Chapter 13 (Pray For Hope)

136 14 0
                                    

"Ayo kita segera pergi dengan mengendarai mobil maka itu akan lebih cepat!" Kata Leo. "Ya!" Kata mereka semua.

Mereka semua langsung memasuki lift ruang bawah mereka. Lift tersebut membawa mereka turun ke ruang bawah tanah mereka.

Disana terdapat banyak sekali mobil mobil mewah.

"Cukup kendarai 2 mobil saja supaya cepat!" Kata Leo. "Ya! Aku mengerti!" Jawab Max.

Leo, Ray, Volt, Hawk dan Lucy masuk di mobil yang sama. Sedangkan Max, Jacky, Ipas dan Lina masuk ke mobil lain.

"Baiklah ayo segera berangkat!" Kata Leo yang mengendarai mobil. "Mari jalan!" Kata Max mengendarai mobil.

Pintu diatas ruang bawah tanah terbuka dan di bawah mobil yang mereka kendarai terangkat naik.

Mereka langsung bergerak dengan cepat.

"Tunjukkan jalan menuju ke Rumah Sakit Stay Health!" Kata Ray. Layar di mobil menunjukkan jalan dan arah yang harus mereka lewati untuk sampai ke Rumah Sakit Stay Health.

"Mari kita naikkan sedikit kecepatan kita" kata Leo.

Mereka dengan cepat mengendarai mobil dan sampai ke Rumah Sakit Stay Health. "Ayo cepat teman teman!" Kata Volt.

Mereka berlari masuk ke dalam Rumah Sakit.

"Mari kita tanyakan orang yang bertugas disana" kata Lucy. "Kau benar, dia pasti akan mengetahuinya!" Kata Ipas. Mereka mendatangi pertugas tersebut.

"Apakah ada pasien yang bernama Sammy disini?" Tanya Hawk kepada petugas tersebut. "Sebentar aku akan mancarinya terlebih dahulu" kata petugas dan langsung memerika komputernya. "Maaf, tuan tidak ada pasien yang bernama Sammy di rumah sakit" kata petugas tersebut. "Apa?" Tanya Lina. "Itu tidak mungkin" kata Jacky. "Mungkin dia tidak tahu nama Sammy karena dia baru masuk kan" kata Max. "Kau benar" kata Ray. "Apakah ada pasien darurat yang baru saja masuk ke sini karena kecelakaan?" Tanya Volt. "Ah, kalau itu ada tuan. Saat ini pasien tersebut berada di dalam ruang ICU. Pasien tersebut memiliki luka yang sangat serius tuan, para dokter sedang berusaha untuk mengobatinya. Juga dia kehabisan banyak darah tuan…" kata petugas tersebut. "Katakan dia berada di ruang yang mana" kata Volt. "Maaf tuan, tapi anda tidak dapat masuk ke-" "Cepat katakan dia berada di mana dia berada!" Bentak Volt sembari memukul meja petugas tersebut. "A-ah…" "Volt tenangkan dirimu…" kata Lucy.  "Kita harus meyakinkannya untuk memberitahu kita" kata Ipas. "Cobalah untuk membuatnya memberitahu kita" kata Lina. "Tidak perlu! Cepat katakan di ruangan mana dia berada!" Bentak Leo. "Tolong cepat beritahu kami!" Kata Ray. "A-ah dia berada di ruang ICU yang berada di lantai 5. Kemudian akan ada sebuah ruangan yang bertuliskan ICU, disana adalah ruangannya tuan. Ruangannya terletak di sebelah kiri" kata petugas tersebut. "Ayo kita pergi semuanya" kata Max. "Ayo cepat!" Kata Jacky.

Mereka segera masuk ke lift dan menekan tombol ke lantai 5. Lift tersebut mengantarkan mereka ke lantai 5.

"Ayo cepat!"

Mereka tiba di depan ruang ICU, tapi disana beberapa dokter sedang sibuk satu sama lain. "Apa yang terjadi?" Tanya Volt. "Ayo kita masuk ke dalam…" kata Hawk yang ketakutan mencoba masuk ke dalam ruangan ICU. "Hentikan" kata seorang dokter. "Apa?" Tanya Max. "Kami harus segera melakukan operasi darurat dan kalian tidak boleh diizinkan untuk masuk ke dalam" kata dokter tersebut. "Apa?!
Kenapa kami tidak dapat masuk ke sana?!" Tanya Volt dengan nada marah. "Aku tidak dapat membiarkan orang asing masuk bahkan jika itu adalah keluarganya sendiri. Jadi siapa kalian?" Tanya dokter tersebut. "Kami adalah teman temannya" kata Leo. "Kami segera datang ke sini ketika Rumah Sakit menelepon bahwa ada kecelakaan yang terjadi padanya" kata Ray. "Jadi, biarkan aku masuk melihat kakakku…" kata Hawk. "Jadi kau adalah adiknya ya…. Kakakmu saat ini berada dalam kondisi darurat, jika dia tidak segera ditangani, dia bisa mati…. Seluruh bagian tubuhnya berada dalam kondisi kritis, jika kami tidak segera melakukan operasi, dia bisa saja mati" kata dokter tersebut. "Jadi, biarkan kami masuk ke dalam untuk melihat kondisinya!" Kata Volt. "Aku tidak bisa, kami akan segera memulai operasi darurat ini, jadi kalian tidak dapat masuk sama sekali" kata dokter tersebut. "Apa?! Sial…" kata Volt.

"Apa yang membuatmu begitu khawatir pada Sammy, Volt…?" Tanya Leo di pikirannya.

"Apakah dia dapat diselamatkan…?" Tanya Hawk. "Kami akan berusaha sebaik mungkin yang kami bisa untuk menolongnya" kata dokter tersebut. "Bagaimana jika kalian gagal? Bagaimana jika dia tidak dapat diselamatkan…" kata Volt. "…" "Aku akan mengejarmu dan tidak akan memaafkanmu…" kata Volt dengan air mata yang menetes di matanya. "Volt…" kata Lucy. "Tenanglah, Volt" kata Ipas. "Mari kita percayakan ini pada mereka" kata Lina.

"Jika kami telah berusaha sebaik yang kami bisa, dan dia masih tidak bisa diselamatkan…. Maka itu adalah takdir yang diberikan oleh dewa kepadanya…" kata dokter tersebut. "Tidak mungkin…" kata Volt. "Sammy, kenapa semuanya menjadi buruk seperti ini?" Tanya Ray mengigit giginya dan merasakan emosi antara marah dan sedih dan ada air mata di mata Ray. "Kenapa harus kau yang terkena masalah ini…" kata Leo dengan wajah sedih dan ada air mata yang menetes. "Kami berharap kau akan baik baik saja Sammy" kata Max menangis. "Kau akan kembali bersama kami sebagai saudara dan keluarga kan Sammy…" kata Jacky dengan nada sedih. "Kakak, aku percaya kau dapat kembali bersama kami semua…" kata Hawk menangis. "Sammy, jangan tinggalkan kami!" Kata Ipas menangis. "Kau tidak bisa meninggalkan kami!" Kata Lina yang juga menangis. "Kau mampu menghadapinya Sammy, berusahalah!" Kata Lucy menangis. "Sammy, aku percaya padamu…. Kau tidak akan meninggalkan kami bukan…. Kau tidak akan meninggalkan aku bukan…. Kita akan terus bersama bukan apapun yang akan terjadi…. Sammy!" Kata Volt terjatuh dalam posisi berlutut.

Dokter turun dan memegang bahu Volt.

"Di sekitar rumah sakit ini terdapat sebuah kuil"
kata Dokter. "Ada dari pasien pasien yang terluka parah disini dan hampir tidak bisa ditolong lagi, keluarga mereka datang ke kuil dan berdoa memohon kepada sang Buddha untuk menyelamatkan mereka" kata dokter. "Pergilah ke sana, kau mungkin akan menemukan harapan ketika berada di sana" kata dokter. "Kuil…" kata Volt. "Kami bertiga akan pergi kesana dan berdoa, memohon pertolongannya" kata Lucy. "Kami akan pergi ke kuil tersebut untuk mendoakan Sammy" kata Ipas. "Kalian tetaplah disini, biar kami yang pergi saja" kata Lina. "Kami mengerti" kata Leo. "Pergilah…" kata Ray. "Doakan Sammy yang terbaik ya…" kata Max. "Kami akan menunggu disini dan mendengarkan hasilnya…" kata Jacky. "Kumohon doakan yang terbaik untuk kakak…" kata Hawk yang masih menangis. "Kami berharap pada kalian bertiga…" kata Volt. "Serahkan saja pada kami!" Kata Lucy, Ipas dan Lina.

Mereka bertiga langsung berlari masuk ke Lift.

"Mari lakukan yang terbaik, teman!" Kata Lucy. "Ya, untuk Sammy!" Kata Ipas. "Untuk keluarga kita!" Kata Lina.

"Apakah Sammy akan terselamatkan…? Apakah cinta dan kasih sayang keluarganya menolongnya…?"

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang