Chapter 7 (The Relaxing Night)

215 17 1
                                    

Sesampainya di rumah…

Rumah mereka sangat luas sehingga mereka bahkan memiliki 2 ruang ganti dan 2 bak mandi, yang satunya untuk perempuan dan pria. Rumah mereka memiliki banyak sekali kamar tidur dan ruang untuk bersantai, dan beberapa ruangan lainnya.

"Aku, Ipas dan Lina akan mandi di bak air, kalian bisa mandi di bak air yang satu lagi" kata Lucy. "Baiklah, ayo kita berendam dalam air panas" kata Lina. "Aah, aku tidak sabar untuk segera mandi…" kata Ipas. "Ayo teman teman kita lepas pakaian kita dan segera mandi" kata Volt.

"Aku duluan!" Leo langsung melompat ke dalam bak air yang lebar itu. "Hey pelan pelan Leo!" Kata Ray. "Aah… enak sekali…" kata Leo. "Baiklah, lihat lompatanku ini!" Kata Jacky yang melompat ke bak mandi. "Baiklah, aku akan ikut juga" kata Max yang masuk ke dalam bak mandi. "Aku ingin segera membersihkan keringat di tubuhku ini…" kata Hawk yang ikut masuk ke dalam bak. "Baiklah, ayo kita segera berendam" kata Volt.

Volt, Sammy, dan Ray ikut masuk ke dalam bak.

"Ini sangat menyegarkan…" kata Sammy. "Hey dimana Leo?" Tanya Volt. "Aku tidak tahu, kemana dia pergi?" Tanya Hawk.

Leo yang sedang berada di dalam air tiba tiba menarik kaki Ray dari bawah. "A-apa?! Ah!"

"Hahaha! Ray tertipu olehku!" Kata Leo. "Leo awas kau!" Kata Ray. Ray menyelam ke dalam air dan menarik kaki Leo sehingga tenggelam. "Sialan kau Ray…" kata Leo. "Energiku terasa kembali lagi seperti semula" kata Max. "Ya, ini sangat menyenangkan" kata Jacky.

Setelah berendam air panas yang menyenangkan, mereka mengganti pakaian mereka ke pakaian tidur.

Para pria dan perempuan hanya mengenakan kaos tidak berlengan dan celana pendek.

"Hei teman teman bagaimana kalau kita menceritakan hal hal yang menyenangkan sebelum kita tidur?" Tanya Lucy. "Itu terdengar menyenangkan" kata Lina. "Bagaimana jika kita menceritakan cerita horor?" Tanya Ipas. "Ide bagus, kau takut hantu kan Leo?" Tanya Volt. "Apa maksudmu, aku tidak takut!" Kata Leo. "Ah sebelum kita memulainya, aku akan pergi mengambil sesuatu" kata Max. "Siapa yang akan memulainya terlebih dahulu?" Tanya Hawk. "Bagaimana jika Sammy?" Tanya Jacky. "Ray saja, kelihatannya dia cukup hebat dalam menceritakan cerita horor" kata Sammy. "Kenapa harus aku…" kata Ray. "Ayolah Ray, kau tidak pernah bercerita bukan? Ayolah kali ini kau yang mulai terlebih dahulu" kata Volt. "Coba saja dulu, Ray" kata Lucy. "Kau tidak akan pernah tau jika kau tidak mencobanya Ray" kata Ipas. "Kami ingin mendengarmu cerita" kata Lina. "Baiklah… mau bagaimana lagi" kata Ray. "Tapi tunggu sebelum dimulai, mari tutup lampu dulu" kata Volt. "Nah sekarang kan terasa kalau ini benar cerita horor" kata Volt.

Horror Story Started!

"Pada suatu hari, ada seorang anak yang tinggal di sebuah rumah luas sendirian. Orang tuanya sedang pergi keluar kota dan hanya ada dia sendirian di rumah luas tersebut. Dia ketakutan sendiri di rumah tersebut. Pada saat malam dimana dia akan tidur, dia melihat sebuah bayangan hitam besar mendekatinya…"

Ketika Volt mendengar cerita tersebut dia melihat ke arah lorong dapur. Volt mendengar suara tapak kaki yang berjalan mendekat dan ada bayangan hitam pekat yang berjalan mendekat dan semakin mendekat. "A-apa itu…?" Tanya Volt dengan ketakutan di pikirannya.

"Saat bayangan itu semakin dekat dengan anak itu…"

Volt menelan ludahnya melihat bayangan hitam itu semakin mendekat.

"Dia semakin dekat dan semakin dekat…"

"Anak itu berteriak… 'Aaaaaahhhhh!!!'"

Bayangan itu sampai di belakang Ray.

"Aaaah!!!" Volt, Leo, Jacky, Hawk, Lucy, Ipas dan Lina berteriak ketakutan ketika melihat sebuah bayangan hitam di belakang Ray.

"Dia ada di belakangmu Ray!!" Teriak Volt. "Apa?" Tanya Ray berjalan mundur ke belakang. Mereka semua bersembunyi di belakang Ray dan Sammy. "Dia benar benar datang!" Kata Ipas. "Cepat lari semuanya!" Kata Lina. "Lakukan sesuatu!" Kata Lucy. "Apa yang bisa kita lakukan?!" Tanya Jacky. "Lakukan sesuatu Ray!!" Teriak Leo. "Itu hanya sebuah cerita tapi bagaimana dia ada disini…" kata Hawk. "Tenanglah semuanya itu bukanlah hantu" kata Sammy. "Dia hanya Max yang membawa cemilan…" kata Ray. "A-apa?" Tanya Volt. Ray menyalakan senter ke arah Max. "Lihatlah, dia bukan hantu bukan…" kata Sammy. "Max kau menakuti kami saja!" Kata Leo. "A-apa? Aku hanya membawa cemilan dari kulkas" kata Max. "Sudahlah semuanya, ini sudah malam, ayo kita semua kembali ke kamar masing masing dan tidur" kata Hawk. "Iya, kau benar" kata Lucy. "Haah, buat aku kaget saja" kata Ipas. "Tapi, tadi itu menyenangkan meskipun terlihat menakutkan" kata Lina. "Ternyata hanya kau kupikir itu benar benar hantu" kata Jacky.

Mereka naik ke lantai 2, lantai dimana kamar tidur mereka semua ada disana, lantai 3 adalah lantai dimana disana sebagai tempat meletakkan barang barang dengan rapi.

"Nah, selamat malam semuanya. Bermimpi baguslah" kata Volt. "Selamat malam" balas mereka semua.

"Nah, ayo kita tidur…" kata Volt. "Tetapi, kurasa aku akan bermain dengan Phoneku sebentar" kata Volt. "Dimana phoneku?" Tanya Volt. "Kurasa aku menunggalkannya di ruang ganti" kata Volt. Volt keluar dari kamarnya dan turun ke bawah untuk mengambil phonenya di ruang ganti.

Setelah itu dia kembali ke lantai dua dan melihat Sammy keluar dari kamarnya menaiki tangga. Kamar Sammy tepat di sebelah kamar Volt.

"Apa yang dilakukan Sammy?" Tanya Volt mengikuti Sammy. Sammy menaiki tangga hingga ke lantai empat, lantai tertinggi di rumah mereka. "Apa yang dilakukan Sammy di lantai empat?" Tanya Volt.

"Hey, Sammy, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Volt. "Volt, kau belum tidur?" Tanya Sammy. "Phoneku tertinggal di ruang ganti jadi aku turun mengambilnya dan ketika aku kembali, aku melihatmu naik ke lantai empat" lata Volt. "Aku hanya ingin melihat bintang bintang di malam hari dengan Teleskop" kata Sammy. "Melihat bintang?" Tanya Volt melihat ke langit melalui jendela. "Wah bintangnya banyak sekali dan sangat indah" kata Volt. "Iya, apakah kau ingin melihatnya?" Tanya Sammy. "Mana?" Tanya Volt melihat melalui teleskop. "Bintang itu sungguh indah!" Kata Volt. "Itu adalah Sagitarius, itu adalah Konstelasi kan?" Tanya Sammy. "Ya bagaimana dengan konstelasimu?" Tanya Volt. "Konstelasiku adalah Libra" kata Sammy menggerakan teleskopnya dan mencari letak konstelasi Libra dan menunjukkannya kepada Volt. "Ini sangat bagus" kata Volt. "Kau setiap malam, menghabiskan waktumu disini?" Tanya Volt. "Begitulah caraku untuk bersantai…" kata Sammy. "Hey Sammy, ternyata selama ini aku salah paham terhadapmu, kukira kau orang tidak bisa bersantai. Kita sudah bersama cukup lama, tapi aku tidak mengetahuinya selama ini" kata Volt. "Tapi setelah melihatnya langsung, aku percaya" kata Volt. "…" "Hei, kau tidak marah kan?" Tanya Volt. "Tidak, aku tidak marah" kata Sammy. "Aku harap kita bisa menjaga persahabatan kita selamanya, Sammy" kata Volt mengepalkan tangannya dan mengarahkannya ke arah Sammy. "Tentu saja, kenapa tidak, Volt" kata Sammy mengulurkan tangan yang dikepalnya kearah kepalan tangan Volt dan melakukan tos.

"Hahahahaha!"

Mereka berdua tertawa bersama dan menikmati malam hari dengan bintang yang bersinar.

Sedangkan itu, di Kerajaan…

"Jadi tanda tanda kekuatan Chaos telah muncul ya" kata Komandan Chen. "Benar, yang mulia" kata Mia, ketua dari pengurus Ksatria Tim Sensor. "Apakah sudah ada tanda tanda pergerakan mereka?" Tanya Ziros, Raja dari Order Empire. "Belum Yang Mulia, mereka belum membuat gerakan" kata Mia. "Kelihatannya kita mulai harus memperketat keamanan dan meningkatkan kekuatan pasukan kita" kata Ziros. "Dari hasil penyelidikanku, kelihatannya kekuatan Chaos Empire kali ini lebih kuat yang mulia" kata Mia. "Apa…" kata Ziros. "Kelihatannya Ksatria muda harus ikut bertarung untuk melindungi Order Empire" kata Ziros. Komandan Chen menghela nafas. "Kelihatannya anak anak muda di masa sekarang tidak lagi mempedulikan apapun tentang menjadi Ksatria" kata Komandan Chen. "Mereka tidak memiliki sikap seperti Ksatria di masa lalu" kata Komandan Chen mengingat kejadian pagi hari di kelas. "Kenapa denganmu Chen?" Tanya Ziros. "Baru saja aku tadi pagi mengunjungi akademi di salah satu kelas, mereka bahkan berbicara ketika aku menjelaskan tentang apa itu Ksatria. Aku tidak yakin kita bisa banyak berharap dari anak anak sekarang" kata Komandan Chen. "Kulihat…. Ini akan menjadi perang yang jauh lebih sulit daripada perang di masa lalu…" kata Ziros. "Terus perhatikan pergerakan musuh, kita tidak tahu kapan mereka akan menyerang…" kata Ziros. "Mengerti yang mulia" kata Mia. "Kita akan melihatt situasinya di saat yang akan mendatang" kata Ziros. "Aku mengerti" kata Komandan Chen.

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang