Part 3

16.3K 743 163
                                    

Untuk apa juga Leece berlama-lama di Helsinki? Kehadirannya saja diusir oleh pria menyebalkan, dingin, tidak peduli dengan permasalahan yang menimpanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk apa juga Leece berlama-lama di Helsinki? Kehadirannya saja diusir oleh pria menyebalkan, dingin, tidak peduli dengan permasalahan yang menimpanya. Sumpah, dia benci sekali dengan Faydor. Manusia tapi seperti tidak punya hati. Sudah tahu ia datang sendirian ke Helsinki, jauh-jauh dari New York pula, tapi tidak diantarkan pergi—setidaknya basa-basi ditemani mau main di mana, begitu?

Leece sampai lupa sudah berapa kali mencebikkan bibir saat menanti pesawat yang akan ia tumpangi. Ya, sejak mendapatkan penolakan, langsung membeli tiket pulang hari itu juga. Tidak ada alasan berlibur, pikirannya terlalu rumit berisi keinginan balas dendam pada sang mantan.

Sampai sekarang tidak habis pikir dengan Faydor, disuguhkan tubuhnya pun tak tergerak sedikit pun mau mencicipi. "Mungkin dia lebih suka bermain sesama batang, daripada lubang," celetuknya, bergidik geli.

Apa lagi yang bisa Leece simpulkan kalau bukan Faydor penyuka sesama jenis? Kalau pria normal sudah pasti akan turn on. Tapi, kenyataannya manusia satu itu lurus-lurus saja. Diperhatikan bagian pangkal paha juga tak ada yang nampak mengembang atau mengeras.

Telapak Leece memukul kepala saat pikirannya terngiang body Faydor yang luar biasa atletis. Seluruh detail pahatan di perut yang jelas sekali nampak pas diporsi semestinya. "Sial! Kenapa harus pria setampan dia yang tak berhati dan penyuka batangan ... berkurang sudah populasi pria normal," gerutunya.

Rasanya Leece masih belum terima mendapatkan penolakan. Tapi, berhadapan dengan pria dingin itu sangat menguras tenaga, hati, dan pikiran.

Memang apa sulitnya pura-pura menikah? Toh Leece menawarkan keuntungan juga, tidak sekadar memanfaatkan untuk diri sendiri. Tapi, setelah dipikir-pikir, pantas saja Faydor tidak tertarik oleh penawarannya. Seharusnya mengajukan opsi lain pada seorang gay.

"Aku baru terpikirkan sekarang pula. Sudahlah, mau kembali ke tempatnya juga malas," gumam Leece.

Tak berselang lama, terdengar informasi bahwa penumpang pesawat dari maskapai yang Leece pesan pun sudah diperbolehkan memasuki kabin melalui gate sesuai yang tertera pada tiket.

Lecee meninggalkan New York dengan perasaan kecewa dan tidak membawa hasil apa pun. Rencananya balas dendam pada mantan sudah gagal sebelum dimulai.

Sepanjang burung besi mengudara, pandangan Leece terus menatap ke luar. Gumpalan awan tampak masih cerah, tapi tidak bisa mengusir mendung dalam hatinya.

Entahlah, Leece rasanya tidak bersemangat untuk melakukan apa pun. Sampai pada akhirnya kantuk menyerang, dan dia tertidur.
.....
Setelah melewati perjalanan udara yang lumayan membuat pegal punggung dan pantat karena berjam-jam duduk saja, Leece pun akhirnya sampai di bandara yang ada di New York. Dia sudah mengambil koper dan menarik benda itu malas.

Melihat betapa besar ukuran koper yang dibawa dan isinya juga tidak sedikit, Leece seketika menyesal. "Seharusnya aku bawa tas berisi ponsel dan dompet saja kalau tahu di Helsinki tak sampai sehari." Rasanya ia ingin menggerutu terus.

Revenge For A HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang