insecure person

170 25 4
                                    

satu lagi seperti biasanya..!!

jangan lupa follow ya..!

selamat membaca.

***


Siang itu regan tengah duduk pada salah satu bangku di kantin fakultas sambil menikmati makan siangnya seorang diri.
Namun ketenangannya terusik saat tiga orang pemuda dari klub basket menghampirinya dan duduk di meja yang sama dengan regan.
Sesaat regan hanya memandang datar pemuda dihadapannya kemudian dengan cuek meneruskan makan siangnya. 

"Lihat, ada mantan orang kaya lagi makan sendirian.
Mana ajudan lo yang selalu nempelin elo kemana-mana itu?
Udah nggak mau temenan sama elo ya?
Iyalah, siapa juga yang mau temenan sama anak pembunuh? " Sinis pemuda itu.

Regan menghentikan kegiatannya dan mencengkram kuat sendok ditangannya, namun karena ucapan pemuda dihadapannya merupakan suatu kenyataan membuat Regan sama sekali tak punya daya untuk menyanggah ucapan pemuda itu.

Mencoba tetap tenang, regan menghela nafas sekilas lalu memilih untuk meneruskan menghabiskan makanannya.

Namun seolah tidak puas dengan sikap diam regan, pemuda itu kembali mengeluarkan kalimat bernada sindiran kepada regan. 

"Oh iya, cewek lo mana?
Pasti terlanjur ilfeel ya sama kasus keluarga lo?
Sebelumnya aja udah kayak nggak minat gitu sama elo, apalagi sekarang ya?
Lo kan udah miskin sekarang, nggak ada taringnya lagi. Hahahhaaa... " Sarkas pemuda itu, yang disambut gelak tawa dua temannya yang lain, dan regan tetap berusaha tenang meski jika boleh jujur, ingin sekali regan menghajar manusia-manusia ini. Tapi regan tidak ingin membuat dirinya tampak konyol dengan meladeni pengganggu seperti mereka.

Kejadian yang berlangsung selama beberapa menit itu tak luput dari perhatian anna yang ternyata sejak beberapa waktu sebelumnya sudah bersandar pada daun pintu kantin sambil bersedekap dada.
Gadis itu menyeringai, lalu dengan santai berjalan mendekat dan duduk di samping regan tanpa bicara sepatah katapun.

 Gadis itu menyeringai, lalu dengan santai berjalan mendekat dan duduk di samping regan tanpa bicara sepatah katapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Regan menoleh dan mendapati anna tengah tersenyum lembut padanya dengan sebelah tangan yang menopang dagunya. 

"Hai.. " Sapa anna . 
"aa-anna..? " Sahut regan terkejut.
Anna menggenggam tangan regan dibawah meja sambil mengangguk lembut, lalu beralih pada tiga pemuda dihadapannya.

"Kok berhenti? Masih ada yang mau disampaikan nggak? 
Bukannya kalian punya segudang keluhan?
diem-diem selama ini kalian iri kan sama regan?
Kenapa? Kalah tenar ya..?hmmm..? 
Silahkan, mumpung orangnya masih disini" Kata anna sambil menunjuk regan dengan dagunya, sontak membuat ketiga pemuda itu berdehem untuk menyembunyikan salah tingkahnya karena tatapan anna yang begitu dingin dan membuat mereka merasa sedikit terintimidasi. 

"Beneran udah selesai? Masih ada nggak?" Anna terdiam sejenak sambil menelisik ekspresi tiga pemuda dihadapannya. 

"Oke, Kalo emang nggak ada, sekarang giliran gue ya".
Dengan santai Anna mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaket yang dia kenakan dan mengirim pesan broadcast pada forum kemahasiswaan.
Detik kemudian Semua orang yang ada di kantin serentak membuka ponsel mereka, dan terkejut dengan apa yang baru saja anna bagikan.

" Ii-iini.. " Pemuda yang sebelumnya menghina regan terkejut bukan main, bahkan kehilangan kata-kata setelah melihat apa yang dia lihat pada layar ponselnya.

"Why..?
Kaget ya..? Hmmm..? " Tanya anna sambil tersenyum miring.

"Gue yakin, selama ini seluruh mahasiswa dikampus ini pasti penasaran kenapa gue nggak pernah dapet tindakan disiplin meskipun gue pernah bikin orang masuk rumah sakit, gue sering debat dan nggak sungkan mempermalukan dosen yang nggak adil atau seenaknya parkir di tempat khusus rektor dan dekan. 
Dan Apa yang lo lihat barusan itu adalah jawabannya. " Anna menoleh kearah regan yang kini menatapnya dengan tatapan tidak menyangka lalu tersenyum samar.

" Denger ya zio, iyakan nama lo zio..?

Mau lo anak rektor atau ketua yayasan pendiri kampus ini sekalipun, nggak seharusnya lo bersikap angkuh seperti itu.
Karena di atas langit masih ada langit.

Gue bicara seperti ini bukan untuk menyombongkan diri karena ternyata perusahaan bokap gue merupakan salah satu pendiri dan donatur terbesar buat kampus ini, tapi karena sikap lo terlihat menjijikkan dimata gue.

Selama ini gue diam dan nggak pernah ungkap kebenaran ini, karena gue masih mikirin nasib mahasiswa disini kalau sampai kasus penggelapan dana yang dilakuin bokap lo akan mempengaruhi kredibilitas universitas kita.
tapi karena elo udah berani hina pacar gue,
Gue juga nggak bisa biarin lo sombong terlalu lama.

Udah saatnya semua orang tau kelakuan bokap lo, biar lo juga tau rasanya berada dititik terendah hidup lo dan belajar cara menghargai orang lain."ucap anna sambil menyerigai. 

"Ah iya, karena tadi lo udah sebut regan anak pembunuh.
Apa mulai sekarang semua yang ada disini juga boleh manggil elo a-nak Ko-rup-tor? " Anna tersenyum miring sambil menaikkan sebelah alisnya.
Sementara pemuda dihadapannya kini tertunduk sambil mencengkram ponsel ditangannya.
Sedangkan sebagian besar mahasiswa yang berada dikantin sudah sejak tadi berbisik dan riuh membicarakan apa yang sedang terjadi.

"Tidak ada yang abadi di dunia ini, bahkan seekor singa yang katanya paling kuat di hutan akan kalah sama pemburu yang memegang senapan. "
Anna mendekatkan mulutnya di samping telinga zio dan berbisik lirih.

"Gue bisa kok tarik lagi postingan gue dan bikin semua mahasiswa disini tutup mulut untuk menjaga nama universitas kita tetap baik dimata dunia.
Tapi gue peringatkan sama elo, jaga sikap.

Other sides of meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang