Part 25

7.6K 348 16
                                    

Padahal baru saja semangat menggebu untuk mulai melancarkan misi memikat hati suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal baru saja semangat menggebu untuk mulai melancarkan misi memikat hati suami. Kehadiran Rose seakan langsung mengingatkan Leece kalau hal itu tidak mungkin terjadi. Lambang bunga mawar di bawah leher Faydor sudah cukup meyakinkan kalau wanita itu memang memiliki pengaruh besar di hidup suaminya.

Leece tak tahu harus menganggap Rose sebagai apa. Rivalnya, kah? Tapi tanpa berperang pun ia sudah kalah. Selingkuhan suaminya? Sepertinya tidak cocok karena dirinya yang orang ketiga di hubungan mereka. Teman? Tidak mau karena tak suka dengan tingkah laku Rose yang seenaknya.

Lihat saja wanita itu, belum dipersilahkan pun sudah main masuk saja seolah di tempat tinggal sendiri. Setidaknya permisi, bertanya apakah boleh ke dalam atau tidak. Langsung nyelonong ke dalam.

"Tidak punya etika!" umpat Leece. Ia dorong pintu secara keras. Sengaja, supaya suara menggelegar dan orang yang ada di dalam terganggu.

Leece kembali masuk ke dalam. Matanya sudah panas melihat suami telah digelayuti oleh wanita lain. Dia ingin marah, mau menjambak rambut, lalu menendang Rose keluar dari penginapannya. Tapi, pasti nanti Faydor menilainya sebagai wanita kasar.

"Masih banyak kursi kosong, duduk sendiri. Jangan manja!" Leece mendorong sebuah kursi hingga bunyi decitan. "Suamiku sedang makan," beritahunya seraya menunjuk masakannya yang sedang dinikmati oleh Faydor. "Kalau kau ada urusan, bicarakan nanti setelah dia kenyang."

Leece akui kalau cemburu. Baru berapa hari dia merasakan diperhatikan, dibantu melewati rasa sakit bersama, dipeluk tiap tidur. Sekarang harus melihat suaminya, yang seharusnya miliknya, bermesraan dengan wanita lain. Tidak terima, tentu saja. Namun, sebisa mungkin tidak menunjukkan sisi bar-bar.

Cukup tarik tangan Rose hingga wanita itu menjauh dari Faydor. "Jangan ganggu orang sedang makan!"

Faydor hanya menaikkan sebelah alis melihat dua wanita berdebat. Lebih tepatnya istri penyihirnya yang banyak marah-marah. Dia membiarkan begitu saja karena tangan dan mulut sedang menikmati masakan Leece.

"Yang kau sebut suami itu, kekasihku. Jadi, suka-suka aku mau duduk di pangkuannya, bergelayut manja." Rose berdiri, lalu sedikit mendorong bahu Leece. "Not your business!"

"Kasar sekali." Leece mencebik. Untung hanya sedikit terhuyung tak sampai jatuh.

"Lagi pula kau itu makan apa? Biasanya juga tidak pernah mau makan kalau sedang bersamaku," ucap Rose. Melirik spaghetti yang penampilannya biasa saja.

Leece menahan senyum. Oh ... jadi hubungan mereka tidak sedekat itu. Bahkan tak pernah makan bersama. Tapi, arti bunga mawar di bawah leher Faydor, apa?

"Karena tiap bertemu denganmu, bukan untuk makan atau berbincang," jawab Faydor datar. Benar, mereka bertemu hanya untuk sex saat dirinya mulai pusing dan lelah oleh pekerjaan. "Dan ini makanan yang dimasak Leece, enak. Jadi, aku makan," lanjutnya.

Revenge For A HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang