Part 48

5.4K 263 12
                                    

Rasanya sudah lama sekali Faydor tidak bisa tidur cepat dan nyenyak sejak takut ditinggalkan oleh Leece, padahal baru terhitung satu minggu yang terasa bagai satu tahun lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya sudah lama sekali Faydor tidak bisa tidur cepat dan nyenyak sejak takut ditinggalkan oleh Leece, padahal baru terhitung satu minggu yang terasa bagai satu tahun lamanya. Tapi, setelah bercinta, dia benar-benar kelelahan dan berakhir terkapar tanpa tahu situasi yang terjadi sebenarnya. Tidak merasakan atau mendengar sesuatu yang mengusik sedikit pun.

Saat terbangun, tangan langsung mengusap ranjang samping seolah mencari seseorang. Dua kelopak mata Faydor seketika terbuka lebar ketika tak mendapati istrinya di sana. "Leece? Sayang?" panggilnya dengan suara sedikit berteriak.

Berharap ada sahutan, sayangnya hanya senyap yang terdengar. Bola mata pria itu berotasi ke arah jam digital. "Sudah pagi? Lama sekali aku tidur," gumamnya. Dia ingat kalau terakhir bercinta adalah sore hari menjelang malam, tapi sekarang sudah menunjukkan pukul lima pagi.

Faydor lekas menyibakkan selimut, menampilkan tubuhnya yang masih polos. Menurunkan sepasang kaki hingga memijak lantai, ia berjalan tanpa memakai busana untuk mencari keberadaan sang istri tercinta. "Sayang?" Lagi-lagi panggilan itu tidak ada yang menyahut.

Sunyi sekali, bahkan suara deritan benda pun tidak ada. Mendadak Faydor merasa gusar, perasaan menjadi tidak enak. Pikirannya berkelana. "Dia tak mungkin meninggalkan aku, kan?"

Buru-buru Faydor membuka pintu kamar mandi untuk memastikan, siapa tahu yang dicari sedang mandi atau buang air. Walau sejak tadi tak ada suara apa pun dari dalam sana. Tubuhnya sedikit lemas kala mendapati di sana kosong.

"Leece? Sayangku?" Sembari melangkah keluar menuju bagian dapur kecil, Faydor tetap memanggil.

"Ini tidak lucu, Sayang. Keluarlah! Aku tak ingin main petak umpet denganmu." Faydor kini berteriak lantang karena lagi-lagi orang yang dicari tak ditemukan.

Mau dilihat pada kolong meja atau dalam almari pun mana mungkin dapat. Faydor kembali ke kamar, lalu meraih ponsel untuk menghubungi istrinya. Namun, gerakan jemari terhenti pada deretan notifikasi pesan masuk yang dikirimkan oleh Leece. Jempol tertarik untuk membuka itu, lalu membaca.

Faydor, maaf jika kau terbangun tidak menemukan aku lagi di sampingmu. Aku ... pulang ke mansion orang tuaku. Kau tidak perlu mencariku, cukup sudah hubungan kita sampai di sini. Aku tidak tahu bagaimana cara berpisah yang baik, maka saat bercinta kemarin, ku anggap itu adalah salam termanis yang ku ucapkan untukmu.

Aku pergi bukan karena membencimu, aku hanya tidak bisa berada dalam situasi saat ini. Hatiku selalu gundah gulana ketika memikirkan ada anak yang butuh sosok orang tua lengkap. Jika aku terus bersamamu dan bersenang-senang di atas penderitaan calon bayimu, maka aku merasa jahat dan egois. Tolong mengerti keputusanku, ku lakukan ini demi masa depan keturunanmu supaya tidak haus kasih sayang. Tidak perlu pikirkan aku, banyak yang mengasihiku, ada Mommy, Daddy, Manfred, dan Garret. Fokuslah pada masa depanmu meski bukan bersamaku.

Jika kau merasa Rose tidak pantas menjadi sosok pendampingmu, ingatlah bahwa kau pernah melakukan berbagai cara agar bisa tetap bersama dengannya, sampai rela menikah tanpa cinta bersamaku. Meski pada akhirnya sekarang kita saling memiliki rasa, tapi semua terasa percumah karena kini bukan lagi tentang kau dan aku saja, melainkan ada anakmu juga.

Revenge For A HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang