Part 39

7.1K 289 4
                                    

Waktu satu bulan di Swiss digunakan oleh Faydor dan Leece dengan sangat baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu satu bulan di Swiss digunakan oleh Faydor dan Leece dengan sangat baik. Keduanya menikmati honeymoon yang tertunda itu sesuai tujuan. Tentu saja bercinta tiap malam karena pagi hingga siang digunakan untuk bekerja dan Leece menyusun tugas akhir. Sore jalan-jalan, kalau sudah petang bertugas sebagai suami istri. Mereka tidak pernah merasa bosan dengan kegiatan yang dilalui. Meski setiap hari jarang bercerita tentang hal-hal yang absurd, cukup yang penting-penting saja. Tidak pernah ada tuntutan untuk saling mengungkapkan apa pun, kecuali kalau mau pun tak masalah, akan didengarkan juga.

Hubungan yang tak saling menuntut dan pengertian itu membawa mereka nyaris tak pernah bertengkar. Nampak harmonis dan romantis.

Memang otak Leece itu cepatnya saat di kondisi santai, tenang, damai, dan bahagia. Buktinya, dia berhasil menyelesaikan walau baru dalam bentuk kerangka gambar, masih perlu membuat maket, cetak biru, dan rincian anggaran biaya pembangunan.

Di MacBook miliknya sudah ada desain bangunan berskala besar yang di dalamnya mencakup perusahaan, apartemen, hotel, taman, danau buatan, area bermain anak, mall, sekolah, dalam satu lingkup. Pada akhirnya otak pun tak jauh-jauh dari bisnis karena ia memutuskan untuk nantinya menjual konsep itu pada sang Daddy atau mungkin ada yang mau membeli. Tenang saja, relasi keluarganya banyak, dan kalau tugas akhirnya berhasil ada yang melirik, sudah pasti jalannya menuju lulus sangat mudah karena kemampuannya selama menempuh pendidikan di Universitas terbukti bermanfaat untuk kehidupan selanjutnya.

Leece meregangkan tangan setelah menyelesaikan sentuhan akhir. Wajah sangat berseri menatap layar di depan matanya. "Akhirnya selesai juga setelah satu bulan," ucapnya begitu gembira. Kini ia bisa menyandarkan punggung ke sofa dengan nyaman. Rasanya pegal setelah beberapa jam berkutat dengan kesibukannya.

"Berarti sudah boleh diganggu?" tanya Faydor. Pria itu duduk di samping sang istri sejak tadi.

Leece mengangguk. "Maaf, ya ... tadi sempat mengomel." Tangannya mengusap rahang tegas suami supaya tidak marah, walau ia tahu Faydor tidak pernah bisa geram dengannya.

Tadi Leece sedang serius sekali, tapi Faydor terus mengganggu dengan memeluk, kepala mendusel. Pokoknya membuat konsentrasinya buyar. Alhasil dia marah-marah karena hal itu membuat desainnya sedikit melenceng. Namun, sekarang sudah dibenarkan sesuai imajinasi dan keinginannya.

"It's ok, aku yang salah." Faydor meletakkan MacBook ke atas meja. Lalu merebahkan tubuh dengan paha sang istri dijadikan bantalnya.

Tubuh dan kepala Faydor miring hingga kini wajah pun ada persis di depan perut rata Leece. Ia menarik ujung kaos sang wanita, lalu memasukkan seluruh kepala ke dalamnya.

"Eh ... mau apa?" Leece reflek menaikkan kaos hingga memperlihatkan sang pria yang sudah mengusapkan pipi di perutnya.

"Mau bermanja dengan istriku." Faydor mengecup perut Leece yang rata tak ada isinya kecuali organ dalam.

Revenge For A HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang