Chapter 18 (You will never leave us!)

147 13 0
                                    

"Volt…"

Semua orang langsung terkejut

"Sammy… dia berbicara…" kata Jacky dengan air mata bahagia. "Dia mssih hidup!!" Kata Max dengan bahagia. "Kau bertahan dari semua hal buruk itu… Sammy" kata Ray tersenyum. "Dasar…. Aku pikir kau akan meninggalkan kami…" kata Leo dengan tersenyum. "Kakak, kau bertahan, kau tidak meninggalkan kami semua…. Terima kasih banyak kakak…" kata Hawk menangis bahagia. "Sammy… kau baik baik saja…?" Tanya Volt. "Volt… aku baik baik saja…" jawab Sammy dengan suaranya yang masih lemah. "Sammy…" panggil Volt. "Ya…?" Tanya Sammy. "Terima kasih telah bertahan…. Terima kasih karena kau tidak meninggalkanku dan kami semua…" kata Volt menggenggam erat tangan Sammy. "Volt…" kata Sammy tersenyum kecil. "Baiklah! Aku akan memberitahukan hal baik ini pada Lucy, Ipas dan Lina!" Kata Max. "Kau benar! Mereka pasti akan senang sekali mendengarnya!" Kata Jacky. "Mereka akan bahagia sampai sampai mereka akan terjatuh ketika berlari ke sini" kata Leo. "Kurasa tidak ada yang salah dengan kata katamu…" kata Ray. "Benarkan? Hehehe!" Tawa Leo.

Di kuil…

"Oh wahai Buddha! Kumohon! Tolonglah teman kami Sammy!" Doa Lucy. "Kami memohon atas bantuan dan jalanmu Buddha!" Doa Ipas. "Biarkan teman kami bisa bertahan dan hidup bahagia bersama kami semua kembali lagi!" Doa Lina. "Buddha, berkatilah teman mereka, berikanlah dia kesempatan untuk hidup sekali lagi Buddha…" doa Rav.

Tiba tiba ponsel Lucy kembali berdering lagi. Lucy melihat ponselnya dan melihat itu adalah panggilan dari Max.

"Ini telepon dari Max…" kata Lucy yang masih menangis. "Katakan padanya kita akan segera kembali…" kata Ipas yang menangis. "Biarkan kami berdoa memohon untuk Sammy!" Kata Lina menangis. "Halo Max, kami sebentar lagi akan kembali, kami akan menyelesaikan doa kami terlebih dahulu…" kata Lucy. "Apa?!" Tanya Lucy. "Kenapa Lucy?" Tanya Ipas dan Lina. "Sammy…. Sammy bertahan dan dia masih hidup…" kata Lucy tidak percaya. "A-apa Sammy…" kata Ipas. "Dia masih hidup?!" Tanya Lina. Lucy tersenyum lebar dan mengangguk. "Yeyyy!!!! Sammy masih hidup!!!" Teriak mereka bertiga dan berpelukan bahagia dan tertawa. "Apakah ini benar Lucy?! Apakah Sammy benar benar masih hidup?!" Tanya Ipas. "Ya!" Kata Lucy. "Oh Buddha benar benar mengabulkan doa kita!" Kata Lina. "Aku juga turut bahagia mendengarnya" kata Rav. "Terima kasih banyak pak, kau telah membantuk kami memohon dan berdoa kepada sang Buddha" kata Lucy. "Jangan berterima kasih padaku, berterimakasih lah pada Buddha yang memberikan harapan pada kalian" kata Rav. "Oh wahai Buddha, kami sangat berterimakasih kau telah memberikan harapan pada kami" kata Ipas berlutut. "Anda benar benar membuat kami tidak kehilangan harapan Buddha" kata Lina berlutut. "Kami katakan terima kasih kepada anda, terima kasih yang sebanyak banyaknya pada anda" kata Lucy berlutut. Setelah itu mereka berdiri kembali lagi. "Pak, kami akan kembali terlebih dahulu" kata Lucy. "Kami tidak sabar ingin segera kembali" kata Ipas. "Aku merasa bahagia ketika kita dapat melihat Sammy lagi" kata Lina. "Hahaha! Pergilah, temuilah kembali teman kalian" kata Rav. "Terima kasih banyak pak!" Kata mereka bertiga dan melambaikan tangan mereka.

Mereka dengan cepat berlari ke rumah sakit Stay Health dengan cepat.

"Aku merasa tidak sabar ingin segera melihat keadaan Sammy!" Kata Lucy. "Aku juga, rasanya seperti aku terlahir kembali!" Kata Ipas. "Kita harus segera menemuinya sekarang!" Kata Lina. Setelah pintu lift terbuka mereka langsung berlari keluar dan menuju ruangan Sammy.

"Sammy, kami da- Wuaaaah!!!" Ketika mereka membuka pintu dan akan masuk mereka terpeleset dan terjatuh.

"Aduh duh…" kata Lucy. "Kenapa bisa terpeleset…?" Tanya Ipas. "Kita tidak berhati hati…" kata Lina.

"Hahahaha! Lihat kan?! Apa yang kukatakan itu benar kan?!" Tawa Leo. "Mereka akan terpeleset dan terjatuh!" Kata Leo. "Kau seharusnya membantu mereka bukan menertawakannya" kata Ray. "Leo…" panggil Lucy. "Kau benar benar membuat kami kesal…" kata Ipas. "Kau tahukan apa akibatnya jika berani mengejek kami…?" Tanya Lina. "Hiahhh!!!" Mereka bertiga langsung memukul Leo habis habisan. "H-hei! Tolong hentikan ini!" Kata Leo. "Ray! Tolong aku!" Kata Leo. Ray hanya memalingkan wajahnya. "Volt! Max! Jacky! Hawk! Tolong!" Kata Leo. "Baik, semua tahu apa yang akan terjadi jika kita menganggu mereka bertiga…" kata Max. "Jadi itu adalah hal yang tidak akan mungkin kami lakukan…" kata Jacky. "Kurasa aku tidak bisa membantumu kali ini, Leo…" kata Hawk. "Volt! Tolong aku…! Panggil Leo. "Ehm, itu adalah hal yang mustahil untuk membantumu sekarang…" kata Volt.

Pada akhirnya Leo dipukul habis habisan oleh Lucy, Ipas dan Lina. "Aduh duh sakit sekali…" kata Leo. "Itulah akibatnya jika kau mengejek kami" kata Lucy.

Sammy hanya terdiam dan tersenyum kecil melihat mereka.

"Hey, Sammy. Kau baik baik saja?" Tanya Lucy langsung bergegas mendekati Sammy. "Apakah kau terluka parah?" Tanya Ipas langsung melihat seluruh tubuh Sammy. "Apakah kau kesakitan Sammy?" Tanya Lina. "Aku sekarang baik baik saja teman teman" jawab Sammy. "Baguslah, kami semua sangat mengkhawatirkanmu…" kata Lucy. "Kami sampai berdoa kepada Buddha di kuil…" kata Ipas. "Untung saja Buddha mengabulkannya dan menyelamatkanmu!" Kata Lina. "Terima kasih banyak, Lucy, Ipas dan Lina. Terima kasih telah berdoa untukku" kata Sammy tersenyum kecil. "Tidak apa apa!" Kata Lucy. "Kami akan selalu membantumu!" Kata Ipas. "Jika kau ada masalah katakan saja, kami akan membantumu!" Kata Lina.

Tiba tiba beberapa dokter membuka pintu ruangan.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya dokter. "Aku merasa diriku telah membaik" jawab Sammy. "Baguslah, untung saja sirkulasi darahmu dengan cepat kembali normal, jika tidak itu akan lebih berbahaya lagi…" kata dokter. "Kau akan tetap disini selama 2 minggu atau lebih untuk tetap menjaga kesehatanmu sampai sembuh" kata dokter. "Aku mengerti" kata Sammy. "Baiklah, aku keluar terlebih dahulu" kata dokter. "Oh iya, sebelum itu…. Aku ingin mengajukan sebuah pertanyaan" kata dokter. "Apakah kau sering makan?" Tanya dokter. "Eh…?" Tanya Sammy. "Pertanyaan macam apa itu…?" Tanya Jacky merasa aneh. "Apakah dia mengajukan pertanyaan pada orang yang salah?" Tanya Max. "Yang benar saja…" kata Lucy langsung memegang kepalanya. "Dokter itu apakah tidak bisa membedakan siapa yang sering makan banyak dengan siapa yang tidak…?" Tanya Ipas. "Padahal yang paling banyak makan itu adalah Max…" kata Lina. "Pertanyaan aneh macam apa itu…" kata Leo. Sedangkan Ray hanya memegang kepalanya setelah mendengar pertanyaan dokter. "Ehm, kurasa tidak…" jawab Hawk. "Apa maksudmu? Sammy itu tidak sering makan, dia tidak bisa makan banyak ataupun sering makan. Di antara kami para pria yang ada disini, dia adalah orang yang makan dengan porsi paling sedikit" jawab Volt. "Oh benarkah? Kalau begitu aku salah paham, soalnya tubuhmu dapat dengan cepat memulihkan diri dari luka parah tersebut…. Aku permisi dulu" kata dokter.

Para dokter langsung keluar dari ruangan.

"Apakah aku terlihat seperti orang yang banyak makan…?" Tanya Sammy terlihat kesal. "Jangan terlalu dipikirkan kata dokter itu kakak" kata Hawk. "Yang penting saat ini, kau segera sembuh, kakak" kata Hawk. "Aku mengerti…" kata Sammy.

Tapi ada sepasang mata kesal yang melihat Sammy dengan ujung matanya.




"Bagaimana keadaan Sammy selanjutnya…? Kelihatannya akan ada orang yang sedikit merasa kesal dengan Sammy saat ini…"

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang