Part 7

15.9K 605 121
                                    

Akhirnya kita bertemu lagi dengan si buah Leci dan Fafay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya kita bertemu lagi dengan si buah Leci dan Fafay. Kangen mereka gak?

Kalau gak kangen, ku suruh pulang lagi aja nih mereka berdua 😂 kidding ✌️

Selamat menikmati drama hidup percintaan si Nona Leci yang isi otaknya pengen balas dendam sama mantan

Dan si Fafay yang tujuannya masih abu-abu belum ku nampakkan 😂 sengaja, biar penasaran

Oke baik, intronya kepanjangan. Langsung aja mari kita baca

*****

Ingin sekali tertawa dengan peringatan Faydor. Apa Leece tidak salah dengar? Jatuh cinta? Pada pria itu? No way!

Leece akui kalau sosok yang diajak kerjasama adalah manusia berjenis tampan tiada tandingan, masalah uang juga tidak perlu diragukan. Perihal jantungnya yang sering dibuat berdisko kalau pria itu mendekat? Leece tak akan menampik kalau pesona Faydor memang tidak bisa ditolak oleh wanita manapun. Tapi, sifat dinginnya merupakan bagian yang amat tidak ia sukai. Pasti hanya makan hati jika memiliki perasaan dengan pria tidak berperasaan, hidup juga akan terasa feeling lonely.

"Oh tenang saja, Tuan Muda yang lahirnya di dalam mobil. Kau bukan tipeku, tidak mungkin aku jatuh cinta padamu! Jadi, tidak perlu mengingatkan atau memberikan peringatan akan hal itu." Leece membusungkan dada dengan dagu dan pandangan tegas. Menunjukkan setiap untaian yang keluar dari bibirnya penuh oleh tekad, kesungguhan, dan tak akan diingkari sedikit pun.

"Bagus kalau begitu." Faydor tersenyum miring. Entah apa artinya, sangat sulit memahami isi pikiran pria itu.

"Hal yang sama juga untukmu. Dilarang jatuh cinta padaku!"

"Jangan mimpi, mana mungkin aku memiliki perasaan pada wanita yang sudah ku anggap seperti adik sendiri." Faydor mulai menarik pintu hingga kini sedikit terbuka.

"Yang kau anggap adik ini adalah calon istrimu," ejek Leece, kemudian lidahnya menjulur dan tersenyum menggoda.

"Hanya pura-pura, jika kau lupa." Ledekan Leece begitu mudah dipatahkan oleh Faydor. Dasar manusia tidak berhati memang, menyenangkan orang lain dengan hal sederhana saja tidak bisa. Maunya terlihat unggul dan menang.

Leece berdecak, mencebikkan bibir, dan menatap malas pria yang kini mulai melangkah keluar. "Hush ... hush ... pergilah, Tuan sok dingin." Walau memang nyatanya Faydor sifatnya begitu, tidak hangat.

Pandangan Leece membaca lagi selembar kertas yang sudah disepakati bersama. Dia menimbang dan memikirkan sesuatu, tentang kalimat terakhir Faydor yang belum dimasukkan ke dalam sana. "Haruskah ku tulis juga dilarang mencintai satu sama lain?" gumamnya.

Revenge For A HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang