Chapter 23 (Forgive me.... My dear friend)

240 12 16
                                    

Di kamar Volt…

Volt sedang berbaring di tempat tidurnya dan termenung menatap langit langitnya. Dia kepikiran dengan Sammy. "Apa aku terlalu kasar dengan Sammy…?" Tanya Volt. "Kau harus meminta maaf dengannya…" kata kata itu terus berada di kepalanya. "Aah, aku tidak bisa tidur!" Kata Volt. "Sammy, kurasa aku sedikit terlalu keterlaluan dengannya…" kata Volt. "Tapi, apa yang harus kulakukan? Dia pasti tidak akan memaafkanku begitu saja…!" Kata Volt sambil mengacak ngacak rambutnya. "Apakah aku harus pergi sekarang menemuinya dan meminta maaf…?" Tanya Volt. "Dia sudah tidur belum ya?" Tanya Volt. Volt bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan membuka pintu kamarnya.

Volt keluar dari kamarnya dan mengintip ke lantai 1. "Lampu telah ditutup dan hanya lampu malam saja yang dibuka, ini berarti mereka semua sudah masuk ke kamar masing masing?" Gumam Volt.

Volt masuk ke kamar Sammy.

"Ah, aku hampir lupa memberitahu mereka jika anak kecil itu menitip sebuah hadiah kepada Sammy" kata Volt. Volt kemudian membuka kantong tas yang berisikan buku buku yang dibeli Sammy. "Isinya buku semua…" kata Volt. Volt mengambil salah satu buku dan melihatnya kemudian menaruhnya kembali di kantong tas. Volt bergerak menuju meja belajar Sammy. Ada beberapa buku yang terletak di sana. "Buku buku pelajaran di akademi, ini sudah biasa, apa ini yang membuatnya mendapatkan nilai sempurna, belajar hingga larut malam…" kata Volt. Volt melihat ada sebuah bingkai foto di meja. Volt mengambilnya dan menatapnya. Foto itu adalah foto dimana Sammy dan Volt yang masih kecil bermain bersama. "Ternyata dia masih menyimpan foto masa kecil ya…" kata Volt mengelus foto tersebut. Volt kembali mengingat hari hari tersebut. "Maafkan aku Sammy…. Aku telah membentakmu dengan keras, aku hampir melupakan pertemanan kita sejak kecil…" kata Volt. Volt kembali meletakkan bingkai foto tersebut. "Aku, aku akan mengunjungimu Sammy, tunggulah aku" kata Volt mengambil hadiah dan kantong tas tadi keluar dari kamar dan mengambil jaketnya.

Volt turun ke lantai 1 dan membuka pintu dan menguncinya dengan perlahan tanpa diketahui teman temannya.

Volt berlari dan bergegas pergi.

Di sebuah toko bunga…

Tok, Tok, Tok!

"Uwaaah, siapa yang mengetuk pintuku di malam hari…" Tanya seorang paman membuka pintu. "Ada apa pria muda? Kau mengetuk pintuku di malam hari…" kata paman tersebut. "Uhm, bisakah aku membeli bunga?" Tanny Volt. "Apa…? Yang benar saja! Ini sudah waktunya untuk tutup!" Kata paman tersebut memukul kepala Volt.

Volt masuk ke dalam tokonya dan mengambil beberapa bunga yang cukup banyak. "Hei, kenapa kau membeli begitu banyak? Apa kau membelinya untuk pacarmu?" Tanya paman tersebut. "Aa, tidak! Ini bukan untuk pacarku" kata Volt. "Lalu siapa?" Tanya paman tersebut. "Ini untuk…. Itu rahasia!" Kata Volt. "Baiklah baiklah" kata paman tersebut. Setelah membayarnya Volt langsung keluar dari toko.

"Aku harus bergegas ke rumah sakit" kata Volt berlari menuju ke arah Rumah Sakit.

Ketika sampai di rumah sakit…

"Akhirnya aku sampai juga…" kata Volt. Volt segera masuk dan menaiki lift menuju ke lantai dimana ruangan Sammy berada.

Setelah lift terbuka, Volt berjalan mendekati ruangan Sammy.

Saat sampai di ruangan Sammy…

Volt menatap pintu ruangan Sammy. Volt menelan ludahnya. "Sammy, kumohon maafkan aku! Sammy terimalah bunga ini sebagai permintaan maafku!" Volt berusaha berlatih mengatakan permintaan maafnya pada Sammy sebelum masuk. "Sammy…. Aku datang" gumam Volt dan langsung membuka pintu Sammy.

Setelah Volt membuka pintu Sammy, dia melihat Sammy tidak ada di tempat tidurnya. Volt masuk dan melihat bahwa Sammy berada di balkon. Sammy masih tidak menyadari bahwa Volt datang mengunjunginya. Volt berjalan mendekati balkon dan menyadari udara di malam hari cukup dingin. Volt melepaskan jaketnya dan datang menghampiri Sammy.

Volt meletakkan jaket itu menutupi tubuh Sammy. "?" Sammy yang terkejut langsung menoleh ke sampingnya dan melihat Volt. "Volt…?" Tanya Sammy. Volt masih terdiam begitu juga Sammy. "H-hei…" panggil Volt. Sammy menoleh ke arah Volt. "Maafkan aku jika aku kasar…" kata Volt. "Volt…" kata Sammy. Volt tiba tiba langsung menunjukkan sebuah buket yang berisikan bunga bunga indah. "Sammy, tolong maafkan atas kata kataku dan karena aku membentakmu!" Kata Volt merasa cukup gugup. Sammy terkejut melihat Volt yang membawakan sebuah buket bunga untuknya. Sammy mengambilnya. "Volt…" panggil Sammy. Volt menatap wajah Sammy dan ada air mata di matanya. "Terima kasih Volt…" kata Sammy tersenyum. "Sammy…" kata Volt. "Aku tidak marah ataupun kesal denganmu Volt…" kata Sammy. "Kau tidak marah ataupun sedih ketika aku membentakmu?" Tanya Volt. "Tidak, karena waktu itulah, aku menyadari bahwa diriku memang bodoh dan merasa paling pintar, aku merasa aku yang paling benar dan tidak menyadari perasaanmu, perasaan teman teman…" kata Sammy. "Akulah yang seharusnya minta maaf denganmu, Volt" kata Sammy. "Jadi, Volt maukah kau memaafkanku?" Tanya Sammy. "Uhm, aku tidak akan mempermasalahkannya lagi tentang kau maju ke tengah jalanan itu, aku sekarang hanya senang kau baik baik saja" kata Volt. "Benarkah?" Tanya Sammy. "Iya tentu saja" kata Volt tersenyum. Sammy membalas senyuman Volt. "Senyuman yang hangat…" kata Volt di pikirannya dan menatap wajah Sammy, dan tanpa disadari wajah Volt sedikit memerah. "Volt, kenapa wajahmu memerah?" Tanya Sammy. "Ah tidak apa apa" kata Volt. "Oh iya, bagaimana latihanmu?" Tanya Sammy. "Berjalan dengan baik, kami semua berlatih bersama untuk mempersiapkan diri di ujian yang datang" kata Volt. "Maaf ya, kalau kami terlalu sibuk berlatih hingga melupakanmu" kata Volt. "Tidak apa apa" kata Sammy. "Yah, sebenarnya ujiannya dilaksanakan di tengah malam" kata Volt. "Di tengah malam…?" Tanya Sammy. "Iya, katanya kami harus tiba di akademi jam 1 malam dan ujiannya akan dilaksanakan antara jam 1:30 dengan jam 2. Dan Blue City adalah kota kedua yang pertama memulai ujiannya setelah Order City" kata Volt. "Yah, aku tidak mengerti ujiannya akan seperti apa" kata Volt. "Andai saja jika kau lebih cepat sembuh, kita bisa menyelesaikannya bersama sama…" kata Volt tersenyum kecil. "…" Sammy terdiam. "Aah, maksudku aku bukan mengejekmu…" kata Volt. "Ehehehe! Itu tidak masalah, aku mengerti, aku yakin kau akan lulus Volt…. Percayalah pada dirimu sendiri! Kau itu kuat dan bertalenta" kata Sammy. "Heh, benarkah?" Tanya Volt. "Ya tentu saja, kau itu adalah orang yang luar biasa Volt…" kata Sammy. "Oh iya Sammy, ini buku bukumu yang terjatuh di jalanan" kata Volt. "Dan juga anak kecil itu menitipkan hadiah kepadamu karena telah menyelamatkannya…" kata Volt. "Benarkah?" Tanya Sammy. Sammy membukanya dan melihat bahwa isinya adalah Cookies. Tiba tiba perut Volt berbunyi. "Volt, kau lapar?" Tanya Sammy. "Aku melewatkan makan malam tadi…" kata Volt. "Ambillah Volt, kau harus mengisi energimu supaya tidak kelelahan ketika ujian nanti" kata Sammy memberikan Cookiesnya pada Volt. "Baiklah…" kata Volt. "Ehm, Cookies ini enak sekali!" Kata Volt. "Ya" kata Sammy. "Ngomong ngomong kenapa kau keluar ke balkon?" Tanya Volt. "Aku sedang memandangi bulan dan bintang bintang. Menatapnya membuatku merasa tenang…" kata Sammy. "Membuatmu tenang ya…" kata Volt menatap Sammy. Volt terdiam sebentar.

"Hei Sammy" panggil Volt. "Ya?" Tanya Sammy. "Apakah kau menyembunyikan sesuatu dari kami semua…?" Tanya Volt. "Heh?" Tanya Sammy. "Apakah ada sesuatu yang menganggu pikiranmu…. Jika ada katakanlah padaku, aku akan membantumu…" kata Volt. Sammy terdiam dan memandangi Volt. "Baiklah" kata Sammy. "Bagaimana kalau begini saja…" kata Sammy. "Aku akan memberi tahu rahasiaku ketika aku keluar dari rumah sakit, bagaimana dengan itu?" Tanya Sammy. "Benarkah?" Tanya Volt. "Ya" kata Sammy mengangguk. "Bagaimana kalau kita membut tanda perjanjian, kau bisa mengambil janjiku" tanya Sammy. "Baiklah, janji ya" kata Volt. "Baik" kata Sammy.

"Baiklah, ini sudah malam kau harus beristirahat untuk cepat pulih" kata Volt. "Baiklah, kau akan pulang sekarang?" Tanya Sammy. "Kurasa aku akan menginap disini menemanimu, aku akan kembali ke rumah pagi pagi nanti" kata Volt. "Baiklah" kata Sammy.

"Volt" panggil Sammy. "Ya, kenapa?" Tanya Volt. Sammy terdiam sejenak. "Bisakah…" kata Sammy. "Bisakah?" Tanya Volt. "Bisakah aku memelukmu sebentar…?" Tanya Sammy. "Memelukku…?" Tanya Volt. Keadaan terdiam sejenak. Lalu Volt tersenyum. "Tentu saja! Kemarilah! Aku juga sangat ingin memelukmu! Dari kecil kita tidak pernah berpelukan bukan?" Kata Volt. "Benarkah…?" Tanya Sammy. "Ya! Kemarilah!" Kata Volt membuka lebar tangannya.

Sammy langsung memeluk Volt. "Terima kasih Volt…" kata Sammy. "Pelukan ini…. Entah kenapa seperti aku pernah merasakan pelukan hangat ini…" kata Volt di pikirannya. Volt kembali memeluk Sammy dengan erat. "Apakah kau merasa tenang sekarang?" kata Volt. "Ya, terima kasih Volt…" kata Sammy. "Tidak masalah!" Kata Volt.

"Mereka berpelukan dan telah memaafkan satu sama lain… dan tanpa disadari ada perasaan baru…"

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang