Chapter 21 (An Information About The Exam)

158 13 2
                                    

Next, mungkin saya akan merilis beberapa chapter sekaligus.

Volt keluar dari ruangan lalu diikuti oleh yang lainnya. Saat keluar, Volt bertemu dengan seorang anak kecil. "Uhm, permisi...?" Tanya anak tersebut. "Ada apa?" Tanya Volt. "Aku mendengar bahwa kakak yang melindungiku dirawat di rumah sakit ini..." kata anak tersebut. "Jadi?" Tanya Volt. "Barang barangnya terjatuh ketika dia melindungiku, aku datang untuk mengembalikan barang barangnya..." kata anak tersebut menyerahkan sebuah kantong tas. "Baik, baik aku mengerti" kata Volt. "Apakah kondisinya sudah membaik...?" Tanya anak tersebut. Volt terdiam sejenak. "Ya, dia sudah membaik tapi masih perlu dirawat" jawab Volt dengan nada bosan. "Baguslah, aku benar benar sangat berterimakasih kepada kakak, dia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkanku.... Jika tidak ada dia, aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi..." kata anak tersebut. "Hm hm..." Volt hanya mendengarnya dengan bosan dan jengkel. "Jadi, aku membawakan sebuah hadiah untuknya karena telah menyelamatkanku" kata anak tersebut menyerahkan sebuah benda yang dibungkus dengan indah. "Hm, baiklah, aku akan menyerahkannya nanti" kata Volt. "Terima kasih banyak kakak, aku pulang dulu..." kata anak tersebut kemudian bergerak pergi. "Cih... kenapa harus aku yang menyerahkan ini kepadanya... menjengkelkan sekali..." kata Volt.

Volt kemudian pulang ke rumah dan langsung melemparkan barang Sammy dan hadiahnya di tempat tidur Sammy dan turun ke lantai 1.

Tidak lama kemudian, teman teman mereka kembali ke rumah.

"Oh? Kalian pulang? Kupikir kalian akan tetap berada di sana" kata Volt. "Volt..." panggil Ray. "Apa?" Tanya Volt. "Kau tadi terlalu berlebihan padanya..." kata Ray. "Apa? Kenapa kau peduli sekali dengannya?" Tanya Volt. "Dia masih berada dalam kondisi yang belum pulih sempurna Volt" kata Max. "Dia akan terus memikirkan apa yang kau katakan kepadanya" kata Jacky. "Itu akan memperburuk kesehatannya Volt..." kata Lucy. "Kau ini selalu berkata sebelum kau berpikir" kata Ipas. "Dia pasti merasa serba salah dengan apa yang kau katakan Volt..." kata Lina. "Lalu kenapa? Dan apa pendapatmu Hawk?" Tanya Volt. "Aku... aku tidak tahu..." kata Hawk. "Sialan..." kata Leo mengangkat kerah baju Volt. "Apa yang kau lakukan?" Tanya Volt. "Kau benar benar menyebalkan..." kata Leo. "Awalnya kupikir kau terlihat khawatir akan Sammy... tapi sekarang kau malah membentaknya seperti seorang budak.... Apa kau tahu apa yang kau lakukan?!" Tanya Leo. "Apa maksudmu? Tentu saja aku khawatir, tapi kemudian aku berpikir itu juga adalah salahnya dia maju ke tengah jalanan dengan bodoh seperti itu!" Kata Volt. "Lalu, apakah kau harus membentaknya dan memarahinya?" Tanya Leo. "Mau bagaimana lagi, dia tidak pernah mengerti perasaan kita" kata Volt. Leo melepaskan kerah Volt. "Terserah padamu saja" jawab Leo singkat.

"Yah, setidaknya aku dapat dengan tenang bermain dengan phoneku..." kata Volt.

Di rumah sakit...

Sammy terus kepikiran dengan apa yang dikatakan Volt. "Kurasa kau benar..." kata Sammy. "Aku memang bodoh seperti yang kau katakan..." kata Sammy. "Tapi, apa yang harus aku lakukan sekarang..." tanya Sammy.

Keesokan harinya...

Teman teman Sammy datang mengunjungi Sammy kecuali Volt.

"Kakak, mungkin mulai besok kami tidak akan bisa datang..." kata Hawk. "Aku mengerti, kalian harus berlatih untuk ujian di tahap berikutnya..." kata Sammy. "Hei hei, kau tidak marah kan?" Tanya Leo. "Tidak, aku baik baik saja..." kata Sammy dengan nada yang rendah. "Jika saja kau lebih cepat pulih..." kata Ray. "Aku tidak apa apa dengan itu..." kata Sammy. "Yah, jangan terlalu dipikirkan kata kata Volt yang kemarin..." kata Max. "Dia itu sedikit terlalu melebih lebihkannya..." kata Jacky. "..." "Volt yang bodoh itu" kata Lucy. "Dia itu selalu mengatakan apapun tanpa mencernanya terlebih dahulu" kata Ipas. "Tapi, kurasa dia tidak akan marah untuk waktu yang lama mengingat sifatnya..." kata Lina. Sammy menghela nafas pelan. "Aku mengerti..." kata Sammy. "Kalian bisa pergi berlatih sekarang jika kalian mau. Aku tidak masalah dengan hal itu" kata Sammy. "Tapi, kakak, kau sendirian disini?" Tanya Hawk. "Aku tidak apa apa dengan itu" kata Sammy. "Baiklah... jika kakak berkata begitu..." kata Hawk. "Kami pergi dulu Sammy" kata Lucy. "Cepat sembuh" kata Ipas. "Beristirahatlah" kata Lina. "Kami akan datang jika punya waktu" kata Max. "Kita akan memiliki waktu kita kembali bersama dengan semuanya ketika kau pulih" kata Jacky. "Kami pergi" kata Ray. "Jangan terlalu dipikirkan" kata Leo. "Aku pergi dulu kakak" kata Hawk. "Ya, bersemangatlah" kata Sammy. Mereka semua keluar dari ruangan Samny.

Di lapangan sekolah...

Volt telah menunggu cukup lama disana. "Kenapa kalian lama sekali, aku sudah bosan menunggu kalian" kata Volt. "Kami pergi mengunjungi Sammy" kata Leo. "Baiklah, mari kita mulai saja latihannya" kata Volt.

"Kau akan melawanku, Volt..." kata Leo. "Hmph, siapa takut?" Kata Volt. "Karena jumlah jika menjadi ganjil karena Sammy tidak ada disini, kalian bertiga saling bertarung satu sana lain" kata Leo menunjuk Lucy, Ipas dan Lina. "Lalu kalian berempat, terserah kalian mau melawan siapa" kata Leo.

Mereka memulai untuk berlatih satu sama lain untuk waktu yang cukup lama sampai Komandan Chen datang mengunjungi mereka.

"Masih berlatih anak muda?" Tanya Komandan Chen. "Ya begitulah" kata Volt. "K-kenapa anda sering mengunjungi Blue City? Bukankah anda punya banyak tugas di Order Empire?" Tanya Volt. "Memang, tapi menurutku aku lebih tertarik mengunjungi Blue City dibandingkan kota lainnya" kata Chen. "Kelihatannya kalian berlatih dengan keras. Baguslah itu akan berguna ketika kalian menjadi Ksatria, kalian akan lebih ahli dibandingkan Ksatria yang baru" kata Chen. "Ujian kelulusan akan dilakukan 6 hari lagi, jadi kami telah berlatih untuk berhasil menjadi Ksatria" kata Leo. "Hahaha! Bagus sekali" kata Komandan Chen. "Ngomong ngomong kelihatannya kalian kekurangan 1 orang" kata Komandan Chen. "Ah, itu, teman kami Sammy" kata Lucy. "Saat ini dia sedang dirawat di rumah sakit..." kata Ipas. "Kenapa?" Tanya Komandan Chen. "Dia kecelakaan saat melindungi seorang anak yang hampir ditabrak oleh mobil" kata Lina. "Benarkah, aku harap dia segera pulih" kata Komandan Chen. "Apakah itu berarti dia tidak dapat mengikuti ujian tahap kedua?" Tanya Komandan Chen. "Kurasa, karena dokter bilang kakak harus dirawat 2 minggu atau lebih" kata Hawk. Komandan Chen menghela nafas. "Kurasa dia harus menunggu sampai semester berikutnya..." kata Komandan Chen. "Dia tidak memiliki pilihan lain" kata Ray. "Aku merasa kasihan padanya" kata Max. "Aku juga, jika kita semua berhasil menjadi Ksatria, hanya tersisa dia yang masih belum..." kata Jacky. "..."

"Baiklah, silahkan lanjutkan latihan kalian" kata Komandan Chen. "Apakah kalian ingat hal terakhir yang kusampaikan?" Tanya Komandan Chen. "Tentang pertemanan?" Tanya Volt. "Ya, kau mampu melalui rintangan sesulit apapun dengan pertemanan, kau memiliki semua aspek kerja sama dan kekompakan" kata Komandan Chen. "Disaat ujian nanti, itu semua tergantung di dalam pertemanan, dan aku yakin kalian mampu melewatinya" kata Komandan Chen. "Apa maksudnya ya?" Tanya Volt. "Kurasa kita akan bekerja sebagai tim?" Tanya Leo. "Itu akan mempermudah kita bukan" kata Ray. "Kurasa ujian kali ini akan ada banyak yang lulus jika ujiannya seperti ini" kata Hawk. "Ya, tapi rintangannya pasti akan sulit..." kata Max. "Ayolah, kita pasti bisa!" Kata Jacky. "Jacky benar, kita pasti bisa lulus bersama" kata Lucy. "Lalu, menjadi Ksatria yang kita impikan" kata Ipas. "Kita akan menjadi Ksatria yang kuat bersama!" Kata Lina.


"Apakah Sammy akan tertinggal dibelakang teman temannya...?"

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang