Leece baru saja patah hati. Dia tidak mau merasakan sedih yang berlarut, maka menyusun sebuah rencana untuk menunjukkan bahwa hidupnya lebih bahagia tanpa sang mantan dan bisa menemukan pria yang jauh lebih menawan. Bukan dengan cara menyakiti seseo...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah resmi dinyatakan menjadi pasangan suami istri, Leece dan Faydor mendapatkan ucapan selamat dari satu persatu anggota keluarga. Mulai dari orang tua masing-masing, hingga kakak-kakak Leece.
Kebahagiaan paling jelas berasal dari orang tua mempelai pria dan wanita karena berhasil memperkokoh ikatan persaudaraan.
"Sebenarnya kita sudah ada rencana mau menjodohkan Leece dengan salah satu anakku, ya. Tapi, suami-suami kita yang tidak setuju," ucap Cathleen saat mempelai pria dan wanita duduk bergabung di meja mereka.
"Katanya kita tidak boleh ikut campur perihal percintaan anak-anak, supaya memilih sendiri sesuai kehendak hati," imbuh Jazlyn.
"Ternyata takdir berkata lain. Leece dan Faydor saling mencintai." Cathleen pun memeluk menantu baru yang duduk di sampingnya. "Aku senang sekali saat diberi tahu kalau kalian mau menikah." Memang sesayang itu, sampai meninggalkan kecupan di pipi Leece.
Mempelai wanita tersenyum tipis. Rasanya tidak tega kalau mereka semua tahu tentang kebohongan yang ia buat. Wajah ceria dan penuh kebahagiaan itu pasti suatu saat akan berubah menjadi mendung, ketika saatnya perceraian datang.
Para wanita yang lebih banyak heboh, sementara kaum lelaki cenderung sedikit berkomentar. Apa lagi Galtero yang sejak tadi hanya datar dan menatap tajam Faydor. Juga Bernard yang tidak terima dengan pernikahan tersebut.
"Menikah kalau tanpa cinta juga untuk apa," sindir Galtero. Dia mengeluarkan kotak rokok untuk mengambil satu batang.
Faydor melotot ke arah kembarannya. Bisa-bisanya menyeletuk begitu di depan semua orang. Lihat saja kelakuan Galtero, membuat keluarga jadi menatap curiga padanya seolah meminta penyangkalan.
"Kalian bisa nilai sendiri bagaimana perasaanku pada Leece." Dibandingkan mengatakan secara gambalang dengan kata cinta, Faydor memilih untuk membiarkan semua orang berpikir dengan sudut pandang masing-masing. Dia merangkul sang istri, lalu tak segan untuk memberikan kecupan singkat di bibir yang berhasil membuat wanita itu lagi-lagi terkejut.
Demi apa pun, Faydor itu sudah terhitung tiga kali tak segan menyerang bibirnya tanpa aba-aba. Leece jadi tidak bisa mempersiapkan hati dan jantung supaya tidak bergetar.
"Adik perempuanku ini memang sangat cantik," puji Garret seraya mata menatap lekat sosok Leece. "Jadi, wajar saja kalau membuat para pria iri dengan pernikahannya ini."
Manfred yang duduk di samping Galtero pun memberikan tepukan pada pundak pria itu. "Kau kalah cepat mendapatkannya. Pasti cemburu, kan? Ciuman mereka tadi cukup memperlihatkan pada kita kalau pernikahan ini memang didasari oleh rasa suka."
"Siapa yang cemburu," elak Galtero. Kenapa jadi ia yang disudutkan di sana.
"Sudah, tidak perlu malu mengakui. Nanti Mommy coba carikan wanita yang mirip dengan istri Faydor," timpal Cathleen.