Jangan lupa follow aku dulu sebelum lanjut baca. Tekan bintang di kiri bawah juga sebelum baca, biar gak kelupaan.
*****
Leece sungguh tidak menyangka kalau Faydor sudah membelikan tiket untuknya. Pria itu tidak ada memberi tahu, bahkan berdiskusi terlebih dahulu juga tidak. Dia sampai tak tahu kapan suami membeli untuk dirinya. Pasti bukan dadakan karena telah dipastikan habis.
Demi apa pun, penasaran sekali apa yang dipikirkan oleh Faydor hingga bisa memiliki inisiatif seperti itu? Tidak pernah ada bahasan tentang dirinya mau ikut pulang ke Helsinki atau tidak. Suaminya sangat berhasil membuat jiwa-jiwa ketertarikan mulai muncul ke permukaan.
Dahulu Leece memilih untuk tidak mau mengenal lebih dekat manusia dingin dan jarang bicara karena pasti tidak seru, monoton, hidup terlalu lurus dan tidak berwarna. Tapi, sekarang apa? Nyatanya pria seperti itu justru membangkitkan rasa penasaran, membuatnya ingin mengetahui dan mendalami lebih jauh lagi tentang kehidupan seorang Faydor Calle Giorgio.
Tidak masalah, bukan? Toh itu suaminya juga. Seharusnya wajar jika ingin mengenal pasangan sendiri, apa lagi yang sudah sah dalam ikatan pernikahan.
Leece rasanya ingin menertawakan diri sendiri, meski dalam hati. Dia yang mengajak menikah pura-pura hanya untuk membuat mantan sakit hati, ternyata kini mulai larut dalam permainan sendiri.
Andai Faydor tidak mengubah penilaiannya, pasti Leece tak mungkin tertarik dengan pria itu. Sayangnya, terlambat. Sepertinya dia perlahan mulai menyukai suami sendiri, walau masih samar.
Sejak naik ke dalam pesawat dan burung besi itu telah lepas landas dari satu jam lalu, mata Leece tidak pernah lepas memandang pria yang duduk di sampingnya. Ia pikir akan dibelikan kelas ekonomi biasa dan terpisah, ternyata first class dan saling bersebelahan. Memudahkannya memuaskan dan memanjakan mata dengan mengisi kornea penuh oleh wajah tampan suaminya.
Tidak salah 'kan menyebut suami? Memang begitu kenyataannya.
Semakin dilihat, Faydor ternyata sangat memesona. Kenapa juga Leece baru sadar sekarang setelah dibuat terpana oleh tindakan pria itu yang tidak pernah ia duga sebelumnya.
Rasanya tidak akan bosan kalau disuguhi pemandangan pahatan rahang tegas dengan bulu tipis di sekitar, rambut sedikit panjang tapi masih nyaman dilihat. Ada beberapa tato juga di sekitar tubuh suami.
"Jangan memandangku terus, nanti kau jatuh cinta, aku yang repot," tegur Faydor. Sejak tadi ia fokus ke layar MacBook untuk mencicil pekerjaan, daripada waktu perjalanan terbuang sia-sia tanpa mendapatkan apa pun.
Faydor hanya melirik beberapa kali saat merasakan ada sepasang mata menatapnya. Awal sengaja dibiarkan dan tidak ditegur, tapi ternyata Leece sudah satu jam lebih tak mengalihkan pandangan. Ia sedikit terganggu, walau wanita itu tidak melakukan apa pun padanya. Namun, cukup berhasil membuyarkan konsentrasi kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge For A Heartbreak
ChickLitLeece baru saja patah hati. Dia tidak mau merasakan sedih yang berlarut, maka menyusun sebuah rencana untuk menunjukkan bahwa hidupnya lebih bahagia tanpa sang mantan dan bisa menemukan pria yang jauh lebih menawan. Bukan dengan cara menyakiti seseo...