Chapter 111 (Farewell...)

220 11 76
                                    

Kondisi menunjukkan bahwa sudah malam hari.

Ray mengangkat Volt kembali ke kerajaan.

Ray masuk ke ruangan Volt dan meletakkan Volt dengan perlahan ke tempat tidurnya.

Ray menatap Volt yang tertidur karena kelelahan.

"Beristirahatlah Volt... " Kata Ray mengelus kepala Volt. "Aku akan pergi sekarang... " Kata Ray. "Tapi sebelum itu... " Kata Ray. Ray melepaskan topengnya, dan terlihatlah wajah Ray yang sangat tampan. Ray mengangkat kepala Volt dan mencium kening Volt. "Selamat malam, adikku... " Kata Ray. Ray tersenyum pada Volt. "Kau tidak akan bisa melihat wajahku karena kau sudah tertidur, Volt" Kata Ray tersenyum. Ray mengenakan topengnya kembali. Ray menutupi tubuh Volt dengan selimutnya. Kemudian Ray menatap ke dinding. Dinding tersebut ditempel 4 kertas yang memiliki wajah Volt, Ray, Leo, dan Sammy. Ray mendekat dan melihat gambarnya. Ray kemudian mengingat hari dimana mereka menjadi satu tim dan mengambar wajah mereka di sebuah kertas kemudian menempelkannya di dinding ruangan Volt. Ray melihat gambar gambar tersebut. Kemudian Ray keluar meninggalkan ruangan Volt.

"Sampai jumpa kembali... Jika takdir menyatukan kita kembali... " Kata Ray.

Ray segera keluar dari kerajaan dan berjalan keluar dari Order City.

Di depan Order City...

Ray berjalan keluar dari Order City dan menunggu sesaat.

Tidak lama kemudian, Leo dan Sammy datang kepada Ray.

"Maaf membuatmu lama menunggu" Kata Leo. "Tidak apa apa, aku baru saja tiba disini juga" Kata Ray. "Ah, kau tidak membawa apa apa?" Tanya Sammy. "Benar juga, kau tidak membawa pakaianmu dan yang lainnya?" Tanya Leo. "Tidak?" Tanya Ray. "Phone?" Tanya Leo. "Tidak" Kata Ray. "Lalu apa yang kau bawa?!" Tanya Leo. "Aku tidak perlu membawanya" Kata Ray. Leo menghela nafas. "Baiklah ini... " Kata Leo memberikan Ray sebuah kartu kredit berwarna hitam. "Kartu kredit itu secara otomatis akan tetap terisi setiap bulannya, simpan itu, kau akan membutuhkannya" Kata Leo. "Kau bisa membeli barang yang kau butuhkan di perjalanan nanti atau apa" Kata Leo. "Aku mengerti, terima kasih" Kata Ray. "Dan juga... " Kata Sammy. Sammy memberikan sesuatu yang dibungkus dengan kain berwarna putih. "Ini untuk bekal di perjalananmu nanti, dimakan ya" Kata Sammy. "Aku mengerti, terima kasih banyak kalian berdua" Kata Ray. Leo dan Sammy mengangguk. "Akankah kami melihatmu lagi...?" Tanya Leo. "Ya, suatu hari... Suatu hari kita akan bersama lagi seperti hari hari sebelumnya... " Kata Ray. "Aku berharap begitu... " Kata Sammy. "Dan juga" Kata Ray. "Jaga Volt dengan baik" Kata Ray. "Volt?" Tanya Sammy. "Ya, dia... Bantu dia ketika dia mengalami kesulitan" Kata Ray. "Tentu saja! Kami pasti akan menjaganya!" Kata Leo. Ray mengangguk. "Dan satu lagi" Kata Ray. "Kalian berdua awasi diri Volt" Kata Ray. "Aku merasakan... Aku merasakan ada kekuatan jahat yang berusaha mengendalikannya... Ketika dia tiba tiba kehilangan kendali, segera cegah dia. Aku takut kekuatan jahat akan mengendalikannya, tapi aku masih belum tahu, bagaimana dia bisa memilikinya... " Kata Ray. "Kami mengerti" Kata Sammy. "Kami akan mengawasinya" Kata Sammy. "Aku senang mendengarnya" Kata Ray. "Kulihat... Ini sudah waktunya bagiku untuk pergi... " Kata Ray. "Sampai jumpa Leo... Sammy... " Kata Ray. "Biarkan takdir dan bintang bintang mempertemukan kita kembali... " Kata Ray. Seketika Ray langsung berubah menjadi bayangan dan menghilang.

"Sampai jumpa Ray... "

Pagi harinya...

Volt dengan perlahan membuka matanya dan tiba tiba dia terkejut melihat ternyata sudah pagi.

"Apa?! Ini sudah pagi?!" Tanya Volt segera keluar dari ruangannya.

Volt berlari keluar dan bahkan langsung membuka ruangan Ray. Volt tidak melihat Ray dimana mana.

"Apa?! Dia sudah pergi?!" Tanya Volt.

"Volt?"

Leo dan Sammy pas pasan melihat Volt memasuki ruangan.

"Selamat pagi Vol-"

"Kalian! Apakah kalian melihat Ray?! Apakah dia sudah pergi?!" Tanya Volt.

"Eh?" Leo dan Sammy saling menatap bingung.

"Eeh, Ray? Bukankah tadi malam dia sudah pergi berangkat...?" Kata Leo. "Apa?!" Tanya Volt. "Kenapa Volt?" Tanya Sammy. "Menyebalkan! Dia bahkan tidak mengucapkan sampai jumpa padaku?! Sialan!" Kata Volt memukul kepalanya berkali kali ke dinding.

Leo dan Sammy menatap Volt dan saling bingung satu sama lain.

"Dia tidak mengucapkan sampai jumpa kepadaku... Menyebalkan... " Kata Volt. "Ah, kurasa dia pasti mengatakannya padamu, hanya saja kau masih tertidur, dan dia tidak ingin membuatmu terbangun" Kata Leo. "Karena kemarin bukankah kau berlatih dengannya?" Tanya Sammy. "Iya, tapi... " Kata Volt. Volt memegang keningnya. Dan dia merasakan sesuatu. "Uh?" Tanya Volt. "Aku merasakan sesuatu... " Kata Volt. "Sudahlah, kau sebaiknya segera bersiap!" Kata Leo. "Sebentar lagi akan segera dimulai" Kata Sammy. "Dimulai? Dimulai apa?" Tanya Volt. "Kau benar benar lupa atau tidak tahu... Atau mungkin kau bodoh?" Tanya Leo. "Apa maksudmu? Leo babi!" Kata Volt. "Seharusnya aku yang bertanya kepadamu! Kepala Udang!" Kata Leo. "Sudahlah, jangan berkelahi lagi" Kata Sammy. "Sebentar lagi Trials of Superiority Arow akan dimulai, kau harus segera bersiap dan kita akan pergi menemui Lucy dan yang lainnya di Colosseum" Kata Sammy. "Oh iya! Benar juga! Hari ini adalah Trials of Superiority Arow yang berarti Lucy akan bertarung" Kata Volt. "Aku akan bersiap" Kata Volt. "Hei" Panggil Volt.

"?"

"Kalian mau 'bersiap' bersamaku?" Tanya Volt dengan suara menggoda.

"!"

"!"

"Ah, baiklah kalau kau mau~ aku akan dengan senang hati 'bermain' bersamamu~" Kata Leo. "Kemarilah~" Kata Volt. "Kau mau Sammy~~" Tanya Volt dengan suara menggoda.

Sammy memegang kepalanya melihat tingkah laku Volt dan Leo.

"Sudahlah, Volt kau tidak perlu bersiap lagi" Kata Sammy. Sammy mengarahkan Staffnya ke arah Volt. Kekuatan Sammy membersihkan tubuh Volt.

"Mungkin lain kali" Kata Leo. "Baiklah! Ayo pergi!" Kata Leo.



















Saya akan membahas sedikit tentang Naoto.

Naoto dewa perang yang paling bijaksana di Surga, adalah putra kesayangan dari ayahnya, Zichael, penguasa surga yang agung, raja dari para dewa, Supreme Emperor yang menguasai Surga. Zichael menganggap kehadiran dan kata kata Naoto lebih penting daripada siapapun. Naturalnya, ini menyebabkan terlahirnya berbagai rival antara Naoto dan beberapa dewa lainnya seperti Ryan, dewa perang yang kejam.

Ketika Zichael, dengan beberapa alasan yang tidak diketahui, memutuskan untuk meninggalkan manusia dan menjadi penguasa surga tertinggi, dia memilih seseorang yang akan menjadi penerus penguasa bumi. Bagaimanapun juga, bukan satupun saudara dari Zichael, Touma, Vin, Lonia, Xavier, bahkan para dewa sendiripun yang memiliki umur yang cukup, tetapi Naoto yang masih muda.

Sekarang, dengan kemanusiaan diberikan kepadanya, Naoto menjadi dewa bumi yang melindungi umat manusia dan telah menghadapi semua yang mau mengklaim itu untuk diri mereka sendiri dan mengakhiri semuanya. Naoto adalah dewa harapan, yang bertarung bersama dengan Ksatrianya dalam nama Cinta dan Keadilan.

Miniforce: The Great WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang