Maaf baru menyapa lagi. Sebenernya draft udah ada, cuma aku duluin up di karyakarsa
Jangan lupa follow dulu sebelum baca ya, tekan bintang di bawah kiri dulu juga sebelum lanjut baca. Thank you ❤️
*****
"Badanku pegal semua." Leece menarik kedua tangan ke atas untuk meregangkan otot setelah dijatuhkan ke lantai oleh suaminya. Ia berjalan keluar dari walk in closet sembari memegang pinggul. Rasanya remuk. "Tidur saja, siapa tahu setelah bangun langsung lebih enak."
Pengantin baru macam apa itu. Leece di dalam kamar sendiri. Memakai baju tidur yang sangat seksi juga tidak dilihat oleh siapa pun. Begitulah jika pernikahan hanya dilandasi oleh kesepakatan. Memiliki pasangan jadi terasa seperti masih sendiri.
Memang tidak ada yang bisa diharapkan dari keduanya. Hanya cukup menjalani setiap hari sampai waktu perceraian tiba. Entahlah, Leece tidak mau memikirkan perpisahan terlebih dahulu, baru juga resmi jadi suami istri beberapa jam yang lalu.
Lebih baik menarik selimut untuk menutupi tubuh seksinya supaya hangat. Leece mulai memejamkan mata, dan siap untuk terbang ke alam mimpi.
Baru juga satu detik kelopak merapat, Leece dikejutkan oleh suara pintu yang tiba-tiba dibuka dari luar. Lampu kamar telah redup sejak tadi. Ia tak bisa melihat jelas siapa orang yang masuk ke dalam. Tidak ada suara juga.
"Faydor?" panggil Leece. Hanya suaminya yang jarang memberikan pertanda kalau masuk ke dalam kamarnya.
"Hm?" Faydor membalas dengan gumaman. Dia merebahkan tubuh di sisi ranjang satunya yang masih kosong.
Leece bisa merasakan kalau sekarang tempat tidurnya yang besar itu ada penghuni lain. Menghidupkan lampu di dekat ranjang supaya ada sedikit cahaya walau remang-remang.
Menghadap ke arah kiri di mana suami sudah tiduran di sana dengan kedua tangan bersilang di belakang kepala. "Kenapa kau tidur di sini juga? Memangnya kamar tamu masih kurang?" tanya Leece.
"Kita suami istri, mana mungkin tidur sendiri-sendiri. Apa lagi sekarang keluarga kita pasti mengamati. Memangnya kau mau mereka curiga kalau pernikahan ini hanya berdasar kesepakatan saja?" Faydor menjawab dengan suara datar, tanpa menatap orang yang diajak bicara juga.
Sebenarnya Faydor pun tidak mau satu kamar dengan Leece. Terlalu bahaya bagi tubuhnya yang ada di bawah sana. Bisa jadi menegang lagi seperti tadi. Tapi, dia tak mau sandiwara terendus oleh keluarga. Jadi, lebih baik uji nyali, toh kali ini lampu telah gelap dan ia tak mungkin melihat lekuk tubuh istri kecilnya lagi. Besok pun akan kembali ke Helsinki, hanya untuk malam ini, akan menahan diri.
"Benar juga." Leece membiarkan berbagi ranjang. Toh masih ada jarak besar di tengah. "Kau jangan dekat-dekat, ya? Nanti menuduh aku menggodamu lagi, padahal kau sendiri yang tergoda." Ancaman yang terdengar seperti ejekan. Dia hanya mau waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge For A Heartbreak
ChickLitLeece baru saja patah hati. Dia tidak mau merasakan sedih yang berlarut, maka menyusun sebuah rencana untuk menunjukkan bahwa hidupnya lebih bahagia tanpa sang mantan dan bisa menemukan pria yang jauh lebih menawan. Bukan dengan cara menyakiti seseo...