Part 8

11.9K 484 89
                                    

Leece menahan napas ketika bibir Faydor tidak segera ditarik mundur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leece menahan napas ketika bibir Faydor tidak segera ditarik mundur. Dia pernah berciuman, lebih tepatnya french kiss yang melibatkan lidah saling beradu. Tentu bersama mantannya. Namun, terasa berbeda, jauh sekali. Entah apa penyebabnya, tapi dia bisa merasakan kalau bibir Faydor dan Bernard tidak menyalurkan sesuatu yang sama.

Padahal Faydor hanya mengecup, lama. Tanpa ada gairah, paksaan, atau menuntut harus dibalas. Hal itu membuat Leece seperti terhipnotis karena saat matanya menatap bertepatan dengan pandangan pria itu menguncinya, dada mendadak berdesir.

Mungkin sikap Faydor memang dingin. Namun, tidak dengan bibir. Hangat sekali dan manis. Hanya saja Leece harus menyadarkan diri. Hentikan rasa kagummu itu!

"Ehem! Bisa akhiri bermesraannya?" pinta Edbert.

Dehaman dari Edbert membuat Faydor baru mengambil jarak. Dia mengusap bibir Leece yang seksi dan membuat niat awalnya ingin mengecup sekilas jadi berubah lebih lama. Ada sesuatu yang membuatnya terasa enggan menyudahi.

Mungkin karena ekspresi wajahnya yang tegang, dan aku suka saat seseorang merasa terintimidasi. Kira-kira begitulah isi pikiran Faydor.

"Cukup membuktikan kalau kau memang menyukai putriku. Dan Leece ... sepertinya perlu belajar banyak supaya tidak tegang ketika melakukan hal itu." Edbert menunjuk anaknya. Melihat secara langsung bagaimana Faydor memperlakukan Leece, membuatnya tidak berpikiran buruk akan niat menikah antara keduanya.

"Jadi, bagaimana? Apakah kalian memberikan izin?" tanya Faydor sekali lagi. Menegakkan duduk supaya kembali fokus pada topik.

"Kalau aku silahkan saja, tapi kembali lagi pada Leece apakah dia bersedia dinikahi atau tidak," jawab Jazlyn.

"Ya, aku mau." Leece tersenyum sedikit canggung. Bisa-bisanya Faydor tetap biasa saja padahal mereka baru selesai berciuman.

"Orang tuamu? Apa mereka setuju kalau menikahi putriku?" tanya Edbert.

"Mereka pasti tak masalah, akan ku kabari secara langsung saat pulang ke Helsinki," jelas Faydor.

"Oke, rencananya kalian akan menikah kapan?"

"Secepatnya," ucap Leece, bersamaan dengan Faydor yang menjawab juga, tapi kalimat berbeda.

"Bulan depan," jawab Faydor.

Edbert dan Jazlyn menaikkan satu alis, lalu saling pandang satu sama lain. Merasa tidak kompak, namun bukan masalah besar.

"Bulan depan sepertinya sangat cukup mempersiapkan semuanya. Mau pesta meriah atau sederhana?" tawar Jazlyn.

"Sederhana saja." Akhirnya Leece dan Faydor memiliki jawaban yang sama juga.

"Intimate wedding," imbuh Leece.

Perihal izin tidak perlu dipusingkan. Calon pengantin pura-pura itu telah mengantongi restu. Sarapan pun akhirnya berakhir. Mereka kembali melakukan aktivitas masing-masing.

Revenge For A HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang