Chapter 28 (A touch of Happiness)

162 13 2
                                    

Setelah kembali ke rumah…

"Ah, akhirnya kita dapat bersantai" kata Volt. "Tidak ada lagi belajar" kata Max. "Tidak ada lagi ujian" kata Jacky. "Baiklah, bagaimana kalau kita membuat sebuah perayaan kecil di rumah?" Tanya Lucy. "Perayaan untuk kelulusan kita dan Sammy telah kembali dari rumah sakit" kata Ipas. "Apa yang kalian inginkan untuk hidangan spesial?" Tanya Lina. "Ramen!" Kata Volt. "Barouq Fish (Ikan asam manis dengan jamur dan teripang)!" Kata Leo. "Hwerty Steak (Steak panggang dengan saus pedas)!" Kata Max. "Yang benar saja…" kata Lucy. "Apa yang kau inginkan Sammy?" Tanya Ipas. "Kami akan memasaknya untukmu" kata Lina. "Aku terserah pada kalian saja" kata Sammy. "Yang benar saja, hari ini kau harus makan banyak Sammy!" Kata Lucy. "Kau selalu makan dengan porsi paling sedikit diantara kami semua" kata Ipas. "Hari ini kau harus makan banyak!" Kata Lina. "Aah…" "Dia baru saja sembuh, kalian terlalu menyiksanya" kata Ray. "Diam!" Kata Lucy Ipas dan Lina bersamaan. "Apa yang ingin kau lakukan selanjutnya?" Tanya Leo. "Kurasa aku ingin berendam di air panas sekarang" kata Sammy. "Ide bagus, kita sudah lama tidak berendam. Ayo kita berendam" Kata Volt. "Ya" jawab Sammy.

Di bak air…

"Rasanya lega sekali…" kata Sammy. "Terasa seperti semua bebanku terlepas dari pundakku…" kata Sammy. "Berendam setelah ujian yang melelahkan itu sangat melegakan…" kata Volt. "Setelah ini kita dapat bersantai lagi, tanpa harus khawatir lagi" kata Jacky dengan senang. "Kita dapat bermain dan menonton tanpa ada hal yang menganggu" kata Leo. "Tidak ada Pr tidak ada ujian, betapa tenangnya…" kata Ray. "Tapi masih ada hal lain yaitu jalan Ksatria bukan? Apa kalian sudah memilih jalan kalian?" Tanya Hawk. "Belum, itu nanti saja Hawk yang penting saat ini kita bersantai!" Kata Max. "Max benar, jangan terlalu dipikirkan" kata Jacky. "Eh benarkah?" Kata Hawk. "Perekrutan dimulai pada tanggal 17 April sampai dengan 20 April, hari ini masih tanggal 12 April kita masih memiliki waktu untuk bersantai dan berpikir" kata Max.

Sementara itu…

"Baiklah, aku sudah selesai membuat dekorasinya" kata Lucy. "Aku akan menghidangkan masakannya dengan perlahan…" kata Ipas. "Dan juga kurasa Dessertnya telah sesuai" kata Lina. "Wah, itu luar biasa Lina" kata Lucy. "Ah, biasa saja" kata Lina. "Kau berusaha membuat yang terbaik" kata Ipas. "Kurasa masakannya sudah siap untuk dihidangkan" kata Lucy. "Kau benar. Mereka pasti akan sangat tergoda" kata Ipas. "Teman teman masakannya sudah siap" panggil Lina.

Mereka semua duduk di kursi. "Waah, ini lezat sekali!" Kata Max. "Aku tidak sabar untuk menyantapnya!" Kata Jacky. "Hehehe! Bagaimana dari penampilannya sekelas dengan yang ada di restoran mewah kan?" Tawa Lucy. "Kami berusaha keras membuat ini semua" kata Ipas. "Tolong dinikmati!" Kata Lina.

"Ehm, ini enak!" Kata Leo. "Benar, ini terasa seperti rasa yang baru!" Kata Hawk. "Ini bahkan lebih lezat dari yang sebelumnya" kata Ray. "Rasa ini, aku menyukainya" kata Sammy. "Heh, benarkah? Kalau begitu makan yang banyak Sammy!" Kata Volt. "Aku akan mencobanya walapun aku tidak bisa Volt" kata Sammy. "Setelah ini kita bisa bersantai sepuasnya" kata Leo. "Jangan terlalu bersantai, masih ada banyak yang harus kita lakukan" kata Ray. "Maksudmu pemiilihan jalan Ksatria, ah itu menyebalkan" kata Jacky. "Lalu, apa kalian telah memilih jalan masing masing?" Tanya Lucy. "Kurasa aku akan belajar menjadi Ksatria Tipe Sensor" kata Ipas. "Aku masih ragu ragu terhadap pilihanku sih…" kata  Lina. "Hey, Volt kau telah memilih jalan Ksatriamu?" Tanya Max. "Kurasa aku akan mengikuti jalan Ksatria Pedang. Aku akan menunjukkan kepada mereka semua dan Jenderal kemampuanku!" kata Volt dengan bangga. "Apa yang akan kau pilih Sammy?" Tanya Volt. "Aku…" kata Sammy. Sammy menutup matanya. "Sammy?" Tanya Volt. "Ehe, itu rahasia" kata Sammy. "Mau bagaimana lagi, apa yang kau pilih Hawk?" Tanya Volt. "Kurasa apa yang akan kakak pilih, aku juga akan ikut dengannya" kata Hawk. "Kenapa begitu?" Tanya Sammy. "Aku akan mengawasi kakak, agar tidak melakukan hal gegabah lagi" kata Hawk dengan tegas. Sammy menghela nafas. "Baik Baik!" Kata Sammy. "Aku akan mengambil jalan Ksatria Busur dan Panah" kata Lucy. "Kalau aku akan mengambil jalan kemampuan sihir, aku akan menunjukkan kepada mereka kalau aku itu sangat luar biasa" kata Leo. "Apa yang kau pilih Ray?" Tanya Jacky. "Aku akan mengambil jalan yang sama dengan Volt" kata Ray. "Aku akan masuk ke dalam jalan Ksatria Sheid" kata Max. "Kenapa kau masuk kesana Max?" Tanya Ipas. "Yah, karena ayahku adalah salah satu Ksatria Sheid. Jadi aku ingin mengikuti jalan dari ayahku. Selain itu ayahku tinggal di Order City, jadi saat kita pergi, kita tidak perlu memesan hotel, kalian bisa tinggal di rumah ayahku. Aku juga ingin segera mengabarkannya bahwa aku telah lulus setelah makan. Dulunya, ketika aku kecil, aku dan ayahku tinggal di Order City, tapi bahkan aku tidak bisa lagi mengingat bagaimana Order City di masa itu" kata Max. "Eh, aku tidak pernah tahu kau memiliki keluarga yang menjadi Ksatria" kata Lina. "Yah begitulah, aku diam diam ingin menjadi Ksatria Sheid untuk dapat bertarung bersama di sisi ayahku" kata Max. "Eh ternyata begitu ya, kau kelihatannya cukup dekat dengan ayahmu Max" kata Jacky. "Kelihatannya kau tetap menyayangi ayahmu meskipun dia tidak bersamamu" kata Hawk. "…" Sammy berbalik menatap ke arah Volt dan melihat wajahnya yang menjadi lesu ketika mereka membahas tentang ayah. "Volt…" kata Sammy di pikirannya. "Jadi apakah kita akan pergi dengan pesawat khusus kita?" Tanya Leo. "Ya, tentu saja" kata Ipas. "Selain itu, apakah perusahaan kita juga perlu dipindah?" Tanya Jacky. "Kurasa tidak perlu, tapi tentu saja barang barang berharga seperti mobil kita harus dipindahkan ke sana setelah beberapa saat kita tinggal disana" kata Hawk. "Selain itu, perusahaan kita dapat mengontrol hal hal yang perlu diperhatikan tanpa bantuan kita, hanya saja kita harus memberitahu Vio untuk mengontrolnya" kata Max. "Kita hanya perlu terus melihat apakah semuanya berjalan dengan baik, di bidang penghasilan dan lainnya" kata Lucy.

Saat malam hari…

Sammy berada di balkon lantai 4, memandang dari atas. Volt datang menghampirinya. "Masih belum tidur?" Tanya Volt. "Ya begitulah" kata Sammy berbalik melihat Volt ada di belakangnya. "Malam ini berkabut, tidak ada bintang" kata Sammy. "Anginnya juga cukup dingin" kata Volt. "Kurasa kita akan masuk saja" kata Sammy. "Tunggu" kata Volt. "Huh?" Tanya Sammy. Volt menatap Sammy. "Volt?" Panggil Sammy. Tangan Volt menyentuh wajah Sammy dan mendekatkan kepalanya ke kepala Sammy sehingga tidak ada jarak yang tersisa diantara kepala mereka sehingga wajah mereka berhadapan satu sama lain dengan jarak yang sangat dekat dimana 2 pasang mata mereka menatap satu sama lain. Sammy menatap mata biru Volt yang berkilau begitu juga Volt yang menatap mata merah Sammy yang indah. Sammy menyentuh lengan Volt. "V-Volt?" Tanya Sammy. "Hah! Bagaimana mungkin?" Kata Sammy melepaskan tangan Volt dari wajahnya dan menjauhkan kepala Volt. Wajah Sammy seketika menjadi merah padam. "B-bagaimana jika ada yang melihat kita Volt?" Tanya Sammy. "Huh Sammy? Aku tidak tau kau begitu pemalu" kata Volt. "Aah, T-tidak" kata Sammy. "Sammy, itu tidak jujur" kata Volt. "Aah…" wajah Sammy menjadi semakin memerah. "Ahaha! Maafkan aku jika aku kelewatan denganmu Sammy, tapi aku serius tadi" kata Volt dengan tertawa. "Ya, udaranya menjadi semakin dingin, kau harus masuk atau kau akan demam" kata Volt. "Hei Volt…" kata Sammy. "Ya?" Tanya Volt. "Apakah kau merasa sedih karena tidak pernah bertemu kembali dengan ayahmu…?" Tanya Sammy. "Huh? Kenapa kau bertanya seperti itu padaku?" Tanya Volt. "Karena… ketika saat kita makan, kita berbincang tentang ayah Max dan wajahmu terlihat lesu…" kata Sammy. "Ah itu…" kata Volt. "…" Volt terdiam. "Apakah kau merasa sedih…?" Tanya Sammy. Volt terdiam sesaat. "Tidak aku tidak sedih seperti yang kau pikirkan Sammy" kata Volt. "Huh?" "Ketika aku bertemu dengan keluargamu, aku merasa bahagia memiliki kalian semua disisiku. Meskipun ayah dan ibumu bukan orang tua kandungku, tapi aku tetap menganggap mereka seperti ayah dan ibuku sendiri" kata Volt dengan tersenyum. "Aku tidak akan mungkin bisa hidup sampai sekarang dan bersamamu jika orang tuamu tidak menemukanku" kata Volt. "Volt…" kata Sammy. "Jadi, jangan terlalu dipikirkan ya Sammy. Aku baik baik saja" kata Volt tersenyum lebar. "Volt…. Kau benar benar luar biasa…" kata Sammy. "Ehehehe! Yang penting saat ini aku selalu bahagia bersamamu bukan" kata Volt. "Ya…" kata Sammy. "Jadi jangan terlalu dipikirkan ya Sammy?" Kata Volt kembali menyentuh wajah Sammy dan mendekatkan wajahnya ke wajah Sammy. "Aaah…!" "Ehehehe! Maafkan aku jika berlebihan tapi aku benar benar bahagia bersamamu" kata Volt. "Kulihat…" kata Sammy. "Aku juga bahagia bersamamu" kata Sammy. "Baiklah, ayo kita masuk, kau akan masuk angin jika terus disini" kata Volt menggenggam tangan Sammy dan membawanya masuk. "Ya" kata Sammy.

"Perasaan mereka menjadi semakin kuat satu sama lain…. Akankah mereka menyadarinya…? Atau akankah kekejaman dan takdir memisahkan mereka dari bersama…?"

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang