the night we parted

169 27 8
                                    

wajib follow bagi yang belum follow ya..

selamat membaca..!!

***

Hari itu kota diselimuti awan gelap yang mendominasi langit sejak pagi, suara alunan musik klasik berputar memenuhi sebuah apartemen dimana seorang gadis tengah berdiri diam di balkon sambil menatap datar deretan gedung-gedung tinggi didepan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu kota diselimuti awan gelap yang mendominasi langit sejak pagi, suara alunan musik klasik berputar memenuhi sebuah apartemen dimana seorang gadis tengah berdiri diam di balkon sambil menatap datar deretan gedung-gedung tinggi didepan matanya.

Drrrtt..ddrrttt..drrrtt..

Suara dering ponsel terdengar, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya dan berjalan terpincang menuju meja dibelakangnya untuk mengambil ponselnya.

"hmm.."

"kamu dimana? Kamu kan belum boleh pulang"

"aku di apartemen"

"kakak kesana sekarang"

"bisa biarin aku sendiri dulu?"

"tapi ann.."

"kalo kakak kesini aku akan pergi ketempat lain sekarang juga"

"ck, dasar keras kepala.

yasudah. Tapi kamu jangan kemana-mana.

Dan jangan melakukan hal yang membuatku khawatir. Mengerti?"

"hmm.." pungkas gadis itu lalu mematikan panggilan sepihak dan meletakkan kembali ponselnya diatas meja.

gadis itu kembali menatap datar pemandangan di bawahnya dan mulai memejamkan mata menikmati belaian semilir angin yang menerpa wajah pucatnya.

Sebenarnya anna belum boleh keluar dari rumah sakit karena kondisinya yang masih lemah setelah tiga hari tersadar dari koma, namun gadis keras kepala itu melarikan diri dengan alasan pergi ke taman dan diam-diam kembali ke apartemennya, bahkan masih lengkap dengan pakaian pasien yang melekat pada tubuhnya.

Akhirnya anna memilih keluar dari unit apartemennya untuk pergi kesuatu tempat. lihat, bahkan gadis itu langsung melanggar janjinya pada andro untuk tidak pergi kemana pun karena merasa sangat ingin pergi ketempat itu dan melakukan hal yang paling benci sejak dulu yaitu ingkar janji. 

Dengan sebelah kaki yang diseret gadis itu melangkah perlahan menyusuri koridor menuju lift, anna masih harus memakai tongkat penopang untuk membantunya berjalan, namun lagi-lagi karena gadis itu begitu keras kepala hingga anna nekat meninggalkan tongkat penopangnya di taman rumah sakit saat kabur.

Dengan sebuah taxi anna pergi kerumah lamanya, gadis itu tidak langsung masuk dan memilih bersandar pada pagar rumah, beberapa saat anna hanya memandangi rumah itu sambil merokok.

Seseorang bersembunyi tak jauh dari tempat anna berada dan diam-diam sudah mengikutinya sejak dari gedung apartemen.

Anna menghela nafas, dan memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa sedikit pusing dan pandangannya yang agak kabur.

Other sides of meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang