Part 37

6.8K 309 6
                                    

Meski dari keluarga kaya, tapi merayakan peringatan hari lahir hanya sebatas makan bersama keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski dari keluarga kaya, tapi merayakan peringatan hari lahir hanya sebatas makan bersama keluarga. Mereka memang bukan penganut konsep party besar-besaran. Terasa lebih akrab bersama orang-orang dekat dan terkasih justru lebih memuaskan. Apa lagi sekarang sangat jarang berkumpul kalau tak ada acara. Jadi, Mommy Cathleen sengaja membuat makan malam itu.

Hanya anak dan menantu saja yang diundang. Besannya sudah coba diajak ke Helsinki. Tapi, tidak bisa datang karena urusan di New York banyak.

Sayangnya, Mommy Cathleen merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh ketiga pria kesayangannya. Entah apa, namun jelas sekali bahwa ia tidak diizinkan untuk mengetahui. "Wah ... main rahasia-rahasiaan sekarang? Mommy tidak diajak?"

"Urusan para lelaki," ucap Daddy Gerald. Ia tidak mau sang istri kecewa jika tahu Faydor dan Leece hanya menikah karena sebuah alasan konyol, bukan berlandaskan cinta. Dia sudah mengantisipasi supaya kejadian di masa lalu tidak terulang lagi. Cukup dirinya yang berbuat kesalahan fatal saat muda. Anak-anaknya jangan. "Ayo kita fokus saja pada acara hari ini," ajaknya kemudian supaya pembahasan kembali pada topik yang semestinya.

Ketegangan pun tetap tidak hilang meski Mommy Cathleen mengajak berbincang santai sebagai peneman di ruang makan itu. Faydor dan Galtero masih sama-sama memancarkan tatapan tajam. Demi apa pun, Leece sampai bingung bagaimana cara membuat suami sendiri supaya tidak marah saat situasi di depan orang tua.

Satu persatu hidangan pun habis. Mulai dari appetizer, main course, hingga dessert yang disajikan ke hadapan meja masing-masing. Semuanya enak, ternyata menyewa chef untuk memasak.

Dari kelima orang yang ada di sana, hanya Leece dan Mommy Cathleen yang terlihat akrab dan banyak bicara. Sisanya seperti patung dan menjawab singkat seperlunya.

Tidak ada lagi hidangan yang disajikan, Leece diajak mertuanya untuk melihat koleksi bunga yang baru dibeli tadi pagi. Ia pamit dengan Faydor kalau mau ikut Mommy Cathleen sebentar.

Selepas kepergian dua wanita tadi, tersisalah tiga pria dengan aura yang sama-sama kuat dan dingin. Ini saatnya untuk Faydor mengutarakan rasa kesalnya.

"Maksudmu apa menempatkan kamera di kamar istriku, ha?!" Faydor mengeluarkan beberapa benda yang tadi ditemukan di apartemennya. Melemparkan ke arah Galtero hingga menubruk dada kembarannya dan jatuh ke paha.

Galtero hanya melihat kamera pengawas kecil itu dengan satu alis terangkat sebelah. "Kenapa harus marah? Bukankah kau tak cinta dengan adik kecil kita? Kalian hanya menikah karena kesepakatan, bukan? Untuk apa kau menjadi orang yang sok peduli dengannya? Toh pada akhirnya kalian akan bercerai juga."

Faydor berusaha menguasai emosinya. Menarik napas dengan tangan terkepal kuat. Mungkin bisa melayang ke wajah Galtero sewaktu-waktu. "Kau itu tidak tahu apa-apa tentangku. Jangan banyak bicara seakan kau adalah aku!"

Daddy Gerald ikut masuk ke dalam obrolan itu. Dia menatap tegas putranya yang banyak membuat pusing. "Kau sudah putus dengan Rose?"

"Sudah, aku jauh menyayangi karir," jawab Faydor. Tidak ada rasa dongkol sedikit pun saat mengatakan itu. Mengakhiri hubungan dengan Rose justru membuatnya merasa lega. Entah kenapa bisa begitu, mungkin karena mereka terlalu lama sembunyi-sembunyi dan akhirnya kini tidak perlu melakukan itu lagi.

Revenge For A HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang