami selalu bertindak dan berkata sesuka hati tanpa peduli perasaan orang lain.