Part 1

44.1K 1K 142
                                    

Leece Brylee Grisham memasuki apartemen seorang pria, tanpa rasa takut sedikit pun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leece Brylee Grisham memasuki apartemen seorang pria, tanpa rasa takut sedikit pun. Wajahnya justru menunjukkan frustasi. Mungkin masalah hidup yang dialami terlalu berat, sampai nekat mendatangi tempat tinggal lawan jenis. Apa lagi ia jauh-jauh datang dari New York ke Helsinki hanya untuk menemui sosok tersebut.

Beberapa kali Leece ditawari minuman oleh pria itu, tapi ditolak karena tidak ada soda. Sosok dengan postur tubuh begitu sempurna. Apa lagi saat tak memakai baju, hanya celana jeans panjang. Pesona yang dipancarkan luar biasa mengaduk-aduk seisi tubuhnya. Tatapan tajam yang menunjukkan kesan sangar itu semakin membuat wajah berekspresi dingin kian menggoda. Wajar saja kalau ia sempat terbesit untuk memuja kerupawanan tersebut.

"Aku ingin bertanya denganmu," ucap Leece. Sejak tadi dia mengikuti pergerakan tubuh pria itu yang tak kunjung berhenti. Sampai pada akhirnya kalimat yang baru dilontarkan itu berhasil membuat keduanya membeku di tempat. Tepat di dapur yang ukurannya tidak begitu luas.

Pria itu hanya tak jalan lagi, tapi tangan bergerak mengambil gelas di kabinet, kemudian mengeluarkan sebuah botol wine dari lemari penyimpanan. "Katakan."

Memang sedikit pelit dan perhitungan kalau mengeluarkan suara. Faydor sembari menuangkan cairan berwarna ungu pekat ke dalam burgundy glass. Tanpa memandang Leece, tatapannya memerhatikan isi kaca transparan berbentuk bulat dengan tangkai kecil panjang. Memastikan kalau cukup menuangkan untuk diri sendiri.

"Apa menurutmu aku tidak cantik?" Leece menunjuk penampilannya dari atas sampai bawah, menggunakan tangan yang digerakkan mulai kepala hingga kaki.

Sosok itu menutupi mulut dengan gelas, menikmati wine yang terasa sangat lembut dan nikmat. Mata sembari melihat wajah Leece, wanita yang sudah dianggap seperti adik sendiri. Leece adalah anak dari mantan kekasih orang tuanya, dan hubungan mereka sangat baik. Sering berkunjung ke tempat satu sama lain saat usia belum menginjak dewasa dan sibuk dengan urusan masing-masing.

"Cantik." Jangan mengharapkan ada kalimat panjang atau pujian berlebihan dari seorang pria pelit bicara. Mau menjawab saja sudah syukur. Kalau sedang beruntung, pasti bisa mendengar ucapannya yang panjang lebar, tapi jarang terjadi kecuali moment tertentu.

"Lantas, kenapa nasib cintaku seperti ini? Memangnya aku ada yang kurang?" Leece menunjukkan wajah tidak terima. Ini bukanlah kali pertama ia putus cinta. Dahulu sempat dicampakkan oleh beberapa kekasihnya yang baru menjalin asmara seumur jagung. Tapi, kali ini yang paling menyebalkan karena dua tahun lamanya ia menjalin asmara dan ujung-ujungnya kandas juga.

Pria itu tak langsung menjawab, tapi menggoyangkan gelas di tangannya hingga cairan wine ikut bergerak. "Jujur atau bohong?" Alisnya terangkat sebelah. Mau menggunakan ekspresi apa pun, dia tidak pernah terlihat jelek.

"Jujur, sudah cukup kenyang aku dibohongi." Berhubung Leece lelah berdiri terus, akhirnya ia menyandarkan tubuh ke meja supaya tetap bisa menatap tanpa perlu mendongak berlebihan.

Revenge For A HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang