Chapter 81 (Mask)

83 11 18
                                    

Sammy sedang berada di ruangan Ray. Sammy duduk di lantai menatap semua bagian wajah Ray yang dibalut termasuk matanya.

Sammy memegang tangan Ray dan mulai menangis. "Maafkan aku... Maafkan aku... Ini semua karena aku... " Kata Sammy. "Karena aku... Kau harus menderita seperti ini... " Kata Sammy. Terlihat tangan Ray bereaksi dan sedikit mengengam tangan Sammy dengan sangat pelan (artinya kesadaran Ray tetap ada).

Beberapa saat kemudian, ketika Sammy keluar dari ruangan Ray, Chen bertemu dengannya.

"Ah Sammy, kebetulan sekali" Kata Chen. "Aku ingin bicara denganmu sebentar" Kata Chen. Sammy mengangguk pelan dan mengikuti Chen.

"Aku sudah memutuskannya" Kata Chen. "Mulai hari ini, kau akan kupekerjakan di Rumah Sakit Heric" Kata Chen. "Rumah Sakit?" Tanya Sammy. "Ya, kau akan bekerja di sana dan mengobati pasien pasien yang sakit dan membutuhkan kemampuan penyembuhan. Karena kau telah menguasai kemampuan Heal dan Protectionmu" Kata Chen. "Aku akan bekerja di Rumah Sakit ya... " Kata Sammy. "Ada apa? Apakah ada masalah?" Tanya Chen. "Tidak, tidak apa apa. Aku akan menjalankannya" Kata Sammy. "Ini juga bisa menjadi pelajaran bagimu untuk mendapatkan pengalaman dari menyembuhkan pasien pasien di rumah sakit" Kata Chen. "Aku mengerti" Kata Sammy. "Baiklah, ayo pergi sekarang" Kata Chen. Sammy mengangguk dan pergi bersama Chen.

Di sisi lain...

Leo sedang bersandar di sebuah dinding dan dia mendengar semua pembicaraan Sammy dan Chen.

Di Rumah Sakit Heric...

Chen dan Sammy masuk ke dalam Rumah Sakit Heric. "Ah, Komandan Chen" Panggil salah satu Heric yang bertugas mengurus berkas dan informasi. "Ada apa anda kemari?" Tanya Heric tersebut. "Bisakah kau memanggil semua Heric untuk kemari" Kata Chen. "Ah, aku mengerti" Kata Heric.

Heric tersebut langsung bergegas untuk memanggil para Heric lainnya.

Ketika para Heric sudah berkumpul, mereka memberikan hormat kepada Chen.

"Aku datang karena aku ingin memasukkan satu Ksatria Heric untuk bekerja di Rumah Sakit ini" Kata Chen. "Begitu ya, apakah anak muda berambut merah ini yang anda maksud?" Tanya Heric tersebut. "Ya, dia yang akan bekerja mulai hari ini" Kata Chen. "Perkenalkan, namaku Sammy, mohon bantuannya" Kata Sammy. "Sammy ya, selamat datang di Rumah Sakit Heric" Kata Heric tersebut menyapa Sammy. "Kau bisa bekerja mulai hari ini disini... Sammy" Kata Chen. "Aku mengerti, Komandan" Kata Sammy. "Kemarilah, aku akan mengajarimu bagaimana menangani pasien, kau sudah bisa melakukan Heal kan?" Tanya Heric lainnya. "Ya" Kata Sammy. "Bagus" Kata Heric tersebut. "Kurasa ini akan berjalan dengan lancar... " Pikir Chen.

Para Heric Heric yang bekerja di rumah sakit kebanyakan wanita dan hanya ada beberapa pria saja.

Sementara itu di perpustakaan kerajaan...

Leo sedang duduk termenung dengan kepalanya yang bersandar di tangannya yang dia luruskan di meja.

"Sammy... Dia sudah bekerja di rumah sakit ya... Dengan siapa lagi aku harus berlatih jika tidak dengannya... " Pikir Leo.

"Hei, kenapa kau malah tidur?" Tanya Mia. "Aku tidak tidur" Kata Leo. "Lalu kenapa? Kau tidak melanjutkan latihanmu seperti biasanya" Kata Mia. "Berikan aku waktu sebentar, aku ingin menenangkan pikiranku sejenak... " Kata Leo. "Tidak kusangka semua hal ini terjadi begitu cepat... " Pikir Leo.

Seminggu kemudian...

Di ruangan Ray...

Tubuh Ray telah pulih total dan saat ini Ray sedang duduk di tempat tidurnya. Tapi semua bagian wajahnya yang dibalut termasuk matanya belum dibuka. "Tubuhmu sudah pulih ya" Kata Chen. "Maafkan aku, tapi wajahmu... Kami tidak bisa menyembuhkan luka wajahmu karena serangan Kiro.... Kami telah mencoba semampu kami tapi tetap tidak berhasil" Kata Chen.

"... "

Melihat Ray yang hanya terdiam tanpa menjawabnya, Chen mengeluarkan sebuah topeng hitam. "Mulai hari ini, kau bisa memilih untuk menutupi wajahmu dengan topeng yang kuletakkan di meja. Aku akan pergi, supaya kau bisa mengambil waktumu untuk melepas balutan di wajahmu dan mengenakan topengmu" Kata Chen keluar dari ruangan Ray.

Chen berjalan menjauh dari ruangan Ray, tetapi berhenti dan menatap sejenak ke ruangan tersebut kemudian berjalan pergi.

Ray mengetahui bahwa Chen sudah pergi. Ray terdiam dan duduk di tempat tidurnya sejenak lalu dia berdiri.

Dia melepaskan balutan di wajahnya (wajah tampannya masih tetap sama meski ada luka pedang yang diakibatkan Kiro).

Ray langsung melepaskan pakaiannya dan terlihatlah perutnya yang Sixpack. Ray membuka lemarinya dan mengeluarkan sebuah sebuah kaos putih biasa dan kaos hitam berlengan panjang dan sebuah celana hitam panjang. Ray mengenakan kaos putihnya terlebih dahulu lalu mengenakan kaos hitam berlengan panjangnya yang menutupi seluruh kaus putihnya dan mengenakan celana hitam panjangnya.

Ray mengambil topeng yang diberikan Chen di meja dan kemudian mengenakannya. Ray menatap ke arah pedangnya yang berwarna hitam dan ada sedikit bagian putihnya. Ray mengambil pedangnya dan langsung keluar dari ruangannya. (Ray terlihat keren saat mengenakannya, dengan pakaiannya yang hitam, topengnya yang hitam dan rambutnya yang hitam, dia bagaikan seorang penjahat yang berjalan didalam kegelapan).

Ray berjalan di koridor kerajaan dan beberapa Ksatria yang lewat melihatnya.

"Kenapa dia menggunakan topeng?" Bisik salah satu Ksatria yang lewat. "Mana kutahu" Jawab Ksatria yang lain. "Kecilkan suaramu! Dia bisa saja mendengar kita!" Kata Ksatria yang bertanya.

Ray berjalan keluar dari kerajaan dan berjalan pergi ke dekat Colosseum.

Di dekat Colosseum...

Ray tiba di dekat Colosseum dan telah melihat Volt. Volt dia sedang berlatih dengan dirinya sendiri tanpa menggunakan pedang, belajar bagaimana untuk menyerang musuh dan menghindari serangan musuh. Ray melihat Volt yang berlatih itu. Ray berjalan ke arah Volt dan mendekatinya.

Volt yang sedang berlatih merasa bahwa ada yang datang. Volt berbalik dan melihat seseorang berambut hitam, bertopeng hitam dan berpakaian hitam berjalan mendekatinya. Volt berpikir siapa itu.

Ray tiba di depan Volt. "Maaf membiarkanmu berlatih sendirian disini begitu lama" Kata Ray.

"R-Ray?" Volt langsung menyadarinya mendengar suaranya. "K-kau telah pulih...?" Tanya Volt. "Ya, sebab itulah aku kemari untuk berlatih bersamamu" Kata Ray.

"!"

Volt terkejut mendengarnya. Tetapi, wajahnya menjadi murung. "Tapi, Topeng itu... " Kata Volt.

"... "

Volt menundukkan kepalanya dan wajahnya sangat murung. Air mata keluar dari mata Volt. "Maafkan aku... Ini semua salahku! Karena aku, kau menjadi seperti ini!" Kata Volt menangis. "Karena aku menyerang orang itu dengan gegabah, aku yang seharusnya menerimanya... Tapi kau mengorbankan dirimu sendiri untuk melindungiku!" Kata Volt menangis. "Maafkan aku.... Ma-" Ray langsung memeluk Volt dengan erat. "Cukup... Jangan berkata lagi... " Kata Ray yang memeluk Volt dengan erat. "Tapi Ray... Wajahmu... " Kata Volt. "Aku melindungimu karena keinginanku sendiri, aku tidak mau membiarkan saudaraku terluka... " Kata Ray. "R-Ray... " Kata Volt menangis dan memeluk Ray juga. Ray mengelus badan Volt dengan lembut.

Setelah beberapa saat, emosional Volt mulai membaik.

"Kau baik baik saja?" Tanya Ray. "Ya, aku sudah lebih baik sekarang" Kata Volt. "Baiklah, kalau begitu" Kata Ray memanggil pedangnya. Sebuah aura hitam muncul di tangannya dan berubah menjadi pedang. "Kau siap?" Tanya Ray. "Ya!" Kata Volt mengangguk dengan senyuman semangat.

Volt juga memanggil pedangnya, muncul cahaya putih dan biru di tangannya dan berubah menjadi pedang Volt.

Mereka memulai pelatihan mereka kembali.



















"Guys, di chapter 53 dan 54 ada sedikit perubahan nama Lord of Order ya🗿"

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang